13

87 3 0
                                    

Daehan memeluk perut ibunya, sedangkan sang ibu mengelus rambut anaknya. Keduanya sedang ada di sofa dengan posisi Daehan tiduran di pangkuan Mom Adira. Keduanya masih tenggelam dalam keheningan untuk beberapa saat.

"Mom dulu bilang, masalah orang dewasa itu rumit kan?"

Adira berpikir sejenak lalu mengiyakan.

"Iya, Kita terkadang membicarakannya."

"Kali ini boleh aku bertanya sesuatu? Tapi aku ingin kali ini Mom menjawabnya dengan serius, Aku sudah dewasa Mom, aku bahkan sudah menjadi suami sekarang." Daehan masih menutup wajahnya di perut sang Ibu.

Sepertinya Adira tau pertanyaan ini akan mengarah kemana.

"Baiklah, Mom akan menjawab pertanyaanmu."

Mendengar itu sontak, Daehan bangun dari posisinya dan menatap Sang Ibu.

"Mom akan menjawab semuanya? Mom serius?!"

Adira tertawa kecil, "Mom serius," katanya mencubit kecil hidung Daehan.

Daehan tersenyum dan membenarkan posisi duduknya.

"Aku mau bertanya soal kelahiran aku Mom dan dimana ayah..."

Daehan menghentikan ucapannya saat melihat Adira menitikkan air mata.

"...Mom jangan menangis, baiklah, aku tidak akan bertanya apapun lagi!" kata Daehan panik.

Dia mengusap air mata ibunya yang jatuh ke pipi.

"Gak papa, memang sudah saatnya Daehan tau," kata Adira mengambil tangan anaknya itu dan menggenggamnya untuk menguatkan tenaga.

Ayok Ra, kamu pasti bisa!

"Tapi Daehan harus berjanji sama Mom ya!"

"Berjanji apa?"

"Jangan membenci diri kamu sendiri dan jangan merasa bersalah atas apapun. Kelahirkan kamu, adalah berkat terindah dalam hidup Mom."

Daehan terdiam sejenak dan mengangguk.

"Mom adalah korban pemerkosaan dan maaf karena kamu terlahir dari hal itu."

Hah? Jadi guee?

Kepalanya berputar, dunianya runtuh seketika. Ibunya, wanita baik dan cantik ini menjadi korban pemerkosaan manusia biadab? Apa takdir seserius ini pada kehidupannya?

YANG BENAR SAJA!

Rasanya Daehan ingin memukul wajah orang itu, dia membuat hidup ibunya hancur. Darahanya mendidih, Daehan marah dengan orang yang mmebuat ibunya seperti ini.

Tidak sampai di sana, satu fakta berikutnya semakin membuat kepala dan dunianya pecah seketika. Bukan hanya pecah saja, darahnya semakin bergejolak dan mendidih.

"Dan keberadaan Ayah kamu, Mom gak tau dimana, mungkin lebih tepatnya Mom gak tau siapa Ayah kamu."

Jangan bilang...

"Mom??" Daehan menutup mulutnya gak percaya.

Sambil terisak, Adira mengangguk.

"Iya, Mom diperkosa bukan hanya satu orang," katanya lalu menangis.

Daehan melepaskan genggaman ibunya dan segera memeluk erat Adira. Adira menangis, sedangkan mata Daehan hanya menurunkan satu atau dua tetes air mata.

Itulah mengaapa ibunya tidak pernah bercerita? Itulah alasan ibunya selalu menangis saat dia menanyakan keberadaan ayahnya. Bukan tidak mau bercerita, tapi wanita ini sulit bercerita atau mungkin bisa saja Ibunya trauma.

PePaCaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang