Bagaimana dia bisa memiliki senyum indah itu?
Sepertinya Tuhan sedang berbahagia saat membuatnya lahir keduania ini.
Ini melelahkan, seperti mempertaruhkan nyawa kepada sesuatu hal yang belum tentu ketiganya dapatkan. Ya, ketiga lelaki yang berbeda generasi itu sedang asik melakukan kegitan mereka di sebuah sungai.
Sebenarnya gak tau ini ide siapa, tapi ketiganya cukup senang dengan ini.
Ember milik Daehan berisi 1 ikan kecil, punya bapak 1 ikan sedang, sedankan Erza belum mendapatkan apapun. Adik dari Elsa itu terus menggerutu karena kalah cepat dari Daehan.
"Katanya anak desa, tapi dapet satu ikan saja belum," sarkas Daehan.
Erza mendelik.
"Kau hanya dapat ikan kecil, jangan sombong dulu anak kota!"
"Heh tengil, setidaknya gue dapet satu daripada ember lo cuman isinya aer!"
Tama tersenyum, sejak malam itu Daehan sudah lebih terbuka dan tidak canggung. Terlebih lagi mungkin karena adanya Erza yang umurnya tak jauh dari Daehan yang membuat sifat aslinya bangkit.
Sungguh, mereka tidak pernah berhenti bertengkar.
"Tunggu ya, saya bakal dapet-eh eh eh!" kailnya bergerak, dia tersenyum dan mulai menariknya.
Daehan tertawa saat melihat apa yang terkena kail pancing Erza.
"Hahahaaa... sandal, mana jelek banget lagi!"
Erza mendengus.
"Pak, Aa Daehan nih!"
"Daehan, cari ikan yang benar. Istrimu tidak akan kenyang dengan ikan kecil itu!"
Daehan meringis dan mengangguk. Erza mengejeknya.
"Hahahaaa di marahin!"
"Kamu juga diam Erza, nanti ikannya kaget dan gak mau makan umpan kalian," ucapnya sambil menarik umpan, Bapak kembali dapat ikan.
Note ; posisi Daehan dan Erza bersebelahan sedangkan Bapak agak jauh dari mereka.
Daehan memeletkan lidahnya mengejek Erza balik.
Merasa kesal, Erza menjauh sedikit dari Kakak iparnya itu. Bapak hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah keduanya.
Daehan merasakan hal aneh dikailnya, ikan memakan umpannya.
"Aa tarik, Aa!" heboh Erza.
Daehan menariknya tapi saat ikan itu sudah muncul, ikan itu loncat ke daratan. Kailnya lepas dan ikannya terus bergerak melompat, lompat.
"Tangkap ikannya!"
"Gimana anjing, susah!" Daehan kelepasan mengumpat.
Bapak menghela nafas.
"Pakek jaring," sarannya saat melihat Daehan sedikit kewalahan.
Erza mendekati Daehan yang masih belum bisa menangkap ikannya, ikan itu bahkan hampir pergi kembali ke air dangkal di sekitar sana. Bukan Daehan tidak bisa, tapi ikannya sangat licin. Dan terlambat, ikan itu kembali ke air dangkal di sekitar sana.
Karena tidak kealiran sungai, sepertinya masih bisa dijaring.
Erza memberikan salah satu jaring kepada Daehan, lelaki itu menerimanya dan keduanya sedang mengatur siasat untuk menyergap ikan.
"Aa sebelah sana, aku sebelah sini!"
"Oke!"
Setelah beberapa kali terjatuh kedalam air, akhirnya ikan tersebut dapat tertangkap. Daehan dan Erza bersorak senang.
![](https://img.wattpad.com/cover/263611124-288-k414403.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PePaCa
RomanceNote : ✔ Pasangan Tsundere 2 ✔ Bukan fanfiction ✔ Ada humor, dewasa dan juga agak vulgar cuman bukan penyiksaan yang iya-iya tapi ada unsur kekeran 🔞 ......... Seekor serigala mendidik domba hasil tangkapannya, dijadikannya...