23

31 4 0
                                    

Hari yang indah, walau tidak jauh beda seperti hari-hari lainnya. Hari yang indah, walau masalah hidup tidak berkurang malah menambah. Hari yang indah, walau mengeluh kita harus tetap bersyukur.

Pagi yang cerah, matahari bersinar. Digendongnya tas seperti biasa dipundak, selamat pagi semua kok udah gibah aja.

Elsa yang geer atau semua tatapan manusia dikampus ini terpusat kepadanya. Memang, memang jika bersama Daehan dia sudah sering menjadi pusat perhatian, lebih tepatnya Daehan yang diperhatikan. Tapi hari ini agak lain.

Kok mereka udah kayak mau nusuk orang ya?

Entah lah Elsa harus gimana, setelah Daehan pergi ke kelasnya mereka masih menatapnya bahkan ada yang menatapnya tajam dan seperti akan membunuhnya ditempat.

Sampailah dia di kelas, dan ternyata keanehan itu terbongkar di sana.

"Cieeee... lo kok gak ngundang kita-kita sih?" tanya seseorang.

Siapa?

Ngundang apa?

"Ngundang apa?"

Salah satu dari orang-orang disana tertawa, itu membuatnya semakin menjadi pusat perhatian.

"Sok polos banget sih babi ini," katanya membuat wajah Elsa dingin.

Bukannya jelasin, malah ngatain.

"Ikut gue!" kata seseorang menarik tangannya.

Karena kesal juga dengan mereka, Elsa memutuskan untuk ikutin orang yang menariknya entah kemana ini. Senyumnya masih tidak timbul, dia mencerna keadaan tadi. dihina Daehan mungkin sudah tidak masalah, tapi dihina oleh oranglain yang bahkan dikenalnya saja tidak membuat otaknya berpikir keras.

Jujur dia marah, ya semua orang akan seperti itu.

"Lo mau bawa gue ke mana?"

Elsa melepaskan tangan itu.

Keduanya terdiam.

Dia membenarkan kacamatanya, "Plissss.. jangan di sini!" mohonnya.

Elsa mengangguk.

Keduanya sampai di belakang kampus, Elsa melihat sekeliling yang sepi.

"Jadi?"

"Kenapa lo ke kampus sih?!" tanyanya panik.

"Sabar brooo, lo jelasin dulu. Ini ada apa sih?"

Retta, gadis itu mengambil ponselnya dan mencari sesuatu. Dia memberikannya tepat di depan mata Elsa, Elsa menutup matanya pusing. Masalahnya Retta beneran memberikannya di depan wajahnya tanpa jarak.

Dia ambil ponsel itu dan membacanya.

"Lo baca yang teliti deh, harusnya lo diem aja dirumah sekarang!"

Dia memberikan ponselnya.

"Gue belum cek ig atau apapun hari ini," ucap Elsa lalu memijat hidungnya.

Retta mengangguk paham, ya pantas saja pesannya tidak sampai. Pasti Elsa benar-benar belum melihat apapun.

"Si-siapa yang bikin berita itu?"

Retta terdiam dan menggeleng, "Gue gak tau, gue aja syok baca ini. Satu-satunya berita yang gue gak tau! Kenapa lu gak bilang sih!"

Elsa menyipitkan matanya, mereka dekat saja tidak, ngapain bilang? Ya sudahlah biarkan.

"Gue harus apa dong sekarang?" tanya Elsa lelah.

"Pulang, buruan balik sebelum terjadi sesuatu yang parah sama lo. Kalau bisa lo ambil cuti-"

"Gak bisa, gue kebanyakan cuti."

PePaCaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang