Tekan ☆ sebelum scroll ke bawah!!
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Delapan tahun kemudian
Di ruang kelas III/b sedang berlangsung permainan kelompok yang membuat suasana kelas riuh dan meriah. Semua murid tampak antusias mengikuti permainan dan mendengarkan instruksi dari guru mereka yang akrab dipanggil Suster Anna.
Suster Anna adalah seorang biarawati muda yang melayani sebagai guru di sebuah yayasan sekolah Katolik tingkat SD. Dia dikenal sebagai suster yang ceria, kreatif dalam mengajar, dan menjadi kesayangan murid-murid di sekolah itu.
Ketukan pintu kelas membuat permainan terhenti dan perhatian seisi kelas termasuk Suster Anna tertuju ke arah pintu. Seorang wanita paruh baya berseragam cleaning service sekolah sedang berdiri di luar pintu dan menyapa Suster Anna dengan hormat.
"Ada apa, Bu Sri?" tanya Suster Anna pada cleaning service itu dengan ramah.
"Maaf Suster, mengganggu. Ada tamu untuk Suster."
Kening Suster Anna mengkerut. "Untuk saya? Orangtua murid?" tanyanya heran sebab dia tidak ada janji pertemuan dengan orangtua murid untuk hari ini.
"Sepertinya bukan orangtua murid, Suster. Kata Suster Kepala tamunya keluarga Suster dari Jakarta. Namanya ...."
Wanita berbadan gemuk itu berpikir untuk mengingat-ingat nama yang dimaksud, sementara Suster Anna mulai gelisah mengetahui tamunya datang dari Jakarta.
"Siapa, Bu Sri?"
"Bi.. Bian? Bukan, bukan."
"Bima?" tebak Suster Anna.
"Iya, betul! Namanya Pak Bima. Suster Anna sudah ditunggu di ruang Suster Kepala."
Deg!
Jantung Suster Anna berdegup kencang saat mendengar nama itu. Sudah delapan tahun lebih mereka tidak bertemu dan tidak saling bertukar kabar sama sekali. Entah bagaimana wujud pria itu sekarang. Dia bahkan tidak pernah melihat wajah pria itu muncul di media manapun.
"Suster?"
Wanita berusia 29 tahun itu terperanjat saat tangan Bu Sri melambai-lambai di depan wajahnya. Kemudian dia tersenyum sumringah.
"Terima kasih, Bu Sri. Saya akan segera ke sana," ucapnya bersemangat.
Setelah memberikan tugas kepada murid di kelasnya dan meminta ketua kelas untuk menjaga ketertiban kelas selama ia pergi menemui tamunya, Suster Anna pun bergegas menuju ruang Suster Kepala.
Dia berlari tanpa henti menuruni tangga dari lantai 3 sampai ke lantai 1, lalu berjalan cepat menuju ruang suster kepala. Beberapa murid yang berpapasan dan menyapanya dia balas dengan terburu-buru sampai membuat mereka keheranan. Dia terlihat sangat tidak sabar untuk menemui tamunya.
Kemudian dia berhenti sebelum sampai di depan pintu ruangan suster kepala untuk mengatur napasnya sebentar. Setelah merasa lebih tenang, dia pun kembali melangkahkan kakinya menuju ruang suster kepala.
Dia berdiri di depan pintu yang terbuka. Senyumnya perlahan memudar saat mendapati tidak ada orang lain di dalam ruangan itu selain suster kepala yang sedang menandatangani surat di atas meja kerjanya. Meski begitu, dia tetap mengetuk pintu.
Suster kepala mendongak saat mendengar suara ketukan pintu. "Oh, Suster Anna! Masuk, masuk," sambutnya dengan hangat.
"Permisi, Suster Kepala. Saya ke sini karena Bu Sri bilang ada tamu untuk saya."

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Blood
Romance"Bagaimanapun, darahnya mengalir dalam tubuhku. Tidak sepantasnnya aku memiliki perasaan ini untuknya." Mentari berniat membalaskan dendamnya pada Bima Pamungkas, ayah biologisnya, atas perbuatannya yang telah meninggalkan ibunya saat sedang hamil d...