19-flashback

5.2K 246 0
                                    

Ini kembali flashback ke beberapa tahun yang lalu, kalau misalnya kalian mau next langsung bisa, tapi, kalau kalian penasaran kenapa keluarga Annovra hancur, kalian bisa baca ini.

________________

"mama? Mama sayang lala kan?" Tanya seorang gadis kecil dengan boneka kelinci di pelukannya.

"Iya sayang, mama sayang lala kok" dia mengusap sayang rambut anaknya.

"Mama janji kan?" Tanya gadis itu lagi, membuat wanita di depannya terkekeh kecil.

"Iya anak mama, mama janji, akan selalu sayang sama Lala" ucapnya membuat Lala tersenyum puas.

"Makasih mama jangan pelnah tinggalin Lala ya" wanita itu mengangguk lalu memeluk tubuh kecil anaknya.

Lala membalas pelukan makan dengan erat, dan tersenyum manis.

_________________

"Siapa yang mau coklat????" Tanya seorang pria paruh baya dengan senyuman lebarnya.

"Lala!! Lala mau coklattt"

"Bala juga mau!!!"

Pria itu terkekeh lalu berjongkok di depan kedua anaknya. "Nih untuk anak kesayangan papa"

"Yayyy makasi papa" girang Lala mencium pipi papanya.

"Makasih papa" ujar bala tersenyum manis.

"Papa jangan tinggalin Lala yaaa" ujar Lala tiba-tiba dengan senyuman yang mengembang.

"Iya sayang, papa janji bakal terus sama kalian semua, kemanapun papa pergi, kalian akan papa bawa" ucap pria itu dengan senyuman yang manis.

______________

"Abang bala?"

"Iya?"

"Abang,, kila-kila mama sama papa selalu sama kita kan?" Tanyanya kepada sang Abang.

"Pastilah kan papa sama Mama sayang kita" dia tersenyum lalu menoel hidung mungil adiknya.

Lala terkikik geli menampakkan gigi kecilnya yang putih tersusun rapi.

"Abang sayang sama Lala ga?"

"Sayang lah, Abang selalu sayang sama Lala, selamanya"

"Makasi abangg"

______________

Prangg

Terdengar suara pecahan kaca dari luar, membuat seorang gadis kecil yang sedang bermain sendirian di kamar, membuat badannya gemetaran hebat.

Dengan takut, gadis itu membuka sedikit pintu kamar nya, dan dia hanya bisa terdiam saat kedua orangtuanya bertengkar hebat.

Dia yang masih kecil tidak tahu apa-apa, namun hatinya terasa sakit, dan air matanya keluar begitu saja.

"Kamu ya mas! Berani-beraninya selingkuh di belakang aku!" Bentak sang istri.

"Kenapa? Bukankah kamu juga sama dengan ku?! Kita sama-sama selingkuh! Jangan hanya menyalahkan ku saja!" Tak terima sang suami.

"Tidak! Aku tidak pernah melakukan hal menjijikkan seperti itu. kamu! Kamu samanya menjijikkan seperti pria bajingan di luar sana!." Pekik sang istri dengan air mata yang sudah mengalir.

Plak

Tamparan keras melayang tepat di pipi wanita itu, wajahnya langsung tertoleh kesamping, dengan pipi yang memerah pekat.

Pria itu berdecih. "Mulai hari ini! Detik ini juga! Kita cerai! Aku tidak peduli dengan anak-anak itu, urus saja sendiri" pria itu meninggalkan wanita yang sedang berteriak bak orang kesetanan.

"P-papa....mama...." Gadis kecil yang melihat adegan itu sedari tadi terisak kecil.

Gadis itu jadi teringat dengan janji papanya dulu, yang tidak akan pernah meninggalkan nya.

Dia menggenggam erat pintu kamarnya.

"Lala...." Laki-laki yang lebih tua setahun dari Lala terkejut saat melihat Lala menangis di depan pintu, seraya menatap keributan yang terjadi.

Bala langsung berlari ke kamar Lala, dan memeluk gadis kecil itu.

"Hei Lala? Lala jangan nangis" laki-laki itu menyeka air mata di pipi mulus adiknya.

"A-abang...papa bohong, papa bilang gak mau tinggalin Lala, tapi sekalang apa? Papa tinggalin Lala, bukan hanya lala, tapi kita semua, bahkan mama mau ninggalin kita juga" Lala menangis terisak-isak di pelukan bala.

"Sttt Lala jangan sedih, nanti Abang beliin Lala pelmen oke?" Bala tersenyum manis.

Tiba-tiba wajah Lala tersenyum manis mendengar kata permen. "Janji?" Dia tersenyum lebar.

"Janji!" Bala dan Lala menautkan kedua jari kelingking mereka.

"Yayy makasi Abang, Lala sayang Abang"

"Sama-sama adik Abang yang cantik"

____________________

10 tahun kemudian...

Lala a.k.a Annovra tumbuh menjadi gadis yang ceria dan penuh semangat. saat ini dia sedang memberanikan diri untuk berbicara sesuatu yang penting kepada bara, abangnya.

Membuka pintu kamar bara, tampak bara sedang memainkan ponselnya duduk di balkon kamar.

"Abang" panggil Annovra, bara mengalihkan pandangannya, pun menaikkan sebelah alisnya seolah berkata 'apa'.

"Rara...Rara mau ketemu sama papa dan mama" ucapnya pelan.

Seketika raut wajah bara menjadi datar, kembali menatap ponselnya.

"Gak"

"Tapi bang-"

"Gue bilang gak ya enggak!" Bara menaikkan suara nya.

"Abang kenapa sih selalu aja marah sama rara? Apa salahnya Rara mau ketemu sama mama dan papa?, Mereka kan orang tua Rara!" Ujar gadis itu tak terima.

"Apa Lo bilang? Orang tua? Cih" bara berdecih, membuat Rara tak suka.

"Abang!"

"Gak Rara! Enggak!" Bentak bara.

"Sekali aja ngertiin gue ra!, Gue gak mau mereka nyakitin Lo!, Udah cukup Lo selalu tersiksa Rara!, Gue gak suka liat Lo nangis!" Lanjutnya dengan suara yang keras, membuat Annovra takut.

"Jahat!, Abang jahat!" Pekiknya, berlalu dari sana seraya menyeka air matanya, yang dari tadi sudah tertahan.

"Tung-akhhh sialan" bara menghempaskan ponsel yang berada di genggaman nya dengan kuat.

_____________

Hari demi hari Annovra dan bara lewati tanpa komunikasi yang panjang, karena kejadian di mana bara memarahinya.

Itu membuat Annovra enggan untuk berbicara dengan bara panjang lebar, terkadang bara hanya menyuruh nya untuk sarapan.

Dan hanya mendapatkan anggukan dari Annovra.

Makanya di saat Annovra terbangun dari pingsannya saat kejedot pintu, membuat bara khawatir dan reflek berteriak sehingga mendobrak pintu kamar gadis itu.

Namun keadaan di luar nalar membuat bara heran melihat sikap aneh adiknya yang berubah, dan itu membuatnya bahagia.

Karena Annovra, bisa terbuka kembali dengannya, walaupun ada sedikit rasa canggung, saat mereka berpelukan.

_______________

Entahlah😁

👇

Transmigrasi Annovra(Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang