Jalan cerita 23

402 10 0
                                    

Follow Instagram @pearly.celestial




["Kepastian itu penting dalam hubungan untuk langkah ke depan"]


••••

HBM🤍💐

••••

Ceisya yang mendapat pertanyaan tersebut membantah dengan fakta.

"Bukan, Tante," balas Ceisya dengan senyum canggungnya.

Jefran yang melihat interaksi kedua perempuan tersebut berdiri dan mencoba menyudahi obrolannya.

"Sorry ya, Ce. Mama emang suka gitu," Jefran memegang tangan milik Vena. Kode agar menyudahi obrolannya dengan Ceisya.

Ceisya mengangguk memaklumi. Meksipun, ada rasa yang tak bisa di jelaskan di dalam hatinya.

Tapi, rasa panik Jefran dan Ceisya seketika bertambah kala Vena menambah pernyataan nya.

"Bohong pasti! Tadi Mama liat kalian itu ngomong sama laki-laki di dekat lift, terus kalian juga bilang, kalo kalian itu pacaran,"

"Bahkan, kalian ke tempat sarapannya bareng, kan? Terus Mama juga liat Jef pegang bahu kamu terus natap lekat kamu,"

Jefran maupun Ceisya sudah kehabisan kata.

Randi pun ikut menimpali. "Pantes aja. Jefran ini kalo saya jodohkan dengan pilihan kami selalu ditolak olehnya. Ternyata memang sudah punya yang dicari-cari."

Ceisya tersenyum bukan karena canggung. Melainkan mengetahui fakta, bahwa Jefran sering dijodohkan dengan oleh pilihan orang tua nya.

Tak banyak berbeda dengan Ceisya sebenarnya. Perempuan itu juga sering dijodoh-jodohkan oleh Retta.

"Udah lah, Ma! Nanti, Jef jelasin. Kalo dia itu emang bukan pacar Jef,"

"Sorry ya, Ce,"

Setalah kejadian kemarin, Jefran dan Ceisya masih terlihat biasa saja. Ceisya yang tak mempermasalahkan sama sekali, meskipun sampai detik ini Jefran tak menjelaskan apapun, hanya meminta maaf.

Keduanya juga sibuk dengan ramainya cafe beberapa hari. Mungkin, itu juga salah satu alasan Jefran belum bisa menjelaskannya.

"Akhirnya agak santai ya, Ce." Ucap Jefran, lalu mengambil kursi dan duduk di dekat Ceisya.

Ceisya pun ikut serta mengambil kursi dan duduk bersebelahan dengan Jefran.

"Iya, Kak." Balas Ceisya.

Jefran mengatupkan bibirnya. Ragu untuk memulai pembicaraan. "Ce," panggil Jefran.

Ceisya yang sedang minum, menoleh ke arahnya dan meletakan minumannya. "Kenapa, Kak?"

Dengan jantung yang berdetak tak karuan, Jefran memberanikan diri untuk berbicara. "Soal waktu itu aku benar-benar minta maaf. Aku nggak tau kalau papa ataupun mama bakal salah paham soal aku sama kamu. Apalagi sampai bilang kalau kita pacaran,"

"Jangan di anggap serius ya, Ce," lanjutnya.

Ceisya tersenyum. "Kalau aku anggapnya serius. Gimana?" ceplos Ceisya tanpa berharap jawaban apapun dari Jefran.

Namun Jefran justru berkata. "Boleh banget. Kamu boleh banget anggap serius omongan mama," balas Jefran dengan tatapan lurus kepada Ceisya.

Sedangkan Ceisya yang tadinya menatap Jefran, seketika membuang pandangannya.

Detak jantungnya sudah tak karuan. Bisa-bisanya lelaki di hadapannya ini mengatakan hal seperti ini dengan santai. Itu pikir Ceisya.

Namun, lain halnya dengan Jefran yang juga tak kalah takut dan merasa gugup dengan jawaban yang telah diberikannya.

••••

Jezziel lelaki yang sudah gila kerja, apalagi baru putus cinta. Teman satu-satunya saat ini hanya kertas dan pulpen yang sedang di hadapannya.

Lelaki itu meletakan pulpen yang berada di tangannya. Menyenderkan bahunya ke kursi. Ia menutup matanya untuk beberapa saat. Mencoba untuk menenangkan diri setelah harapannya pupus untuk Ceisya.

Dering telepon membuatnya membuka kembali kedua matanya. Ia meraih smartphone nya.

Satu kalimat dari seberang telepon mampu membuat Jazziel berhenti dari kegiatannya tadi dan bersiap pergi.

Baru setengah perjalanan, Jazziel mengehentikan mobilnya. Ia turun lalu menghampiri seorang wanita.

Dirinya meraih tangan wanita tersebut. "Alexa!"

Perempuan yang tak lain adalah Alexa menatap Jazziel dengan tatapan yang tak Jazziel suka.

Kini keduanya tengah berada di apartemen Alexa.

"Kamu di suruh mama, ya?" tanya Alexa saat El sedang meminum air mineralnya.

El tak bisa berkutik. Memang benar adanya yang dikatakan oleh Alexa.

"Kalau aku kayak gini kamu baru peduli?"

"Al!" Jazziel sedikit meninggikan suaranya.

Alexa tersenyum miring. "Emang bener, kan? Perlakuan kayak gini pasti kamu di suruh sama mama. Nggak mungkin inisiatif kamu sendiri!"

"Aku mau kepastian, Kak!" ucap Alexa yang tak bisa dimengerti oleh Jazziel. "Kepastian apa?"

"Hubungan kita,"

••••

Yang cowo minta kepastian yang cewe juga minta kepastian🦋

Gimana nih kira-kira?

Tungguin next chapter nya Pearcly :)

🌷💟

Hi, Bye Mantan [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang