14

47 2 0
                                    

Membayar sesuatu yang sudah kita perbuat di masa lalu. Karma. Hal kecil yang kadang tidak diperhatikan tapi terasa nyata di depan mata jika sudah di sadari.

Anehnya, manusia tetap melakukan tindakan itu walau paham bahwa karma itu terkadang nyata.

Baik-buruknya, tergantung masalah apa yang manusia itu tanam.

"Bagus banget, udah gak minta restu, sekarang kalau mau makan tinggal makan aja. Udah kayak Raja di rumah!" sarkasnya.

Daehan menurunkan suapannya.

Elsa menoleh kepada sosok sang ayah di pintu penghubung ruang makan dan ruang tamu. Keduanya serentak menghentikan makan mereka.

"Bapak!" protesnya.

Emak yang habis cuci panci dikamar mandi mengerutkan dahinya heran melihat suasana aneh ini. Wanita itu mencerna keadaan sambil mengelap tangannya yang basah.

"Kenapa lagi ini?"

"Apa? Bapak cuman mau ambil kopi bapak," katanya mendekati meja makan.

"Si bapak kebiasaan kalau gak suka sama orang pasti gini, maaf ya Nak Daehan." Emak mengusap tangan Daehan dan menyuruhnya lanjut makan.

Daehan tersenyum canggung dan mengangguk.

Bapak melirik Daehan sinis lalu mendengus, "Besok bangun pagi, Ikut ke sawah!!" perintahnya lalu pergi dengan kopinya.

Elsa cemberut melihat itu, bukan hanya Daehan yang digalakin, Elsa pun ikut dicuekin oleh sang Bapak.

"Bokap lo ngomong keg u-ekhem aku?"

Ya, setelah pembicaraan sengit tadi malam. Keduanya sepakat pakai aku-kamu di depan keluarga saja. Jika Elsa berpikir Daehan hanya ingin terlihat mereka baik-baik saja. maka Daehan malah berpikir bahwa dirinya dan Elsa bisa membiasakan diri perlahan.

Tidak perlu terburu-buru, keduanya bersama saja sudah terasa aneh. Apa Daehan sudah menerima keadaannya?

Entahlah, Daehan sendiri tidak paham tentang itu. toh tidak ada yang salah juga dari Elsa, Momnya benar dia gadis baik.

"Iya, Udah nurut aja Han, nanti kena lagi," saran Elsa.

Daehan mengangguk paham.

Emak yang melihat itu tertawa kecil, dia merasa lucu dengan tingkah suaminya,

"Bapak tuh sebenernya seneng punya mantu, cuman dia gensi aja!"

Entahlah Daehan harus bereaksi seperti apa dengan keadaannya, ada satu hal yang baru dia sadari dengan keadaanya sekarang. ya, apalagi kalau bukan karena Karma. Karma buruknya yang sering berlaku buruk kepada sang istri.

Perasaan gue gak enak...

@@@

"Ganti!" sinis Bapak.

Daehan melihat penampilannya, tidak ada yang aneh.

"Tapi-"

"Dalam hitungan ketiga kamu ganti pakek kaos, SATU..."

Daehan terburu-buru masuk ke dalam rumah dan mencari kaos. Elsa yang sedang asik tiduran mengerutkan dahinya.

"Kenap-"

Belum selesai Elsa bertanya, Daehan sudah mengganti baju dan melesat keluar. Elsa bangun dan mengikuti suaminya itu.

"Telat, saya udah bilang tiga tadi!" tipunya, padahal menghitung saja tidak.

Daehan meringis.

"Kenapa masih pakai celana itu?"

"Ya???" Daehan melihat bawahannya.

PePaCaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang