Jalan cerita 25

390 10 0
                                    

Update lagi kalo udh pada vote!




["Waktu tak mungkin menjawab, kecuali ada yang bertindak"]


••••

HBM🤍💐

••••

Hari yang tak pernah di pikirkan oleh seorang Jefran adalah hari dimana ia akhirnya menyatakan perasaannya kepada perempuan yang dicintainya, Ceisya.

"Hai," sapa Jefran, kala melihat Ceisya baru datang.

Ceisya hanya tersenyum dan melambaikan tangannya dengan cukup canggung. Pernyataan Jefran kemarin masih sering membuatnya bingung harus bersikap bagaimana pada lelaki tersebut.

"Kenapa, Ce?" tanya salah seorang teman kerjanya.

"Nggak papa," jawab Ceisya.

"Kalo gitu ini tolong anterin ke meja sebelah jendela itu, ya! Yang laki-laki duduk sendirian," perintah teman kerjanya.

Ceisya mengangguk mengerti. Ia mengambil alih nampannya dan mulai berjalan menuju pemesan.

"Permisi, ini pesanannya." Beritahu Ceisya. Ia mulai meletakkan pesanan tersebut.

Saat Ceisya dengan jelas melihat siapa yang memesan. Matanya berkedip dengan grogi.

"Ce?" panggil Jazziel.

"Iya?" jawab Ceisya pada lelaki itu. Saat ini Ceisya hanya berinteraksi sebagai pelanggan dan pekerja di cafe itu.

"Semoga kamu bahagia sama pacar kamu."

Ceisya kembali menatap tak percaya pada Jazziel. Ceisya merasa ada yang salah dengan lelaki ini.

Meskipun dulu ia hanya mengenal Jazziel untuk waktu yang singkat. Ceisya sedikit tau tentang beberapa hal.

"Kenapa kamu?" tanya Ceisya dengan nada yang menurutnya biasa saja.

"Nggak papa. Aku cuma mau kasih selamat dengan tulus ke kamu," balas Jazziel dengan wajah tertunduk.

Ceisya juga sepertinya tau saat ini Jazziel sedang dalam kondisi yang tak baik-baik saja.

Jazziel akan menundukkan kepalanya, jika lelaki itu tengah berbohong atau tak mengatakan yang sebenernya.

"Kamu harus bahagia! Jangan kaya aku." Ucap Jazziel.

••••

Sudah sekitar satu minggu Ceisya tak melihat Jazziel di cafe. Biasanya laki-laki itu akan datang walaupun hanya untuk beberapa menit saja. Tujuannya hanya untuk bertemu Ceisya.

Kadang Ceisya merasa risih dengan hal tersebut. Namun, satu minggu tak melihat mantannya membuat nya merasa aneh.

"Mikirin pak Jefran, ya?" colek seorang perempuan yang tak lain adalah teman kerjanya di cafe ini.

Jefran sendiri sudah tiga hari tak datang ke cafe. Lelaki itu sedang pergi ke luar kota untuk urusan perusahaan orang tuanya. Jefran di perintah untuk menemani papanya selagi bekerja di sana.

"Nggak! Ngapain juga."

Lagi pula yang dipikirkan oleh Ceisya saat ini memang bukan Jefran melainkan Jazziel.

Untuk pengakuan Jefran padanya beberapa hari lalu, Ceisya belum menjawab. Jefran sendiri juga tak memaksa Ceisya menjawab secepatnya.

Lelaki itu memberikan kesempatan Ceisya untuk berpikir terlebih dahulu.

••••

"Iya, ma. Cece juga masih muda, kan? Nggak usah buru-buru juga kali." Balas Ceisya kepada Retta yang berada di sambungan teleponnya.

"Pasti jawabannya gitu. Bosen mama."

Ceisya tertawa mendengar suara masam sang mama.

"Terus aku harus milih calon yang asal-asalan, gitu?" tanya Ceisya balik.

"Ya bukan. Maksud papa, kamu itu cepet seleksi calon suami. Jangan fokus di cafe terus." Nasihat sang papa, membuat Ceisya kicep seketika. Ucapan ayahnya seperti membuatnya berpikir lebih.

Panggilan keduanya tertutup setelah beberapa saat. Sebenarnya Ceisya yang memaksa menyudahi panggilannya. Dirinya sudah merasa panas mendengar omongan Retta perihal jodohnya.

Ceisya keluar dari kamar berniat mengambil segelas air di dapur. Ia melirik jam dinding dan sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

Ceisya berjalan menuju dapur dengan gelas kaca yang berada digenggamannya. Keika Ceisya akan kembali ke kamar, Alka keluar dari kamarnya.

"Belum tidur, Ce?" tanya Alka sembari melangkah menuju kulkas. Sepertinya mencari cemilan. "Ini cookies nya gue makan, ya?" tanya Alka sembari mengambil cookies milik Ceisya. Sedangkan Ceisya hanya mengangguk.

"Lo belum tidur atau kebangun?" tanya ulang Alka.

"Belum tidur. Abis telfonan sama ortu,"

Mereka duduk di ruang tv. Ceisya meminum air bening dalam gelasnya. Sementara Alka masih mengunyah cookies milik nya.

Beberapa saat kemudian Thara juga ikut keluar dari kamarnya. "Pada ngapain?" tanya Thara. Melangkah menuju Ceisya dan Alka, lalu ikut duduk.

"Lo nggak tidur?" tanya keduanya kompak pada Thara.

"Belum. Abis ngurusin kerjaan,"

Mereka duduk tanpa sepatah katapun. Ceisya yang melamun serta Thara dan Alka yang hanya memperhatikan Ceisya dengan tatapan bingung.

Thara dan Alka mulai bertanya dengan ragu. Tapi, mereka juga penasaran setengah mati akan hal ini.

"Jadi, gimana?"

"Udah seminggu dia kasih waktu ke lo, Ce. Dia juga pulang besok, kan?"

••••

Update nya gak tentu ya

Seusai vote aja udah nambah atau belum

Kalo ada typo tolong komen

Baibai💐🦋

Hi, Bye Mantan [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang