Jalan cerita 2

1K 33 2
                                    

Jalan cerita 2 comming




["Apa boleh berharap sama hubungan yang bahkan ngga ada kata mulai?"]


••

HBM🤍💐

••••

"Cece, buruan dong siap-siapnya!"

Entah sudah berapa kali Thara menggedor pintu kamar milik Ceisya, agar ia cepat keluar. Pagi tadi saat sarapan Ceisya mengatakan akan nebeng pada Thara, karena ban sepedanya bocor.

Tak berselang lama ibu kost datang, karena mendengar kegaduhan tersebut. Ibu kost mereka tak tinggal satu rumah melainkan tinggal di rumah sebelahnya.

"Kenapa sih, Ra?" tanya ibu kost.

"Suaranya kedengaran sampai rumah sebelah loh," lanjutnya.

Thara pun menghampiri ibu kost dengan perasaan kesal akibat lelah menunggu temannya bersiap-siap.

"Itu si Cece lama banget siap-siapnya. Katanya tadi itu mau nebeng aku ke cafenya, tapi malah lama banget. Aku ke buru kesiangan ke boutique nya, Bu."

Ibu Sri yang paham maksud Thara langsung menghampiri kamar milik Ceisya. "Cece, masih lama? Ini udah ditungguin sama Thara, agak cepet ya!Kasian nanti Thara kesiangan ke boutique nya."

Akhirnya, Ceisya keluar dari kamar. "Iya, Bu. Udah, kok."

"Ayo, katanya nanti kesiangan." Lanjutnya.

"Ceisya sama Thara berangkat dulu ya, Bu." Pamit mereka berdua.

"Iya, hati-hati."

Sebelum berangkat ibu kost menyadari ada satu yang kurang. Anak kost nya seharunya ada tiga, namun hari ini ia baru melihat mereka berdua.

"Eh, sebentar temen kalian yang satu mana?"

"Masih di rumahnya, Bu. Katanya balik ke kost sore nanti," jawab Ceisya lembut.

"Kalau gitu, kita berangkat dulu, ya, Bu. Assalamualaikum,"

"Wa'alaikum salam."

••••

Selama perjalanan Thara tak henti hentinya mengomel pada Ceisya. Ia benar-benar bingung, kenapa yah dia bisa sanggup berteman hampir empat tahun dengan orang yang sangat sangat seperti ini?

"Lama banget sih tadi, ngapain aja lo di kamar?"

Ceisya hanya diam, ia melamun.

"Cece, gue nanya lo bego." Lanjut Thara dengan suara keras.

"Eh, sorry. Tadi papa nelfon, gue disuruh balik katanya,"

"Udah nyampe, turun." Perintah Thara, yang sudah berhenti di depan cafe tempat Ceisya bekerja. Bukannya langsung ke boutique, Thara justru masuk ke cafe.

Ceisya yang melihat tersebut langsung menyusul temannya. "Ngapain, lo? Katanya udah kesiangan ke boutique. Ini malah mampir."

Thara tak memperdulikan omongan Ceisya dan memilih meja dan duduk di kursi yang sudah tertata rapih.

"Ini udah rapih, terus kerjaan lo ngapain?"

Ceisya berdecak kesal. "Kan ada sendiri yang kebagian berangkat pagi buat beres-beres,"

"Kalo gue bagiannya pas pulangnya," lanjut Ceisya.

Thara hanya membulatkan mulutnya dan menganggukan kepalanya tanda mengerti.

"Duduk! Cerita kenapa lo disuruh balik sama bokap." Perintah Thara.

Ceisya celingukan. "Bentar ya, gue ke belakang dulu. Mau naruh tas, ngga enak, masa datang langsung duduk ngobrol."

"Buru."

Ceisya langsung bergegas ke belakang dan menaruh barang bawaannya. Ia bisa melihat sudah ada beberapa karyawan yang tengah menyiapkan bahan makanan ringan untuk menu cafe.

"Udah datang, Ce." Ucap seorang lelaki yang bertanggung jawab untuk seluruh cafe, sekaligus pemilik cafe.

"Iya, Kak Je." Ucap Ceisya dengan senyum.

"Kak Je, aku izin bentar ya. Ada temenku di depan, katanya mau nanyain sesuatu. Bentar kok, Kak." Lanjutnya.

"Iya, nggak apa-apa. Tapi, kalo ada pelanggan terus belum ada orang, minta tolong tetap dilayanin, ya." Perintah lelaki yang sedang menatapnya, bernama Jefran.

"Iya, Kak. Itu kan emang udah jadi kerjaan aku."

Setelah mendapat izin, Ceisya langsung bergegas ke depan menghampiri Thara.

"Buruan! Lo mau nanya apa?" tanya Ceisya.

"Ya kenapa lo disuruh balik lah?"

Cia menggelengkan kepalanya dan menghela napas. "Nggak tau. Paling mau dikenalin lagi,"

Thara langsung memutar bola matanya. "Lagi? Ya ampun, kok nggak selesai-selesai, sih. Lagian lo juga sih, jomblo nya kelamaan."

"Masa masih gamon in yang di SMA. Inget dia itu cuma mau main doang sama lo. Kalo serius nggak mungkin lah cuma hts an. Cowo kaya gitu, mending lo buang jauh-jauh!" lanjutnya.

Ceisya mencubit tangan Thara. "Gue udah move on kali. Lagian gue belum mau pacaran, mau kerja dulu aja. Lagi menikmati fase terindah gue,"

"Gaya, lo. Udah ya, gue ke boutique." Ucap Thara, lalu bangkit dari tempat duduknya.

"Hati-hati."

"Iya."

"Masa sih belum move on? Cuma hubungan tanpa status juga. Gue nya aja dulu yang bego." Batin Ceisya.

"Apa boleh berharap sama hubungan yang bahkan ngga ada kata mulai?" batinnya lagi.

••••

Vote & Follow!!

Komen kalau ada yg typo and see you next part

Hi, Bye Mantan [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang