Jalan cerita 32

498 12 0
                                    

Happy reading!



["Selamat tinggal semesta ku"]


••••

HBM🤍💐

••••

Ceisya mendekat kepada Akshar yang telah siuman. Dan Jazziel mengikuti perempuan tersebut di belakang.

"Cece," panggil papanya dengan suara lirih.

"Iya, Pa?" balas Ceisya berusaha tetap tersenyum dihadapan Akshar, meskipun air matanya sudah mengalir tanpa diminta.

Akshar tersenyum melihat anak gadis semata wayangnya yang ternyata sudah besar dan tumbuh menjadi gadis baik nan cantik.

"El?" panggil Akshar begitu melihat Jazziel yang berada dibelakang Ceisya.

Jazziel yang mendengar namanya dipanggil mendekat. "Iya, Pak?"

Ceisya yang mendengar papanya memanggil laki-laki itu tampak bingung. "Papa kenal Jazziel?" tanya Ceisya.

Akshar mengangguk. "Ini calon mantu yang papa siapkan untuk mu, Ce," Akshar tersenyum setelah mengatakannya.

Ceisya mengernyitkan dahinya bingung.

"Papa," panggil Retta.

Ceisya berbalik dan melihat Retta yang telah siuman juga. Hatinya merasa sedih dan sesak melihat papa mamanya.

Ceisya mendekat ke arah mamanya. "Papa di sebelah sini, Ma," beritahukan Ceisya kepada mamanya.

Retta melihat dengan pelan, akibat kepalanya terdapat luka yang pastinya parah. "Maaf," ucap Retta. Ia merasa bersalah, karena kecelakaan ini.

Ceisya menggelengkan kepalanya dengan terisak. Hatinya merasa ter iris. "Ini bukan salah Mama."

"Jazziel?" panggil Retta.

"Iya, Bu?"

"Tolong jaga Ceisya." Pesan Retta.

Ceisya sudah tak bisa lagi untuk tersenyum. Ia menangis dengan suara yang tertahan di antara brankar papa dan mamanya.

Sedangkan Jazziel melihat Ceisya untuk beberapa saat. Ia juga merasa hancur melihat perempuan yang ingin ia bahagiakan menangis. "Iya, Bu. Saya pasti akan menjaga Ceisya."

Akshar dan Retta saling bertemu pandangannya dan tersenyum. Setidaknya Ceisya akan ada yang menjaga. Dan itu Jazziel, lelaki yang dipercayai oleh Akshar maupun Retta.

"Papa mau pulang, Ma," ucap Akshar yang ditujukan untuk Retta.

"Papa harus dirawat dulu di sini untuk beberapa hari ke depan, ya," beritahu Ceisya pada papanya.

"Emang Mama sama Papa nggak mau liat Ceisya nikah? Terus ngurus toko," ucap Ceisya mencoba bergurau, namun tampak tak lucu.

"Itu menyangkut kebahagiaan kamu, Ce. Dan itu juga takdir tuhan ya menentukan. Mama dan Papa akan selalu bahagia, ketika kamu bahagia," ucap Retta.

Akshar justru menganggukkan kepalanya dengan pelan.

"Papa mau pulang," ucapnya lagi.

"Mama ikut, Pa." Balas Retta dengan suara yang lirih, tapi masih bisa terdengar.

"Kamu jaga diri, Ya, Ce." Pesan Akshar.

"Harus bisa jadi perempuan yang baik, nggak boleh jahat sama orang, meskipun orang itu jahat sama kita." Ucap Retta.

"Toko rotinya Papa serahkan ke kamu. Bebas mau Ceisya apakan, jual juga boleh. Sebahagia nya Ceisya aja."

"Harus bahagia, ya, Ceisya Azaleana. Anak kesayangan dan kebanggaan Papa dan Mama,"

"Cari tempat yang baik dimana kamu bahagia dan dihargai,"

Mendengarnya, kini Ceisya paham arah pembicaraan papa dan mamanya yang mengatakan ingin pulang.

Tapi, demi tuhan Ceisya belum siap dan sepertinya tak akan pernah merasa siap di posisinya saat ini, meskipun dimasa yang akan datang nanti.

"Papa sama Mama capek, ya?" tanya Ceisya dengan sendu. Ia menatap Akshar lalu beralih menatap Retta.

"Ceisya rasa Ceisya belum siap, Pa, Ma. Ceisya nggak tau apa Cece bisa kuat atau nggak," ucapnya dengan memegang kedua tangan orang tuanya.

Air matanya juga terus-menerus mengalir.

Jazziel yang berada dihadapan Ceisya hanya bisa menatap perempuan itu. Ia pernah berada di posisi ini dan itu memang menyakitkan. "Ce, kita bisa egois untuk hal ini," ucap Jazziel.

Ceisya menatap Jazziel dengan matanya yang merah akibat menangis. Kepalanya menggeleng pelan. "Aku nggak sanggup,"

"Jangan sekarang." Lanjut Ceisya.

Beberapa saat kemudian Akhsar dan Retta tampak hampir memejamkan matanya. "Pa, Ma," panggil Ceisya.

Ia merenung sebentar dan memikirkan perkataan Jazziel.

"Ceisya ikhlas. Cece ikhlas, kalau Papa dan Mama mau tidur dan istirahat sekarang, insyaallah Ceisya siap,"

Ceisya mendekat ke arah Akshar dan mencium kening papanya dengan penuh kasih sayang untuknya. "Terima kasih sudah menjadi Papa terbaik yang pernah Ceisya kenal. Ceisya janji akan selalu doain Papa. Maaf, Ceisya belum bisa jadi anak yang Papa inginkan. Maafin Ceisya juga, karena selalu nolak untuk urus toko. Ceisya sayang banget sama Papa," ucapnya, lalu mencium tangan papanya.

Ia beralih ke Retta. Ia juga mencium kening mamanya dengan kasih sayang yang sama. "Mama, ini Ceisya. Ceisya sayang banget sama Mama. Ceisya cuma mau kasih tau Mama, Mama itu Mama terbaik, walaupun cerewet dan suka marahin Ceisya. Suruh cepet-cepet nikah lagi. Tapi, Ceisya yakin itu bentuk kasih sayang Mama untuk Ceisya. Ceisya akan selalu sayang dan doain Mama," ucapnya, lalu ia mencium tangan mamanya.

Dan... Akshar maupun Retta memejamkan matanya rapat secara bersama.

Ceisya menangis dengan keras. Raganya luruh, hatinya hancur lebur. Rumahnya telah runtuh dan pergi dengan tenang. Kehidupannya ke depan tak tau akan bagaimana. Semesta nya telah meninggalkan nya sendirian.

Jazziel memeluk Ceisya, mencoba memberikan kekuatan pada perempuan tersebut.

••••

Kok aku nangis, ya :(

Peluk Ceisya🫂

Update lagi kayaknya Minggu, itupun kalau aku nggak lupa, namanya juga manusia ya, kan

Komen kalau ada typo, vote biar makin cepat update :)

Baibai🌷

Hi, Bye Mantan [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang