50-bara?...

1.5K 60 1
                                    

"Ada satu tempat yang belum kira cari!"

"Dimana?"

"Gudang!"

"Gudang? Yang bener aja, mana mau Annovra kesana. Lo pikir aja deh emang dia mau ngapain kesana? Nangkap tikus? Udah deh ga usah ngawur, mending kita pulang aja, ini udah mau malam"

"Tapi-"

"Ck, cepet nyusul bara"

Dengan kesal Azel mengikuti Vian meninggalkan bangunan sekolah. Langit bahkan sudah mulai berwarna merah, tanda hari mulai malam.

___________

Di ruangan yang gelap dan menyeramkan, seorang gadis baru saja membuka matanya. Perlahan namun pasti, pandangannya mulai menjernih.

Rasa sakit di kepala, masih dia rasakan. Bahkan saat ini kepalanya berdenyut seolah ingin pecah.

Gadis itu adalah Annovra. Dia hendak meraih kepalanya, namun tangannya sangat sulit digerakkan.

Saat dia menatap kebawah, wajahnya langsung berubah datar, ternyata tubuhnya terikat di kursi.

"Sial, kejadian kaya gini lagi" Annovra memutar matanya muak, kenapa harus kejadian seperti ini lagi.

Annovra hanya diam pasrah, dia tidak tahu harus melakukan apa. Ingin berteriak? Itu sangat tidak membantu, karena disekolah ini sudah sangat sepi. Dan sudah malam.

Lampu ruangan seketika menyala, diikuti dua orang gadis yang mendekat kearah Annovra. "Ck, permainan gini lagi" gumamnya malas.

"Hai, Annovra" sapa seorang gadis yang tak lain adalah Meysa, dan disebelah nya Sely.

"Ketemu lagi, kita" Sely Terkekeh geli, menatap Annovra yang hanya menunduk.

"Gak usah nunduk, sialan!" Dengan kuat Meysa menarik rambut Annovra, membuat Annovra mendongak. Terdengar ringisan kecil dari bibir Annovra.

Seringai lebar terpahat di bibir Sely. Dia menatap nyalang kearah Annovra. Ah itu pasti sangat menyakitkan.

Dengan wajah jijiknya, Annovra meludahi wajah Meysa. Membuat wajah Meysa mengeras, dengan rahang yang mengeras. Sedangkan sely membelalakkan matanya.

"Sialan" geram meysa, dia memberikan satu tamparan kuat kearah pipi Annovra, membuat wajah gadis itu tertoleh.

Rasa sakit dan perih menjalar di pipi Annovra, pipinya bahkan langsung memerah.

"Berani Lo sama gue, hah?!" Bentak Meysa tak terima wajah cantiknya diludahi Annovra.

"Cih? Ngapain gue takut sama Lo. Mental Lo noh kaya yupi, cuman berani dibawah ketek emak" ejek Annovra dengan wajah tengilnya.

Meysa kembali memberikan tamparan kuat di pipi Annovra yang lain.

"Anjing" umpat Annovra merasakan rasa sakit itu lagi.

Annovra mengangkat kakinya, lalu menendang perut Meysa, membuat tubuh gadis itu terlempar kebelakang.

"MEYSA!" Teriak Sely langsung menghampiri Meysa yang terduduk di lantai.

"LO GILA ANNOVRA!" Pekik Sely, melihat Meysa yang memuntahkan darah.

"Gue?! Gue gila?! Lo berdua yang gila disini, anjing! Gue diikat kaya odgj, babi!" Pekik Annovra tak terima.

Enak saja dia dibilang gila, padahal kan yang gila mereka berdua. Siapa suruh main-main sama Annovra, diakan anak spesial, tentu kekuatannya juga ikut spesial.

"Baru di tendang doang udah tumbang, lemah"

Meysa mendorong tubuh Sely yang hendak memapahnya, membuat tubuh Sely terjatuh.

Transmigrasi Annovra(Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang