Menjadi perempuan cantik di usianya sekarang adalah keberkahan sekaligus kemalangan. Adira Pramida. Lahir dengan kulit putih dan wajah rupawan, membuatnya terkenal di kalangan anak muda dan menjadi rebutan mereka.
Katanya, "Siapa yang berhasil menjadi pacar Primadona kita yang cantik ini akan menjadi lelaki terkeren saat itu juga."
Mereka berlomba-lomba seperti memperebutkan piala.
Dulu Adira muda sangat senang dengan ketenaran itu, dia bahkan tetap menerima pendekatan mereka saat dirinya sendiri tau tidak ada yang serius memiliki perasaan kepadanya.
Berganti-ganti pacar, Adira muda senang menjadi pusat perharian.
"Kamu yakin mau datang ke acara mereka?" tanya temannya.
Adira mengangguk sambil sesekali mencocokan baju.
"Kamu gak ikut tah?"
Bukannya menjawab, dia bertanya balik.
"Aku tidak diundang, lagipula Ibu pasti melarangku ke sana. Bisa habis aku dimarahi abangku," katanya lalu tiduran di kasur Adira.
Adira memperliharkan gaunnya.
"Cocok gak?"
Dia melihat dan memberikan jempol. "Apapun yang Kamu pakai cocok!"
Dia tersenyum dan duduk di dekat temannya.
"Padahal aku bisa meminta pacarku mengijinkanmu masuk. Beneran gak ikut?"
Temannya itu bangun dan mengangguk.
"Bersenang-senanglah, ingat jangan melakukan hal yang tidak-tidak, kalau ada yang jahat sama kamu bilang nanti aku pukul kepalanya!"
Mereka tertawa bersama dan saling berpelukan. Saat itu baik temannya ataupun Adira, merasa sama-sama menyesal. Yang satu menyesal sudah datang, yang satunya menyesal karena tidak melarang.
@@@
"Minum dir?"
Adira menatap minuman itu, suara music membuatnya tidak bisa mendengar. Sedangkan kekasih yang ada di sampingnya tidak mau membantunya sama sekali. Dia hanya duduk diam memeluk pinggang Adira.
"Hah? Aku gak minum alkohol!" katanya sedikit berteriak.
Saat orang itu akan menarik kembali gelas, salah satu teman kekasihnya itu merebut gelasnya.
"Ini gak ada Alkoholnya ini Dir, minum lah!" kata teman kekasihnya.
"Tapi-" Adira menatap sipembawa gelas.
"Serius minum lah," katanya meyakinkan.
Adira mentap kekasihnya yang masih terdiam memeluk pinggangnya.
"Kenapa?" tanyanya tanpa suara.
Gadis itu menggeleng dan meminumnya.
.
.
.
"Saya gak bisa, kita batalin aja rencana ini!"
"Kenapa sih, kita sudah di tengah jalan!" kata salah satunya marah.
Dia menatap Adira yang sudah seperti cacing kepanasan. Awalnya dia setuju-setuju aja, apalagi ini emang bagian dari rencana.
"Tapi gak gini caranya!"
"Susah banget sih, kamu tuh tinggal nikmatin tubuhnya saja duluan. abis itu baru kita-kita!"
"Saya... saya..."
Adira menarik leher kekasihnya yang terlihat aneh sekarang, bukan hanya saat ini. Sejak mereka datang lelaki itu memang aneh, dia hanya diam tak bicara banyak dan seperti menatapnya dengan rasa bersalah.
![](https://img.wattpad.com/cover/263611124-288-k414403.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PePaCa
RomanceNote : ✔ Pasangan Tsundere 2 ✔ Bukan fanfiction ✔ Ada humor, dewasa dan juga agak vulgar cuman bukan penyiksaan yang iya-iya tapi ada unsur kekeran 🔞 ......... Seekor serigala mendidik domba hasil tangkapannya, dijadikannya...