Jalan cerita 35

514 10 0
                                    

Bagian awal masih flashback!



["Akan ku jaga kau dalam alam apapaun"]


••••

HBM🤍💐

••••

Pada jam makan siang, Jazziel memilih untuk pergi ke toko roti milik Akshar dan Retta. Apalagi jika bukan untuk croissant.

"Apa nggak bosen croissant terus, El?" tanya Akshar melihat lelaki itu mengambil croissant lagi dan lagi.

Jazziel yang tengah membayar menoleh ke arah Akshar. Ia terkekeh mendengarnya. "Sampai saat ini, sih belum, Pak,"

"Loh ada Jazziel ternyata. Eh, makan siang bareng aja yuk, El. Kebetulan Ibu sama Bapak mau makan di restoran depan," ajak Retta baru kembali dari ruangannya.

"Iya, ayo. Biar makin rame," Akshar ikut menimpali.

Mereka duduk bersama dalam satu meja untuk makan siang. Awalnya Jazziel terus menolak, tapi Retta terus-menerus memaksanya, sampai akhirnya Jazziel pasrah dan mau.

"Kamu itu di sini untuk kerja atau memang tinggal di sini?" tanya Akshar.

"Jarang liat soalnya," lanjutnya.

"Saya memang baru datang. Kebetulan ada pekerjaan yang harus di urus," balas Jazziel dengan sopan.

Mereka mengobrol santai sembari menunggu pesanan datang. Ketiganya juga mulai akrab dan tak terlalu canggung.

"Ngomong-ngomong nama toko rotinya unik, Pak,"

"Arena," lanjutnya.

Baik Akshar maupun Retta terkekeh mendengarnya. Nama toko roti yang mereka bangun memiliki nama 'Arena' dan sebelumnya tak ada yang membahas itu. Jazziel orang pertama yang mengatakan namanya unik.

"Itu nama pilihan anak saya," jawab Retta.

"Kalau boleh tau, artinya apa, Bu?"

"Hanya singkatan dari kami berdua dan anak perempuan saya,"

Jazziel mengangguk mengerti.

Beberapa saat kemudian makanan pesanan mereka datang. Mereka bertiga menikmatinya dengan santai.

Jazziel juga membayar seluruh makanan yang dipesan. Tadinya Akshar dan Retta menolak, karena mereka yang mengajak Jazziel untuk makan siang bersama, dan berniat untuk membayar tagihan. Namun, Jazziel tak enak hati dibayarkan oleh mereka, sampai akhirnya Jazziel yang membayar tagihan.

"Terima kasih, El," ucap Akshar.

"Iya. Lagian kita kan yang ajak makan, malah kamu yang bayar."

"Tidak apa-apa. Lagi pula saya berterima kasih, karena toko Bapak dan Ibu menjual croissant dengan rasa yang menjadi kesukaan saya,"

"Lagian itu resep anak saya. Saya cuma jual aja," balas Retta.

••••

Menceritakan tentang pertemuan diriya dengan orang tua Ceisya, membuat Jazziel merasa takdir nya dan Ceisya memang terikat. Meskipun, hanya dirinya seorang yang merasa seperti itu, mungkin.

"Mereka orang yang sangat baik, Ce. Aku yakin mereka ditempatkan ditempat yang paling indah di sisi Tuhan,"

Ceisya menundukkan wajahnya, ketika mendengarkan ucapan Jazziel tentang kedua orang tuanya.

"Iya, aku juga yakin," ucapnya dengan suara yang tercekat.

Jazziel bangkit dari tempat duduknya. Ia bersimpuh dihadapan Ceisya. "Kalau mau nangis boleh, kok. Tapi, apa kamu mau liat orang tua kamu sedih, karena kamu juga sedih terus?"

"Kamu ingat, kan? Orang tua kamu bilang, mereka bahagia kalau kamunya juga bahagia,"

El menghapuskan air mata Ceisya yang menetes perlahan.

"Jadi, jangan sedih-sedih terus, ya. Kamu harus bahagia, biar mereka juga bahagia ngeliat kamu dari sana."

"Aku juga janji akan selalu ada buat kamu. Bukan karena mereka menitipkan kamu ke aku, tapi, karena ini sudah jadi tujuan aku,"

Alka yang tak sengaja melihat interaksi keduanya, tanpa mendengarkan obrolan mereka merasa terenyuh. Tapi, hatinya juga entah mengapa merasa tenang, melihat bagaimana Jazziel menjaga Ceisya.

Melihat kedua orang itu bangkit dan akan masuk ke dalam, buru-buru Alka pergi.

"Maaf, sebelumnya saya permisi dulu," pamit Jazziel pada Alka dan Thara yang tengah duduk bersama.

"Tolong jaga Ceisya. Perhatikan makan dan istirahat nya juga." Pesan Jazziel pada kedua sahabat Ceisya.

Alka mengangguk. "Pasti. Itu juga kan udah tugas kita sebagai sahabat Cece."

"Betul," Thara ikut menimpali.

Mereka bertiga mengantarkan Jazziel sampai ke depan pintu. "Terima kasih, ya, untuk hari ini. Aku nggak tau lagi kalau nggak ada kamu bakalan gimana." Ucap tulus Ceisya.

Jazziel mengulum senyum. Hangat sekali hatinya mendengarkan Ceisya berucap lembut padanya.

"Sama-sama. Kamu langsung istirahat, ya. Jangan begadang, nonton tv, main hp atau apapun itu. Istirahat pokoknya!" perintah tegas Jazziel.

"Tuh dengerin, Ce," goda Thara.

"Iya, iya."

••••

Vote!

Update nya akan cepet kalo kalian vote

Aku juga lagi kurang enak badan, jadi entah update kapan

Semua tergantung vote!

See you

Hi, Bye Mantan [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang