Jalan cerita 11

662 15 0
                                    

Tolong lahh vote atau komen gitu




["Takdir selalu membuat kita bertemu. Seakan tak ikhlas, jika aku melupakanmu"]


••••

HBM🤍💐

••••

Perempuan itu pergi mengayuh sepedanya, tanpa memperdulikan El.

Sesampainya di kost, ada sebuah hal yang sudah ia di duga. Ceisya terlambat. Dirinya sampai sekitar pukul sembilan lebih 10 menit. Sudah jelas, kost tidak akan membukakan pintu.

Ceisya buru-buru menelfon sahabatnya. Berharap mereka akan membukakan pintu untuknya. Namun, dari luar Ceisya tak bisa mendengar dering telepon milik Thara maupun Alka.

Sampai akhirnya Ceisya membuka grup WhatsApp para sahabat-sahabat.

••••

AAC (ANAK-ANAK CANTIK)
(Alka, Thara, Anda)

AlkaMpret🍻
Gue lembur di kantor, jadi ngga balik.

Thara MakJreng
Gue juga mau nginep di rumah sepupu gue, bantuin skripsi.

AlkaMpret🍻
Kalo gitu, kost langsung kunci aja, Ce. Ngga usah nunggu gue sama Thara.

Thara MakJreng✨
Ceisya off, sibuk mungkin

Anda
Gue telattt, anjir sekaliii.
Ini gimana? Gue tidur di teras gitu?

••••

Tak ada yang membalas. Ceisya yakin, para sahabatnya sedang sibuk dengan urusan masing-masing.

"Masa iya gue ke ibu Sri?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Walupun rumahnya berada di sebelah kost yang ditempatinya, hanya berjarak oleh tanaman sebagai pagar. Bukan itu yang jadi masalah. Hukuman dan galaknya bu Sri yang tak siap Ceisya terima. Itulah masalahnya.

Ceisya menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Ngga-ngga. Gue gak bisa."

"Gue takut bu Sri marah, terus ngadu lagi ke mama, kalo gue pulang malam gini." Lanjut Ceisya.

Tanpa sadar ada yang sedang memperhatikan dirinya.

El memerhatikan Ceisya dari dalam mobilnya. Ada rasa bahagia, meskipun ia tak tau apa yang sedang di alami Ceisya. Melihat tingkah Ceisya kebingungan menurutnya sangat menggemaskan.

Ceisya yang sedari tadi mondar-mandir memilih jongkok di depan pintu, sambil berpikir apa yang akan ia lakukan.

Melihat itu, El menghampiri Ceisya dengan percaya diri. "Kenapa?" tanya El.

Ceisya yang tadi berjongkok di depan pintu mendongakkan kepalanya. "Ngapain kamu?"

Astaga!

Ceisya keceplosan, dengan mengatakan 'kamu'. "Maksudnya, anda kenapa bisa berada di sini?" tanya Ceisya sekali lagi. Huh, perasaannya sudah tak karuan.

El tersenyum melihat Ceisya gelagapan, karena keceplosan. "Kenapa formal banget sih? Kan bisa aku-kamu aja."

Ceisya merubah posisinya menjadi berdiri dan berhadapan dengan El. Sudah jelas wajahnya sudah jengah melihat El.

"Mohon maaf, lebih baik sekarang anda pergi. Lagi pula tidak etis lelaki yang sudah mempunyai seorang perempuan justru bertemu perempuan lain malam-malam seperti ini." Jelas Ceisya.

Lagi! Ceisya keceplosan!

Untuk apa dirinya menjelaskan secara tidak langsung mengenai malam itu?. Seperti berharap menginginkan sebuah penjelasan saja!.

Dan benar saja, mendengar penjelasan itu, El dengan spontan meraih tangan Ceisya. "Dia bukan pacar aku, Cece." Balas lirih El, berharap Ceisya mempercayainya.

Perempuan itu melepas tangan El. "Ngga peduli."

Jika boleh Ceisya mengungkapkan isi hatinya. Saat ini, hatinya merasa sangat hangat. Apalagi sangat El memanggilnya. Itu mengingatkan Ceisya dengan kenangan mereka dulu.

Tapi, Ceisya juga mengingat, bagaimanapun El tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Dan seperti melupakan Ceisya sepenuhnya.

"Aku mau ngomong sama kamu, Ce."

"Ngga ada yang perlu di omongin." Balas Ceisya. Dirinya membalikan tubuhnya, memegang gagang pintu, berniat membuka nya. Tapi, jelas tak terbuka. Kostnya telah di kunci.

"Malu banget. Siapapun tolong bawa gue menghilang saat ini juga." Batin Ceisya.

El yang memperhatikan gerak-gerik Ceisya dengan ragu bertanya. "Dikunci? Kamu gak bisa masuk lagi?"

Ceisya berdehem sebagai balasan. Sudahlah, ia sudah malas memikirkan kebohongan atau alasan.

"Kalo kamu gak keberatan, kamu pulang ke apartemen aku aja." Tawar El.

Ceisya dengan cepat menggeleng. "Ngga perlu."

"Terus kamu mau tidur di teras? Apa gelandangan?"

Benar kata El. Ia harus tidur di mana? Cuaca dingin, tak mungkin dirinya kuat untuk tidur di teras kost. Masa iya, jadi gelandangan dadakan.

"Anggap ini tawaran aku sebagai orang asing, bukan El yang udah kamu kenal." Lanjut El, mencoba meyakinkan Ceisya.

Lelaki itu khawatir, apalagi ia tahu Ceisya sulit menahan cuaca dingin. Perempuan itu akan gampang terkena flu.

Dengan terpaksa Ceisya menyetujui.

Mereka menuju apartemen El, yang memang hanya El sendirian yang menempatinya. Sekitar 30 menit, mereka sampai dengan mengendarai mobil El.

"Ini kamar kamu." Tunjuk El, pada salah satu kamar yang tersedia di apartemennya.

"Makasih." Balas Ceisya, membuka pintu kamar dan berniat masuk.

"Boleh ngobrol sebentar?" tanya El dengan hati-hati

••••

Ceisya kenapa nih?! Malah jadi salah ngomong terus!

Btw AAC singkatan yg sebenarnya adalah Alka, Athara, Ceisya💌

Cuma aku plesetin ke Anak anak cantik, biar kyutt🍰

Selagi nunggu update cerita ini, kalian bisa juga baca cerita ku yang satu. Udah 20 bab lebih🌬️🎀

Tbc✨

Hi, Bye Mantan [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang