40-tapi boong

2.1K 119 6
                                    

"ee tapi boong"

Dengan sekali hentakan. Tangan Annovra terlepas dari cengkraman dua orang pria.

Dia tersenyum miring, lalu menggulung lengan seragam sekolahnya. Untung saja dia memakai celana panjang, jika tidak, bisa bahaya.

"Sialan, jangan sampai dia kabur" pekik salah satu dari mereka.

"MAIN KOK KEROYOKAN?, HUU DASAR CUPU!" pekik Annovra lalu tertawa terbahak-bahak.

Mereka berlima di buat menggeram marah dan langsung menyerang Annovra.

"Eits gak kenak" Annovra menangkap kepalan tangan pria yang hendak meninjunya.

lalu melintir kan tangan itu membuat sang empu berteriak kesakitan.

"Akhhh"

"Mampos anjeng" sembur Annovra, lalu menendang masa depan pria itu.

"Akhhh, s-sialan"

"HAHAHAHHA" Annovra tertawa jahat.
"Rasain Lo!!! Babi" lanjutnya dengan senyuman mengejek.

Empat orang langsung menyerang Annovra. Dengan lihai Annovra bisa menangkis dan membalas pukulan mereka satu persatu.

Walaupun pada akhirnya dia mendapatkan luka lebam di wajahnya.

Annovra menepuk-nepuk tangannya seolah ada debu. Dia menatap ke lima orang yang bertubuh besar, sudah terkapar di lantai dengan lebam yang menghiasi wajah mereka.

"Buset, gue keren juga" bangga Annovra menepuk dadanya kuat.

"Dah ah, mending balik lah gue, udah jam 11 malam lagi. Gak ngotak emang" ujar Annovra mengambil tasnya.

Saat dia sudah berdiri di samping salah satu dari pria itu, dia memijak masa depannya, membuat pria itu berteriak. lalu Annovra terkikik geli.

______________

Malam semakin larut, bara merasa khawatir sekaligus cemas dengan keadaan Annovra yang belum juga pulang.

Jam sudah menunjukkan pukul 11:00 malam.

Matanya tak lepas melihat ke arah pintu utama. Banyak pikiran-pikiran aneh yang masuk kedalam otaknya.

Dia takut jika ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi dengan Annovra.

Sejahat dan seusil apapun Annovra.
Dia tetap menyayangi adiknya.

Memutuskan untuk berdiri, bara mencoba untuk membuka pintu rumahnya. Namun hal yang tidak duga terjadi.

Annovra sedang berdiri didepan sana dengan tangan sebelah kanan menjinjing tas sekolah, dan tangan sebelah kiri melayang diudara hendak mengetuk pintu.

Dan tak lupa banyak bekas lebam di wajah cantiknya. "Rara!!" Sontak bara langsung memeluk tubuh Anno kuat, membuat gadis itu meringis.

"Sakit" ringis Annovra pelan. Saya sisi tubuhnya yang terluka, di peluk oleh bara.

"Maaf-maaf" bara melepaskan pelukannya, lalu menatap wajah Annovra, dengan kaget.

"Annovra Lo?, Wajah Lo kenapa?" Panik bara. lalu memutar tubuh Annovra, sedangkan gadis itu merasa pusing dan mual.

"Aaa~ pusing gue bangke, huweek"

"Eh? Maaf-maaf" menghentikan aksinya tadi. Lalu menatap kembali ke arah Annovra.

"Gak ada yang macam-macam sama Lo kan?" Tanya bara di gelengi Annovra. Ada perasaan lega dihati bara, melihat balasan Annovra.

"Udah deh, santai aja"

"Tapi itu, itu wajah Lo bonyok gitu, CK" bara berdecak kesal, lalu menarik pergelangan tangan Annovra dan mengunci pintu rumah.

Dia membawa Annovra ke sofa, lalu menyuruh gadis itu duduk. "Tunggu disini, jangan kemana-mana" perintah bara dengan tatapan tajamnya.

Annovra mendengus kesal. "Yayayaa"

Melihat bara yang sudah pergi, Annovra menyandarkan tubuhnya ke sofa, lalu memainkan ponselnya.

"Untung hp gue baik-baik aja"

Beberapa menit berlalu, akhirnya bara datang dengan membawa p3k di tangannya, lalu dia langsung duduk disebelah Annovra.

"Sini" Annovra menurut, lalu mendekat kearah Annovra.

Bara mengeluarkan alkohol, lalu meneteskan nya di kapas. Mulai membersihkan luka milik Annovra.

"Shhh, pelan-pelan" ringis Annovra, saat bara tak sengaja menekan luka di sudut bibirnya.

"Maaf. Ini kenapa pipi Lo lebam gini?, Dan dahi Lo banyak ngeluarin darah. Siapa yang ngelakuin ini?. Bilang kegue" ucapnya masih sibuk membersihkan luka adiknya.

"Lo ga perlu tau. Gue bisa urus sendiri" ujar Annovra dengan sorot matanya yang tajam.

Bara menghela nafasnya. "Terserah. Apapun yang Lo lakuin, gue dukung. Selagi itu gak membahayakan diri Lo"

Annovra mengangguk. "Terimakasih"

Bara menempelkan plaster bermotif Dino di dahinya. "Udah selesai. Sekarang Lo tidur."

Annovra mengangguk, kemudian tersenyum. "Makasi, Lo udah baik sama gue"

"Santai aja. Lo kan adek gue" bara mengacak rambut Annovra lalu tersenyum.

Dia melihat kearah wajah Annovra yang mirip sekali dengan wajah mamanya.

"Annovra, dengan luka yang kaya gini. Lo besok ga usah sekolah dulu ya?"

Annovra menggeleng. "Gue besok tetap sekolah"

"Hm?, Oke. Tapi Lo jangan terlalu kecapean. Ke kamar gih" Annovra mengangguk.

"Good night" kemudian Annovra pergi meninggalkan bara yang masih duduk di sofa.

"Maaf, gue ga becus jagain Lo, sampai Lo terluka gini. Gue janji, mulai saat ini, gue bakalan jagain Lo, sebisa mungkin" ucapnya dengan penuh keyakinan.

___________

Aku update nihhh...

Sebelumnya, terimakasih banyak buat semua pembaca cerita aku🤩, dan terimakasih juga udah vote setiap bab cerita ini..

Aku jadi terhura, apalagi dengan komentar positif kalian🥲💘.

Aku jadi semangat update cerita jadinya hehe😁.

Jangan lupa vote and komen🤩💘...
👇

Transmigrasi Annovra(Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang