7-telat

7.1K 370 3
                                    

Annovra berdiri di depan tembok yang sudah ia taruh tangga, dia menaiki tangga itu, lalu melompat ke bawah.

"Keren bet gue" Gumam nya bangga.

"Iya keren, sangking kerennya lo. sampai gue harus ketemu sama cewe pembuat onar" ucap sang ketos, tiba-tiba berada di depannya.

Annovra terjengkang mendengar suara itu, apa katanya? Pembuat onar? When?.

Annovra mendekati algara, yups laki-laki itu adalah algara, lalu menatap tajam algara dengan Mata melotot.

"Lucu" batin algara, dia menggeleng kan kepalanya, menatap tajam ke arah Annovra, mereka sekarang malah main tatap-tatapan.

Jantung algara berdetak kencang, dia takut jika Annovra akan mendengar jantungnya itu.

Ini tidak baik untuk jantung algara!.

"Gue sumpahin Lo cinta mati sama gue" ucap Annovra pelan, dengan menyeringai.

Tidak ada hujan, tidak angin, tiba-tiba suara petir terdengar.

Duarrr

Dung-tananananananannanana~
Dung-tananananananannanana~
Dung-tananananananannanana~

Haaa~
Haaa~
Haaa~

"Dijabah keknya ni" batin Annovra pergi dari sana, meninggalkan algara yang mematung.

"Sial, jantung gue" dia begumam, memegang dadanya yang berdetak kencang dari tadi.

____________

Annovra memasuki kelas. "Permisi, maaf saya twrlambat buk" Annovra mencoba sesopan mungkin.

"Kamu, kenapa kamu terlambat?" Tanya guru itu dengan wajah garang.

"Itu buk, tadi di jalan macet" Annovra tidak berbohong, saat di perjalanan tadi, memang ada masalah kemacetan.

"Karena kamu sudah terlambat, ibuk hukum kamu--"

"Hukum dia nyuci seluruh wc buk" ujar seorang gadis yang kemarin mengajak Annovra duel.

Kenapa dengan gadis ini? Seperti ada dendam saja dengan Annovra.

Annovra merasakan perasaan yang aneh saat menatap wajah gadis itu, perasaan marah, benci dan iri.

Dia bingung dari mana perasaan ini datang.

"Kamu Sely, diam! Jangan potong ucapan saya!" Bentak guru itu, membuat Sely membungkam mulutnya.

Annovra mengepalkan tinjunya, amarahnya berkobar-kobar menatap wajah Sely, ingin rasanya ia meninju wajah itu.

"Annovra, sekarang kamu sapu halam belakang sekolah, sampai bersih!" Annovra bersorak di dalam hati.

Itu adalah tempat favorit nya, "baik buk" dia meletakkan tasnya di atas meja, laki-laki yang duduk di sebelahnya meliriknya sebentar.

Namun Annovra tak peduli, dia langsung pergi ke luar, menuju taman belakang, saat sudah sampai

Tak segan-segan ia memanjat pohon mangga yang besar dan kokoh itu, seperti monyet lepas.

"Surga dunia ini namanya" ucap Annovra memetik buah mangga yang sudah menguning.

____________

"Bu, bakso sama es teh nya dong satu" Annovra mengeluarkan selembar uang berwarna biru, lalu meletakkan nya di atas meja.

"Siapp, nanti saya antar" ucapnya yang di angguki Annovra.

Kantin begitu ramai, semua tatapan memandang ke arahnya, dia biasa-biasa saja, malas ingin mengurusi

Mungkin saja mereka ingin menatap bidadari yang sedang mencari tempat duduk ini.

Hanya ada satu kursi tersisa, dan itu tepat seorang laki-laki duduk, tanpa berfikir panjang, Annovra kesana.

"Gue numpang duduk, gada tempat duduk lagi" laki-laki itu menatap datar ke arahnya.

Dan ternyata itu adalah teman sebangku Annovra. kenapa dia di kelilingi dengan orang-orang yang berwajah datar? Namun sialnya tampan?.

"Siapa nama Lo?" Tanya Annovra.

"Heliz" jawab heliz, singkat.

"Oh" Annovra berOhria, dan di saat itulah pesanan nya tiba.

"Wahh makasi ya bu"

"Iya sama-sama"

Menatap lapar ke arah bakso, tanpa berfikir panjang, Annovra langsung menyendok kuah.

"Aww aduh panas" Annovra mengipas bibirnya yang terkena kuah bakso, karena kelaparan dia jadi lupa jika itu masih panas dan berasap.

Heliz yang mendengar itu, langsung menangkup wajah Annovra, dan mengelus pelan bibir Annovra dengan ibu jarinya.

Suasana kantin jadi mencengkam, dengan bodohnya Annovra hanya terdiam.

Menatap wajah serius heliz.

Heliz menatap ke arah bibir Annovra yang sedikit melepuh, lalu dia perlahan mendekat kan bibirnya ke bibir indah itu.

Semua murid menahan nafas mereka, suasana menjadi panas.

Annovra memejamkan mata nya, saat bibir mereka hanya berjarak beberapa centi, heliz meniup bibir Annovra.

Hayo mikirin apa🌚.

"Ceroboh" gumam heliz, langsung melepaskan tangannya dari wajah Annovra.

Gadis itu melongo, sedangkan heliz hanya diam, seolah tak terjadi apa-apa.

Rasanya Annovra seperti di permainkan, sialan!.

"Bodo amat, persetan" kesalnya tak peduli, kembali menyantap bakso, tak lupa ia meniup dulu, agar tidak terjadi adegan mencengkam part 2, mungkin.

___________

Ada-ada saja pikirannya 🗿
👇⭐

Transmigrasi Annovra(Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang