Jalan Cerita 16

769 21 0
                                    

Libur pemilu sempetin nulis biar update deh❣︎




["Dunia menyediakan pertemuan yang akan berakhir dengan perpisahan"]


••••

HBM🤍💐

••••

Ceisya mengalihkan pandangannya. Saat ini dirinya tak bisa untuk menatap Jef. Bisa-bisa ia akan salah berbicara, akibat salah tingkah, karena kelakuannya sendiri.

"Eh?" beo Ceisya, bingung harus mengatakan apa.

Bukannya menyudahi obrolannya, Jef justru semakin mendesak Ceisya. "Iya, kenapa ngeliatin gitu?" tanya Jef.

Ceisya mengatupkan bibirnya.

Perempuan itu mencoba menjawab, sambil menyusun kalimat apa yang akan dikatakannya. "Ini lho, apa? Em, warna baju kita sama. Iya, warnanya sama." Jelek sekali aktingnya.

Jef melihat dan memegang baju yang ia kenakan saat ini. Ia hanya menganggukkan kepalanya, mempercayai saja apa yang dikatakan Ceisya kepadanya.

"Iya, kan? Padahal kita ngga janjian. Keren." Ucap Ceisya mengacungkan dua jempol kepada Jef.

Keduanya berjalan berdampingan, dengan membawa barang -barang yang telah disiapkan. Kini, mereka sedang mencari tempat untuk bisa mereka gunakan berpiknik.

Melihat ada tempat yang cocok. Dibawah pohon yang cukup rindang, tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari tepi danau.

Ceisya berlari kecil menuju tempat tersebut, agar tak ditempati orang lain. Pasalnya tempat ini cukup ramai, banyak pasangan kekasih, keluarga bahkan anak-anak muda yang berpiknik.

"Sini aja, Kak." Seru Ceisya, ketika sampai di tempat yang menurutnya cocok.

Jef melihat sekeliling. Menilai apakah ini memang tempat yang cocok.

"Boleh, Ce. Di sini juga nggak panas."

Mereka mulai menata barang-barang yang telah di bawa oleh Jef.

Kini keduanya duduk berdampingan. Mereka mengobrol bersama dan saling menikmati pemandangan serta makanan yang telah disiapkan oleh Jef.

••••

Makan bersama dengan alasan berkumpul keluarga. Acara ini, yang paling di hindari oleh laki-laki bernama, Jazziel Rajaksa Mahessa.

Jazziel sudah sangat paham, ketika Saras, mamanya, mengatakan ingin makan bersama dengan embel-embel 'berkumpul keluarga'.

Padahal, makan bersama ini hanya dihadiri oleh tiga orang. Dirinya, mamanya, dan yang satu adalah orang yang saat ini ingin dihindarinya, Alexa.

"Al, gimana enak gak makanannya?" tanya Saras pada Alexa.

Perempuan itu tersenyum. "Enak dong, Ma. Mama emang ngga pernah salah, kalo milih tempat makan kayak gini." Puji Alexa.

Saras tersenyum, mendengar jawaban yang memuaskan dari Alexa. "Kalo menurut kamu gimana, El?"

Lelaki yang tadinya fokus menguyah makanannya, mengalihkan pandangan ke Saras. Dirinya hanya menjawab dengan senyuman dan berdehem.

Suara canda tawa Saras dan Alexa membuat El merasa makan siangnya telah selesai. Ia bangkit dari tempat duduknya.

"El pamit duluan, Ma. Kerjaan masih numpuk."

Dirinya bangkit dari kursi, berniat untuk pergi. Tapi, justru di cegah oleh Alexa.

"Ini hari minggu, Kak,"

"Masa masih kerja." lanjutnya.

Saras menatap anak lelakinya. Anak yang satu ini memang cukup gila kerja. Apalagi setelah papanya tiada.

"Aku CEO. Bukan berarti di hari libur gini, juga bisa santai-santai. Semua kerjaan karyawan lain, juga jadi tanggung jawab aku," jelas El, membuat Alexa tak bisa berkutik.

"Maaf, Kak."

Mendengar jawaban yang diberikan anak lelakinya, membuat Saras sedikit paham perasaan Alexa. "Kamu tuh, jawabnya jangan jutek gitu kenapa sih, Kak."  Beritahu Saras pada El, yang biasa ia panggil 'kak'.

El beralih menatap Saras. "Mama tahu alasannya," ucapnya.

Lelaki itu keluar dari private room dan meninggalkan Saras maupun Alexa yang masih di dalam ruangan.

Jazziel mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Dirinya berniat pergi ke kantor tempat nya menjabat sebagai seorang CEO.

Sekitar 40 menit, El sampai di sebuah gedung bertuliskan ESSA COMPANY. Yang merupakan perusahaan milik papanya yang telah tiada dan kini menjadi tanggung jawabnya.

"Siang, Pak." Sapa salah satu karyawan.

"Siang."

Ia berjalan menuju ruangannya. Di kantor hanya ada beberapa karyawan yang juga sedang menyelesaikan pekerjaan.

Selama di ruangan, dirinya juga hanya duduk sambil menyenderkan punggungnya ke kursi. Menatap langit-langit ruangannya.

"El bingung, pah ... ," lirihnya.

••••

Gimana pemilu nya, best? Lancar gak, nih?

Atau gak lulus lipet kertas suaranya? Hahaha, bercanda ya..

Btw jangan pelit vote sama komen dongֶָ֢ 🐻‍❄️

Kalo ada yang baca, sempetin vote gitu

Biar aku nya semangat dan gak males buat nulis💌🤍

Inget!!
Vote, komen sama follow!!!!

💟💟💟

Hi, Bye Mantan [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang