Sesuai janji yang annovra buat, malam ini dia akan pergi menemui Rhodes. Jam menunjukkan pukul 19:00 dan annovra sudah bersiap-siap, hanya perlu menunggu Rhodes menjemputnya.
Bunyi klakson mobil, terdengar dari luar. Annovra segera pergi, tak lagi berpamitan dengan bara terlebih dahulu, takut jika bara akan menceramahi nya panjang lebar.
Rhodes menunggu annovra didepan mobilnya. "Annovra!"
"Apa?" Annovra mengerutkan keningnya, melihat raut wajah Rhodes yang agak aneh.
Rhodes berlari ke arah Annovra, dan langsung memeluk tubuh gadis itu. "Eh-eh NGAPAIN!" Panik Annovra.
"Gue mau jujur!" Ucap rhodes langsung melepaskan pelukannya.
"Yaudah, tinggal jujur. Apa susahnya?"
"Ini beda!"
"Beda gimana?" Annovra mengerutkan keningnya.
"Gue, Axel."
"Hah? Apa? Ngomong apa tadi?" Annovra melongo mendengar perkataan Rhodes, yang sangat tidak masuk akal!
Rhodes menghela nafasnya, "gue. Axel." Ucap rhodes balik, membuat Annovra langsung tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha anjir, pintar ngelawak juga Lo?" Annovra menepuk lengan Rhodes. Lalu wajahnya langsung berubah datar.
"Ga usah ngelawak. Dari mana Lo tau tentang Axel, dan siapa Lo sebenarnya?"
"Ya gue Axel!"
"BOHONG!" teriak Annovra, dia merasa marah dan kesal jika ada yang membawa-bawa nama Axel.
Rhodes menatap tepat kearah mata Annovra yang sudah berkaca-kaca. "Annovra, gue ga bohong!"
"Buktiin!" Ucap annovra dengan suara yang bergetar. Siapa yang tidak marah dan terkejut, saat orang asing mengaku sebagai orang terdekat mu. Itulah yang Annovra rasakan.
"Pertama kita kenal dari kecil, hingga besar. Dan terakhir kita bersama, saat Lo jatuh dari pohon mangga di belakang sekolah kita, dengan posisi wajah Lo yang-hmph!!!"
Rhodes menatap sinis Annovra, saat mulutnya langsung di tutup oleh tangan Annovra. "Dari mana Lo tau kalau gue jatuh dari pohon mangga?" Annovra mendelik, melihat Rhodes dari atas hingga bawah.
Rhodes memutar matanya. Annovra sangat melepaskan tangannya, dan langsung memeluk Rhodes. "Kenapa Lo bisa terdampar disini, Dugong?" Annovra terisak kecil, memeluk Rhodes erat.
Dia tidak menyangka, bahwa Axel, sahabatnya yang sangat dia sayangi. Mengalami hal yang sama sepertinya.
"Gue gak tau! Bangun-bangun gue dah jadi CEO aja, mana duda anak satu lagi!"
"Sumpah?!" Annovra terpekik Kaget.
Rhodes mengangguk. "Lo tau Azka?"
"Azka?" Annovra berusaha berfikir.
"Ya, dia anak gue."
"ANJIR?! SUMPAH?!" Annovra semakin di buat kaget, dengan ucapan Rhodes.
"Dan yang paling parahnya, Azka cuma pura-pura jadi polos, sebenarnya dia anak laknat banget, sialan"
"Sabar ya bro, gue tau Lo kuat." Annovra menepuk-nepuk kuat punggung Rhodes, sedangkan Rhodes hanya menghela nafas dan mengangguk singkat.
"Jalan gas?"
"GAS!" Rhodes dan annovra langsung masuk ke mobil dengan senyuman yang lebar.
Rasanya hidup annovra, sedikit lebih berwarna jika adanya teman sengkleknya ini. Hanya sedikit.
Sedangkan di depan pintu rumah, bara menatap annovra dengan seorang pria dari awal hingga akhir.
"Apa-apaan" gumam bara, memutar matanya malas. Kembali masuk kedalam rumah.
***
Annovra dan Rhodes a.k.a Axel sedang berada di taman. Annovra mengajak Rhodes untuk bermain banyak wahana.
"Om, naik kora-kora yok"
"Gue bukan om Lo, anjir"
"Sttt, diem deh. Biar kita keliatan kaya om sama ponakan. Emang Lo mau di cap pedopil?" Annovra mendelik kesal.
Rhodes memutar matanya. "Terserah Lo deh, mau manggil gue kakek, atau moyang pun gue pasrah aja"
"Oke moyang" ucap annovra tersenyum lebar.
"Yok kita main"
Mereka berdua langsung menuju ke arah mainan kora-kora yang sangat banyak pengantri.
"Serius Lo mau naik ini Ra?" Rhodes menatap ngeri ke arah kora-kora yang berayun itu.
"Ya serius lah, emang wajah gue keliatan bercanda gitu?"
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya giliran mereka. Annovra memilih tempat yang paling ujung. Rhodes hanya mengikut, dia menampilkan wajah yang sedatar mungkin.
Karena dia sedang menjaga image sebagai CEO terkenal. Dia tidak ingin dicap penakut. Padahal di dalam hatinya dia sangat ingin menangis, demi apapun dia takut pada ketinggian.
Semua penumpang yang berada di kora-kora menatap kagum kearah Rhodes yang memiliki wajah yang tampan, dan pemberani.
Annovra menyeringai licik melihat wajah Rhodes yang datar, padahal dia tau bahwa Rhodes sangat takut akan ketinggian.
Wahana mulai berayun perlahan, membuat degup jantung Rhodes berdetak cepat. Dia memegang erat pada pegangan di depannya, lalu memejamkan matanya.
Semakin lama, wahana itu semakin cepat. Mau tak mau, Rhodes langsung berteriak ketakutan.
"TOLONG! TURUNIN GUE ANJIR!" teriak Rhodes kuat. Orang-orang yang mengagumi Rhodes tadi, dibuat ternganga tak percaya.
"AHAHAHAHA" sedangkan annovra, dia menikmati wajah takut Rhodes.
"BERHENTI WOI! ANJING SUMPAH GUE MAU MATI! NYAWA GUE MAU MELAYANG!"
Rhodes dan annovra beserta penumpang lain ikut berteriak, annovra berteriak senang, dan rhodes berteriak ketakutan.
"GUE GAK MAU MATI DUA KALI!"
"RASAIN LO HAHAHAHA"
____________
Kasian Rhodes wkwkw.
Nah, sekarang ngerti kan? Rhodes itu sebenarnya CEO yang cukup terkenal di kotanya. Tapi jiwanya di isi oleh Axel, sahabat annovra yang meninggal kemarin.
Jangan lupa vote⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Annovra(Ending)
Teen FictionBagaimana jadinya?, jika Annovra, seorang gadis yang tengil, pecinta cogan, bobrok, jelmaan buaya betina, dan memiliki otak mines bertransmigrasi ke tubuh seorang gadis pendiam, kalem dan anggun?. Apa yang akan terjadi jika Annovra menempati tubuh i...