09

42 2 0
                                    

Seorang Daehan benar-benar tak main-main dengan ucapannya. Dia 100% serius! Lagipula kapan seorang pangeran kampus ini bercanda? Dia benar-benar membuktikan omongannya.

Oke kita kembali ingatkan tentang hukuman Elsa.

1. tidak ada Tv untuk 1 minggu

2. tidak ada makanan ringan atau snack untuk 3 hari.

Seakan-akan dia memiliki mata batin atau seperti cctv untuk memantau sang istri. Seperti hari pertama hukuman itu datang, dengan timing yang pas. Ponsel seorang Elsa berdering, membuat gadis itu spontan mengecilkan volume dan mengakat telpon suami tercinta.

"Iya Daehan?"

"Matiin TVnya sekarang!"

Elsa menegakkan tubuhnya, "Kok lo ta... eh, apaan sih, siapa yang lagi nonton acara *** coba."

"Gue gak bilang acara ya, gue bilang matiin TVnya. Inget hukuman, atau lo mau gue tambah?"

Elsa menghela nafas dan mematikan TVnya lalu melempar remot ke samping sofa.

"Udah, puas?!"

"Anjing pintar," katanya memuji tapi terdengar ejekkan ditelinga Elsa.

Elsa menahan geramannya dengan senyum paksa.

Sabar Sa, iblisnya bakal keluar kalau lo marah, batinnya meyakinkan diri sendiri.

"Ya udah gue tutup ya, mau tid-"

"Ciki yang ada dilemari jangan dimakan lagi, lo gak lupa hukuman lo yang itu kan?"

Elsa menoleh menatap sampah bungkusan snack dan tertawa pelan.

Sepertinya dirumah ini memang ada CCTV, pikir Elsa.

"Gue-"

"Lo lupa hukuman lo?"

Elsa memejamkan matanya, "Maaf," gumamnya.

"Abis berapa?"

"Satu," katanya lalu mengigit bibirnya.

"Yakin, hm?"

"Ekhem, tiga," jawabnya lagi jujur.

Terdengar helaan nafas.

"Maaf han...."

Sambungan telpon terputus.

.

.

.

Nah, itu pas Daehan tidak ada di apartemen. Lalu kenapa Elsa tidak menonton TV atau memakan camilan nikmat bernama ciki saat Daehan ada saja? ahah, tidak semudah itu mang burhan!

Kan Elsa udah bilang, Daehan ini gak bercanda dan super niat saat berbuat baik ataupun melakukan kekejaman terhadap istri tercintanya.

Daehan yang sedang duduk manis di sofa melihat samg istri berjalan semangat dengan gumpalan lemaknya. Lelaki tampan itu mengambil remot dan segera mematikan TVnya.

Elsa melongo terdiam.

"Kok dimatiin?"

Daehan mendelik dan meminum kaleng birnya, "Hukuman," katanya.

Dengan langkah lesu, Elsa tetap melanjutkan langkahnya dan duduk di samping Daehan.

"Harus banget gitu, kan elu yang liat bukan gue," katanya.

"Lu ada di sini, jadi elu ikut liat juga," jawabnya.

Elsa menjatuhkan tubuhnya memiring. Dia tersenyum saat melihat ada ciki di depan meja, namun saat akan mengambilnya sebuah kaki menahan tangan itu.

PePaCaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang