Jalan cerita 37

282 6 0
                                    

Wajib vote sebelum lanjut!



["Biarkan aku memberitahu mu, bahwa aku hanya bisa mencintamu"]


••••

HBM🤍💐

••••

Setalah makan siang bersama. Mereka membersihkan meja makan dan mencuci peralatan makan yang tadi digunakan.

Selesai dengan itu, Alka dan Thara mengambil barangnya yang sudah dikemas tadi malam.

"Kita pamit. Lo harus jaga diri, kalo ada apa-apa langsung hubungin kita!" pesan Thara.

"Jangan ngerasa sungkan sama gue ataupun Thara, ya, Ce."

Ceisya mengangguk seraya tersenyum. "Iya, kalian hati-hati. Sampai sana langsung kabarin gue juga."

"Em, Jazziel, kita nitip Ceisya, ya. Tolong jagain dia, jangan nyakitin dia. Kalau ada apa-apa sama Cece atau perlu bantuan apapun langsung hubungin gue atau Thara." Pesan Alka pada Jazziel.

"Pasti." Jawab El dengan mantap.

Beberapa saat setalah mengantarkan Alka dan Thara. Kecanggungan antara Jazziel dan Ceisya mulai terasa. Padahal, ditelepon tadi Ceisya seperti tak ada kecanggungan mengajak El makan. Tapi, setalah bertatap langsung dengan lelaki itu, rasanya tubuh Ceisya menegang.

"Kamu mau ngomongin apa?" tanya El pada Ceisya.

Mereka kini duduk di bangku taman belakang rumah yang sudah menjadi milik Ceisya.

"Mau ngomong tentang kamu," balas Ceisya dengan wajah tertunduk.

Jazziel menatap lekat perempuan yang duduk di sebelahnya. "Aku? Aku kenapa emangnya?" tanya El dengan bingung.

Ceisya mengangkat wajahnya, mencoba menatap laki-laki di sampingnya. Ketika pandangan mereka bertemu, Jazziel mengangkat alisnya, seakan bertanya apa.

"Kamu kapan pulang? Di sini cuma karena kerjaan, kan?"

"Belum tau pulang kapan. Nunggu kamu happy lagi dulu." Balas El, lalu tersenyum pada perempuan yang ia tatap lekat itu.

Ceisya mengalihkan pandangannya. Ia menatap lurus ke depan. "Jangan! Gimana perasaan tunangan kamu, kalau tau kamu di sini. Dia pasti kecewa."

Jazziel bangkit dari tempat duduknya. Ia memindahkan kursinya, agar bisa berhadapan langsung dengan Ceisya. "Dia bukan tunangan aku, Ce. Dia-"

"Iya aku tau," potong Ceisya lebih dulu.

Jazziel mengernyitkan keningnya. "Kamu tau? Maksudnya?"

Ceisya menatap kedua manik mata Jazziel. Dapat dilihat, bahwa Jazziel mengatakan kebenaran dan tak ada kebohongan dalam perkataannya itu.

"Aku nggak sengaja denger tadi. Pagi setelah ke makam mama sama papa, aku mampir ke tempat kerja kamu. Tapi, ternyata lagi ada mama kamu, aku juga denger pembicaraan kalian. Maaf, ya,"

Jazziel mengangguk paham. Ia tak mempermasalahkan hal ini. Ia juga tak mau Ceisya terus-menerus salah paham, mengenai hubungannya dengan Alexa.

"Bukannya aku mau belain salah satu di antara kalian. Tapi, kamu nggak seharusnya bentak mama kamu. Mama kamu pasti sakit hati denger kamu bentak dia kaya tadi."

Jazziel menundukkan wajahnya, merasa malu mendengarkan nasihat itu dari Ceisya. Seharusnya ia bisa mengontrol emosi nya tadi. "Iya, maaf. Aku kelepasan tadi,"

Ceisya berdecak mendengar perkataan maaf dari El. Ia meraih wajah lelaki itu, memegang dengan kedua tangannya, agar lelaki itu bisa menatapnya. "Minta maafnya jangan ke aku, tapi, ke mama kamu."

Jazziel mengangguk paham. "Iya. Nanti aku minta maaf sama mama. Makasih, ya, udah ingetin aku,"

Ceisya tersenyum, melepaskan tangannya yang berada di wajah El tadi. "Kamu juga harus nurut sama mama kamu. Karena, penyesalan itu akan datang di akhir, kaya aku gini," ucap Ceisya, yang kembali mengingat kedua orang tuanya.

"Aku nggak mau nurut soal ini, Ce. Karena aku juga yakin ini nggak akan jadi penyesalan buat aku nantinya,"

"El..." panggil Ceisya, mencoba meyakinkan Jazziel untuk menurut kepada mamanya, meskipun ia tak tau betul apa yang di inginkan mamanya untuk Jazziel.

"Kalau aku nurut, berarti aku harus nikah sama Alexa. Dan aku nggak mau itu. Aku cuma mau sama kamu, nggak ada yang lain. Atau kamu mau aku nikah sama dia?" tanya El dengan serius.

Bak tersambar petir. Tubuh Ceisya menegang mendapatkan pertanyaan seperti itu dari El. Jika, boleh memutar waktu, seperti nya Ceisya tidak akan memerintahkan El untuk menurut pada mamanya.

Ia memberikan nasihat pada El untuk menurut pada mamanya, karena saat itu ia belum tau apa yang diinginkan Saras, mama Jazziel.

Jika tau itu keinginannya, Ceisya juga sepertinya belum merasa ikhlas melepaskan Jazziel.

"Emang kamu mau?" tanya Ceisya. Ia hanya tak tau harus menjawab apa, meskipun hatinya mengatakan tidak ikhlas jika Jazziel menikah dengan Alexa.

"Kalau aku jelasin dari awal apa kamu siap?" tanya Jazziel.

•••

Baikan apa makin jauh?

Mau double up biar cepat tamat!

Follow!

Hi, Bye Mantan [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang