15

80 7 0
                                    

Kamu anak yang baik.


Daehan sepertinya harus bersyukur menjadi anak Adira. Momnya itu benar-benar menurunkan Gen putih bersihnya kepada Daehan. Jadi, seberapa lamapun dirinya terkena terik matahari, maka besok harinya kulitnya kembali putih lagi.

Ya, walau sekarng jadi agak kecoklatan karena seringnya di sawah. Lelaki itu tidak mempermasalahkan soal ini, malah dia merasa tubuhnya sehat sekarang. dia juga dapat merasa ototnya sedikit terbentuk karena ini.

"Muka kamu merah banget," kata Elsa mengelap keringat Daehan.

Daehan yang sedang mengambil cabai tersenyum.

"Panas, Lo ekhem kamu duduk di sana gih," tunjuk Daehan ke sebuah gazebo.

Elsa mengangguk, "Kalau udah ambilin cabenya, cuci tangan nanti kita makan bareng ya," ucapnya lalu pergi dari sana.

"Fokus!" kata Bapak yang sedang memacul.

"Iya Om," Jawab Daehan.

"Abis makan isi tong buat siram sayuran, kamu lihat sungai kecil di ujung sana, ambil dari sana!"

Daehan sudah tidak kaget lagi, walau pekerjaannya tidak berat terbilang mudah malah. Tapi Bapak selalu menyuruhnya ini dan itu secara berurutan tanpa henti. Ya, setidaknya dia masih diberi waktu istirahat.

"Iya Om!" jawabnya sambil mengusap air keringatnya.

Bapak memberikannya sebuah kaos loreng, katanya ini sengaja dibeli online karena memang dia suka bahannya dan enak dipakai ke sawah. Tidak mudah kotor dan mudah dicuci pula.

Bukannya terlihat buruk dengan kaos dan kolornya, Daehan malah semakin terlihat tampan dengan itu. belum lagi keringat yang bercucuran, beuh makin menambah kesan sexy dan tampannya saja.

Makannya hari ini Elsa sengaja datang ke sawah, selain titah emak. Elsa juga sedang menjalankan misi, ya apalagi kalau bukan menjaga sang suami.

"Ke sawah gih, dari pada diem-diem disini. Kamu tau gak Eca? Banyak perempuan Desa yang bicarain Daehan, Ayokk pergi ke sana jagain suami kamu!"

Begitu kata emak.

Harusnya Elsa senang jika ada seseorang yang dengan suka rela menggantikan posisinya menjadi peliharaaan Daehan, ya walau akhir-akhir ini si ganteng itu belum berulah-Jangan lupakan sifat iblisnya Daehan yang timbul secara tiba-tiba itu.

Elsa sedikit kesal saja membayangkan dirinya menjadi janda muda, belum lagi jika harus memberikan Daehan kepada salah satu perempuan kampungnya yang sering caper itu? owh tidak!

Daehan miliknya!

Ekhem, maksudnya Daehan masih suaminya. Males sekali kalau hidupnya ditambah drama pelakor-pelakoran itu.

"Teh!" sapa seseorang.

Elsa menoleh, gadis itu tersenyum dan berteriak, "Dede!!"

Dia turun dari gazebo dan berlari mendekati orang yang sudah merentangkan tangannnya. Keduanya berpelukkan, bahkan dengan mudah tubuh Elsa yang berisi itu terangkat.

"Erza!" panggil Bapak.

Erza memberikan Hormat kepada Bapak lalu mereka berpelukan.

Keduanya menyudahi pelukan mereka, dan ketiganya berkumpul di gazebo. Ya minim Daehan yang masih mencerna keadaan. Siapa pemuda itu dan kenapa Elsa memeluknya sangat erat.

"Hey kamu, sini!" panggil bapak.

Daehan mengangguk, saat sudah membersihkan kotoran dicelananya, dia mendekat. Pandangannya masih terus menatap pemuda yang juga menatapnya tak kalah tajam.

PePaCaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang