Jalan cerita 10

748 21 0
                                    

Follow dulu, sebelum lanjut




["Melupakanmu adalah hal yang paling sulit untukku"]


••••

HBM🤍💐

••••

Hari ini adalah hari pertama Ceisya kembali bekerja, setelah cuti selama tiga hari. Ia sangat berharap agar pertemuan beberapa hari yang lalu adalah pertemuan terakhirnya dengan lelaki yang ingin dilupakan nya.

"Semangat Cece lo pasti bisa." Ucapnya pada dirinya sendiri.

Sekitar 30 menit mengayuh sepedanya, akhirnya Ceisya sampai di cafe tempat nya bekerja. Saat masuk ke dalam, Ceisya bisa melihat Jefran yang sedang mengelap meja.

"Pagi, Kak Je." Sapa Ceisya. Lelaki yang dipanggil menoleh dan tersenyum. "Pagi juga, Ce."

"Udah nih temu kangennya sama Mama kamu?" tanya Jefran.

Ceisya terkekeh sambil mengangguk. "Udah, makasih ya, Kak, udah ngasih libur."

"Iya santai."

Obrolan mereka tak berlanjut. Ceisya langsung bersiap bekerja dan Jefran juga melanjutkan mengelap meja serta menurunkan kursi bersama karyawan cafe yang lain.

Sekitar jam makan siang, cafe jauh lebih padat. Banyak orang yang berhenti dari perjalanan mereka dan berehat sejenak di Cafe Lovdie, tempat Ceisya bekerja.

Dan tak sedikit juga anak muda yang menongkrong setelah sekolah atau kegiatan lain.

Ceisya sibuk melayani di meja untuk menerima pesanan. Ia tak henti-hentinya tersenyum ramah kepada para pengunjung.

"Silahkan di tunggu ya, Kak." Ucap Ceisya pada pengunjung yang baru selesai memesan.

Baru akan mengambil minum, pintu cafe kembali terbuka, menampilkan seorang lelaki dengan perawakan gagah dan wajah tampan.

Ceisya mengurungkan niatnya, dan kembali ke meja tempatnya menerima pesanan. "Sela-" ucapannya terjeda, kala melihat siapa yang masuk.

Itu El, Jazziel.

Ceisya menggelengkan kepalanya berusaha tetap fokus, dan bersikap biasa saja. Layaknya pengunjung dan karyawan.

"Selamat datang, di Cafe Lovdie. Mas nya mau pesen apa?" sapa dan tanya Ceisya kepada El.

"Aku kangen kamu, Ce." Ucap El dengan pandangan lurus, tanpa berkedip kepada Ceisya.

Ceisya mencoba tetap tenang. "Silahkan mas nya duduk dulu, kalo memang belum ada pesanan." Ucap Cia, lalu pergi melanjutkan kegiatannya.

Pandangan El mengikuti arah perginya Ceisya. Ingin sekali dirinya bisa mengobrol bersama dengan Ceisya. Namun, dilihat sikap Ceisya tadi, El pikir Ceisya tidak ingin bertemu dengannya.

El duduk di kursi sendirian menikmati secangkir coffe. Sekitar 30 menit ia duduk sendirian, El tak pernah lepas pandangannya dari Ceisya. Melihat perempuan itu membuatnya mengembangkan senyum.

Di sisi lain, Ceisya sadar, bahwa dirinya di ikuti oleh pandangan El. Jujur, dirinya merasa tak nyaman akan hal itu.

Saat ia menatap kembali kursi yang di duduki El, tampak lelaki itu telah meninggalkan kursi, "Bagus deh." Batin Ceisya.

"Kenapa, Ce?" tanya Jefran.

Ceisya sedikit terkejut. "Nggak kok, Kak.",

Sementara itu sebuah mobil baru saja berhenti di depan sebuah gedung. Lalu, menampilkan sosok lelaki yang tak lain adalah El. Dirinya kembali ke kantor setelah menemui Ceisya.

El menuju ruangannya, lalu memanggil asistennya. "Saya hari ini pulang sendiri, kamu juga bisa langsung pulang." Perintah El.

"Baik, Pak."

••••

Sekitar pukul setengah sembilan malam, Ceisya telah selesai membereskan cafe. Sekarang ia harus buru-buru kembali ke kost, sebelum di kunci.

Sebenarnya, tadi Ceisya di tawari untuk pulang bersama Jef. Namun, ia menolak. Dirinya tidak mau merepotkan Jef, apalagi Jef harus menunggunya sampai selesai membereskan cafe.

"Gue duluan ya, biasa kost nya bikin repot." Pamit Ceisya pada teman lainnya yang masih bersantai sebentar, setelah selesai.

"Hati-hati."

Ceisya mengacungkan jempolnya seraya berlari keluar cafe. Saat kakinya akan mengangkat standard sepedanya, tangannya lebih dulu di pegang oleh seseorang yang ia kenal. Itu El.

"Aku anter aja." Ucap El.

"Makasih, tapi nggak perlu." Balas Ceisya dengan datar. Lalu melepaskan tangan El dari lengannya.

El berdecak kesal. "Aku ngasih tau kamu, bukan minta izin. Jadi, nggak ada penolakan."

Bukannya apa-apa. Hanya saja ini sudah malam, El tidak akan tenang membiarkan Ceisya pulang dengan mengayuh sepedanya sendirian.

"Maaf, tapi saya tidak mengenal anda. Jadi, saya minta tolong untuk jangan ganggu saya." Jawab Ceisya.

"Jazziel Rajaksa Mahessa. Itu nama aku, kalo kamu lupa."

"Terus apa urusannya sama saya?" tanya Ceisya.

••••

Next nya Ceisya bakal cuek apa luluh nih kira kira?

📢 Follow biar ngga ketinggalan !!

See you...

💟💟💟

Hi, Bye Mantan [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang