05

101 4 0
                                    

Terbiasa, itulah yang sudah di tanamkan dalam pikiran Elsa. Intinya, harus menurut dan jangan melakukan hal yang bisa meningkatkan emosi pangeran kampus kita sudah mulai biasa menurut Elsa.

Termasuk jika ada panggilan tiba-tiba, contohnya seperti yang sudah-sudah. Minta di belikan sesuatu dengan jarak yang jauh dan waktu yang harus tepat, ya rada iblis emang tapi mau bagaimana lagi.

"Bagus, ternyata elo bisa belajar dari kesalahan," kata Daehan puas.

Lelaki itu membuka minumnya dan menghabiskannya langsung di depan Elsa, sesekali ekor matanya melirik sang Istri yang juga sedang menghabiskan sebuah minuman.

"Han kelas gue udah selesai, kelas terakhir dosennya gak dateng," kata Elsa menatap Daehan.

Daehan mengangguk.

"Gue masih ada kelas," katanya.

Elsa tersenyum, "Kalau gitu gue-"

"Lo pulang bareng gue!"

"Tapi-"

"Gue bilang bareng, ya bareng Tolol!"

Elsa tersentak lalu mengangguk.

Daehan mendengus, "Bagus deh," katanya pergi dari sana.

Elsa memperhatikan punggung tegap yang perlahan menjauh itu, Daehan tetaplah Daehan. Seorang yang berwajah malaikat tapi berhati iblis. Tapi kalau dipikir kembali, wajar saja lelaki itu marah atau menjahilinya.

Mana ada orang yang mau menikah dengan dirinya? Selain karena dia memiliki tampilan yang pas-pas san, mungkin saja Daehan memiliki seseorang yang di cintainya. Bisa jadi sih, akhirnya karena tidak bisa bersatu dengan kekasih hati lelaki itu membuat kehidupan Elsa berada dalam neraka.

Hais, memikirkannya saja membuat Elsa merinding, tidak bisa dibayangkan kesehariannya hingga tua nanti dengan Daehan terus menjadi budak. Elsa lebih baik melepaskan lelaki itu dengan kekasih hatinya, dari pada dia makan hati kan ya!

Eh kok kesannya kayak Elsa itu menyukai Daehan sih?

"Heh Babon, ikut kita!"

Dua orang seketika menarik tangan Elsa membuat gadis yang sedang menyelam kedalam pikirannya itu kembali pada kenyataan. Elsa menatap sekeliling heran.

Mau kemana dirinya dibawa? Mana tangan kanan dan kirinya dipengangi erat lagi.

"Kalian mau bawa gue kemana btw?"

@@@

"Hah?" Elsa menatap sekeliling, otaknya mencoba memahami jalan cerita.

Lebih tepatnya memahami keadaan aneh dirinya, mereka ngapain bawa dia kemari? Mana mereka rame-rame lagi sedangkan Elsa hanya sendirian saja.

"Gue minta lo jauhin DAEHAN!" Akhirnya ada seseorang yang mau berbicara juga, namun dia berkata tepat di depan wajah Elsa.

Elsa menutup matanya, gilaa ini cewek makannya apa sih? Bau njirrr...

Eh tunggu, tadi mereka bilang jauhin siapa?

Nama suaminya ya?

Lah, kenapa Elsa harus jauhin Daehan? Dia kan istrinya, seakan baru ingat bahwa di kampus ini tidak ada yang tau mengenai hubungannya dengan Daehan, Elsa akhirnya mengerti jalan ceritanya, sepertinya dia sedang di labrak.

Anjaii-yani udah kayak pemeran utama di film aja gue!

Ugh, udah berasa orang paling cantik nih

"Dia tuh punya kita!" tambah seseorang di sampingnya.

Elsa mengerjapkan matanya berulang kali, oke sudah cukup. Pikirannya sudah kembali lagi kedunia asli. Dia tidak mau berakhir bonyok atau basah-basahan manja kayak di film-film.

PePaCaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang