Wajib vote dan komen, penyemangat buat aku!
•
•
•
["Dia datang setelah aku mendapat sedikit ketenangan"]
•
•
••••HBM🤍💐
••••
Cesisya tersentak dengan pertanyaan Jazziel hingga membuat wanita itu tersedak.
Dengan sigap Jazziel memberikan Ceisya segelas air yang berada di meja. "Ini, minum dulu."
Ceisya menenggak air tersebut dengan perlahan. "Ekhem, aku- aku nggak pernah pacaran sama siapapun," ungkap Ceisya.
Ada rasa malu, bingung, ragu pada diri Ceisya saat mengatakan itu. Tapi, menurutnya jujur dan Jazziel mendengarkan dari mulutnya sendiri adalah yang terbaik.
Daripada lelaki itu mendengar dari lelaki lain. Bukankah akan semakin rumit?
"Waktu itu?" tanya Jazziel meminta penjelasan saat ia bertemu Jefran di sebuah hotel.
"Itu- itu cuma cara aku supaya jauh dari kamu," ucapnya pelan.
"Iya- biar kamu itu gak ganggu aku terus!" lanjutnya dengan suara kesal akibat malu.
Tapi, sepertinya Jazziel tak memperdulikan itu. Ia hanya merasa senang mengetahui Ceisya tak pernah memiliki laki-laki lain setelah dekat dengannya.
"Kalau gitu, kamu mau jadi pendamping hidup aku?" tanya Jazziel sungguh-sungguh.
Namun, sepertinya Ceisya justru tidak senang mendengar pernyataan itu. "Kamu gak waras?" tanya Ceisya dengan kesal.
Jazziel menatap Ceisya dengan tanda tanya.
"Kamu udah punya tunangan,"
"Dia bukan tunangan-"
"Iya aku tau," potong Ceisya lebih dulu sebelum Jazziel menyelesaikan kalimatnya.
"Tapi, dia mengakui kamu itu sebagai tunangan dia! Walaupun kamu gak merasa cinta apalagi sampai ada ditahap kamu sama dia itu tunangan."
"Dan mama kamu juga menginginkan kamu untuk jadi tunangan dia, kan?"
Perkataan Ceisya mampu membuat Jazziel bungkam.
••••
Jazziel kembali ke apartemennya setelah mengantarkan Ceisya dengan rasa lelah, namun senang, karena dapat membantu wanita itu.
Ia menekan sandi nomor apartemennya dengan cepat, lalu masuk ke dalam setelah pintu terbuka.
Ketika masuk pemandangan Jazziel langsung menghadap ke seseorang yang duduk di sofa apartemennya.
Jazziel menghampirinya. "Kamu ngapain?"
Alexa yang tadinya menonton televisi meraih remote di meja dan mematikannya.
"Kemana aja kamu?" tanya Alexa, berdiri dari duduknya dan menatap ke arah Jazziel.
"Kamu itu tunang-"
"Stop!" potong Jazziel lebih dulu. Lelaki itu merasa muak dengan pengakuan Alexa yang tak pernah diakui Jazziel selama ini.
"Al... Please kita nggak pernah ada hubungan itu. Aku anggap kamu sebagai adik aku. Nggak lebih,"
Tatapan Alexa berubah. Matanya mulai berkaca-kaca, tatapannya sendu. "Kak El... Aku mohon liat aku sebagai perempuan yang mencintai kamu. Aku nggak mau kamu anggap aku sebagai adik kamu." Ucap Alexa dibarengi dengan satu tetes air matanya yang jatuh tanpa ia mengedipkan matanya.
"Tapi, nyatanya aku nggak bisa jatuh cinta sama kamu. Aku tau kamu perempuan baik, tapi bukan kamu yang bisa aku cinta, Al."
"Ganang memang menitipkan kamu ke aku. Dan aku memang janji untuk menjaga kamu, Al. Tapi, sebagai kakak yang menjaga adikya. Bukan sebagai lelaki yang menjaga wanita yang menjadi tunangannya,"
Tatapan Alexa kembali berubah. Kini tampak berani. Ia juga menyeka dengan kasar air matanya.
"Apa karena perempuan itu?" tanya Alexa dengan tajam.
"Maksud kamu?"
Alexa tertawa remeh. "Iya! Perempuan yatim piatu itu, Ceisya Azaleana."
Jazziel tercengang mendengar nya. Bagaimana perempuan ini tau? Ia tak pernah menceritakan hal ini kepada siapapun, termasuk Saras, mamanya.
"Aku tau, Kak," tantang Alexa.
Alexa memang tau semuanya. Mulai dari pertemuan Jazziel dengan Ceisya di toko roti, lalu Jazziel yang sering menemui Ceisya selama bekerja di kota tempat Ceisya tinggal, dan bahkan Ceisya mengetahui Jazziel yang sibuk mengurus pemakaman orang tua Ceisya.
Semua itu Alexa ketahui karena sebenarnya ia berada di kota itu untuk menyusul Jazziel.
"Kenapa kamu ada di sana?" tanya Jazziel tak habis pikir.
"Nyusulin Kakak, tapi sayangnya aku liat beberapa momen yang gak seharusnya aku liat."
"Aku nggak pernah dapat itu semua dari kamu, tapi kenapa perempuan itu bisa dengan gampang dapat simpati dari kamu?" lanjut Alexa.
"Karena aku cinta sama dia!" tekan Jazziel dengan tegas.
Alexa yang mendengar hal tersebut hanya bisa tertawa remeh. Hatinya sakit, tangannya mengepal, karena kesal.
••••
Sudah terhitung satu bulan semenjak Ceisya berada di kota kelahirannya. Dan hari ini adalah hari dimana toko rotinya milik keluarganya akan di buka kembali.
Ceisya sudah merasa lebih baik, setelah satu bulan lebih berpisah dari kedua orang tuanya. Ia juga harus bangkit dan meneruskan apa yang sudah dikerjakan oleh kedua orang tuanya.
Seorang perempuan tampak memandang kesana-kemari, seperti mencari keberadaan seseorang.
"Permisi, ada yang bisa saya bantu?" tanya salah seorang karyawan 'Arena'.
"Saya mencari anak pemilik toko ini,"
"Tolong panggilkan! Saya tunggu di sini,"
Karyawan tersebut mengangguk paham. Lalu, ia pergi ke dalam. Lebih tepatnya ke ruangan pribadi Ceisya.
"Kenapa?" tanya Ceisya, ketika mempersilahkan karyawan nya masuk setelah mengetuk pintu.
"Di luar ada yang mencari, Nona," beritahu karyawan tersebut.
Ceisya mengangguk paham. Ia keluar menemui orang yang diberitahukan oleh karyawan nya.
"Permisi. Ada keperuluan apa anda mencari saya?" tanya Ceisya pada seorang perempuannya yang memunggunginya.
••••
Mau ingetin lagi, siapa tau pada lupa
Nama toko roti punya Ceisya itu namanya ARENA (Akshar, Rena, Azaleana)
Jadi nggak pada bingung, kan yah sama namanya?

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Bye Mantan [ LENGKAP ]
RomanceMenceritakan sebuah hubungan yang lebih dulu berakhir, bahkan tanpa kata mulai. Namun, mereka dipertemukan kembali setelah bertahun-tahun tanpa ada sapa pada pertemuannya? Masih ada rasa atau sama sama lupa? 100% pemikiran sendiri! [ BELUM REVISI ]...