"Eitssss!"
Seseorang menahan langkah Redo, Monna dan Retta.
Ketiganya menatap berisik yang sebelumnya satu ruangan itu dengan mereka. Tadinya karena merasa tidak penting, mereka berniat meninggalkan lelaki itu. tapi dia kukuh menahan ketiganya, lebih tepatnya salah satu dari mereka.
"Tunggu dulu!"
"Bisa minggir, kita mau lewat," ucap Redo.
"Lo lewat-lewat aja kali, gue tuh ada urusan sama nih si imut, pulang bareng gue ya," katanya kepada orang itu.
Monna manaikan halisnya, Retta menoleh kekanan dan kekiri lalu dia menunjuk dirinya sendiri.
"Gue?" tanyanya.
Derren, ya lelaki gila itu mengangguk.
Redo menghalangi tangan itu saat akan membawa Retta.
"Lo yakin kenal dia?" tanya Redo kepada Retta.
"Gue-"
"Kenal, lu bawel banget. Udah daripada uang kalian abis pakek bayar taksi online. Mening si cantik ini pulang sama gue, dan lo pulang sama nih cowok!" tunjuk Derren kepada Monna dan Redo.
"Apaan sih, enggak. Retta bareng gue!" Monna memeluk tangan Retta.
Tidak akan dia biarkan cewek sebaik ini bersama dengan buaya narsis satu ini!
Derren menghela nafas, "Heh, jangan ganggu orang PDKT-an deh. Mening lo juga nih sama cowok ini aja, gue lagi usaha dapetin ibu untuk kecebong-kecebong gue!"
"Hah?"
Redo menggaruk kepalanya gemas, dia hampir menyemburkan tawa saat mendengar ucapan abstrak itu. lain halnya dengan dua perempuan yang terlihat kebingungan itu, tapi tak lama Monna sadar akan sesuatu hal.
"Bahasa lo broo..."
"Lo bangsat juga ya jadi cowok!" geram Monna.
Derren menaruh tangannya di dada, "Dimana letak bangsatnya? Gue gak hina kalian loh ya!"
"Tadi, lo bilang... lo bilang..." wajah Monna memerah.
"Ini kenapa sih, gue mau pulang pliss!" kata Retta menaikan kedua tangannya mengintrupsi agar mereka menyudahi pembicaraan aneh ini.
"Lo balik sama gue!" Derren menangkap salah satu tangan itu dan menariknya.
Monna yang mau berteriak tidak jadi, Redo menahannya karena ini masih di wilayah rumah sakit. Monna menatap Redo tidak terima karena Derren membawa begitu saja Retta. Retta sendiri mencoba melepaskan diri tapi Derren tetap menariknya untuk mengikuti langkahnya.
Retta akhirnya pasrah.
"Kalau Retta diapa-apain gimana?" tanya Monna.
Redo mundur beberapa langkah, dia melihat tatapan khawatir dari Monna. Dia tersenyum.
"Gak semua orang pikirannya buruk-"
"Tapi semua orang punya nafsu!" potongnya.
Dada Monna naik-turun memburu, Redo merasa bersalah melihat itu. sejujurnya dia khawatir juga, tapi sepertinya Derren orang baik. Tapi itu berdasarkan firasat, itu tidak akan mengobati perasan khawatir dari perempuan di depannya.
"Kita telpon Retta?"
Monna mengangguk setuju.
Keduanya berjalan bersama sampai di depan rumah sakit, Redo dan Monna terdiam. Ah tadi Monna sambil jalan sudah menolpon Retta katanya dia tidak papa dan akan pulang dengan lelaki pemaksa itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/263611124-288-k414403.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PePaCa
RomanceNote : ✔ Pasangan Tsundere 2 ✔ Bukan fanfiction ✔ Ada humor, dewasa dan juga agak vulgar cuman bukan penyiksaan yang iya-iya tapi ada unsur kekeran 🔞 ......... Seekor serigala mendidik domba hasil tangkapannya, dijadikannya...