18-kebenaran

6.6K 297 0
                                    

Tak terasa sudah hampir 2 bulan lamanya Annovra hidup di tubuh ini, dan kehidupan keduanya hanya ia buat untuk bercanda dan tertawa

Tanpa ingat permintaan roh Annovra yang sudah lalu, saat ini Annovra berdiri sendirian di balkon kamar, melamun memikirkan begitu banyak cara.

Bagaimana dia harus mencari keberadaan mama Annovra.

Dia dilanda kebingungan sekarang, ingin meminta tolong ke pada bara, tapi takut jika bara tidak ingin menolongnya.

Annovra menghela nafas panjang, menatap ke arah langit yang cerah, secerah hp mamak mu.

"Gue harus gimana?" Gumamnya Bingung.

Dia menatap kebawah, jarak antara tanah dan balkon nya sedikit tinggi, apakah dia meloncat saja? Agar dia tidak perlu mencari keberadaan mama Annovra.

Tapi, tidak mungkin, karena Annovra asli membuat dia di hidupkan kembali walaupun dengan tubuh yang berbeda.

"Setidaknya beri gue clue lah kampret" kesal Annovra menggenggam pembatas balkon dengan erat.

"Clue nya cari di dalam lemari aku"

"Asu" kaget Annovra langsung kejengkang ke belakang, untung saja tidak kedepan, jika kedepan bisa mati lagi dia.

"Ga usah ngagetin bisa gak?" Tanya Annovra dengan senyuman, tapi senyuman yang menyeramkan.

"Sorry"

"Nah dengan roh jadi-jadian, bisakah engkau membantu hamba yang di Landa bingung seperti orang bodoh ini?" Annovra tersenyum.

Begitupun dengan roh pemilik tubuh. "Memang gila sih" ucapnya lembut namun terdengar menyayat hati mungiel Annovra.

"Yang benar lah, ku lempar juga nih ko, pake kursi" ancam Annovra yang sudah mengangkat kursi.

"Cari sesuatu yang bisa membantu kamu di dalam lemari aku" ucap roh itu, kemudian perlahan menghilang.

"Yee asu malah di gosting pula gue" cibir Annovra meletakkan kembali kursinya dan masuk ke kamar.

Mengadahkan pandangan nya keseluruh kamar, dia sempat-sempatnya di buat melongo, baru sadar bahwa lemari di kamarnya tidak hanya satu, bahkan sampai lima lemari.

"Ini roh emang bener-bener ye!" Geram Annovra mengepalkan tinjunya.

"Gue harus seterong, gue kan Kuwat" ucapnya menggiling lengan baju panjangnya dan mulai mencari yang di suruh oleh roh tadi.

________________

"AKHIRNYA!!! GUE DAPET!!!" Pekik Annovra kegirangan Seraya melompat-lompat.

Di genggaman tangannya terdapat kalung indah yang mainan kalung itu berbentuk love.

Ia membuka mainan itu, terdapat foto kecil di dalamnya, foto dimana seorang wanita paruh baya dan dua orang anak yang berbeda jenis kelamin.

"Ini...bara sama Annovra?" Ucapnya pelan mengusap foto itu.

"Dan ini mamanya? Cantik ya" dia tersenyum manis.

"Tapi gue heran, kenapa keluarga mereka memilih berpisah?, Lalu Annovra dan bara hanya tinggal berdua?" Annovra melangkahkan kakinya ke kasur, lalu duduk di sana.

"Eh bentar? Tadi..." Dia melepaskan kalung itu, lalu kembali ke lemari tempat kalung itu berada.

Dia membuka lemari, dan menyingkirkan satu persatu baju yang tersusun rapi, hingga dimana dia mendapatkan sebuah buku yang masih tersampul cantik.

Dia mengambil buku itu, dan membawanya ke kasur kembali.

Dia mulai membuka buku itu, langsung di suguhkan dengan tulisan tangan yang rapi dan cantik.

"Ini kayanya tulisan tangan Annovra" dia mulai membaca tulisan itu dengan perlahan.

Tak terasa, sehingga air matanya menetes begitu saja, membaca keluh kesah Annovra asli curahkan ke isi buku itu.

Annovra menyeka air matanya dengan kasar, lalu menutup kembali buku itu dengan kasar.

"Annovra bodoh, udah tau mama sama papa lo jahat, kenapa Lo masih sayang mereka goblok?" Umpat Annovra kembali menangis.

"Bodoh bodoh bodoh" dia meninju buku yang tak bersalah itu, membenamkan wajahnya ke bantal dan menangis sesenggukan.

Baru kali ini seorang Annovra menangis tersedu-sedu hanya karena membaca kisah kehidupan seorang.

"K-kalau tau gini, selama gue hidup gue hancurin aja orang tua Lo" ucapnya dengan suara yang teredam oleh bantal.

"Jangan" sayup-sayup Annovra mendengar suara yang dia kenali.

Namun wajudnya tidak ada. "Terus? Lo mau gue gimana? Lo udah di sakiti sama mereka!, kenapa Lo masih sayang mereka? KENAPA? HAH?" Pekik Annovra dengan geram.

Hatinya terasa sakit melihat kehidupan Annovra yang lalu, ia berjanji akan membalas siapa saja yang selalu menyakiti orang yang sudah memberikan raga nya dengan ikhlas.

"Gue janji, gue bakalan hancurin orang tua Lo, sehancur-hancurnya" tekad Annovra dengan kobaran api di matanya.

"Jangan" di kegelapan, roh Annovra hanya bisa menggelengkan kepalanya tanpa bisa menghentikan Annovra, dia tidak ingin orang tuanya di sakiti.

"Akhhh" Annovra berteriak kala kepalanya terasa sakit seperti di hantam oleh batu besar.
_________________________

Annovra nangis? Langka sekali, sikironsot woi sikironsot 😁

👇

Transmigrasi Annovra(Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang