Jalan cerita 30

581 11 0
                                    

Vote dan komen jangan lupa




["Ternyata hari ini bukan hari bahagia ku"]


••••

HBM🤍💐

••••

Ceisya bergegas keluar dari toko setelah mendapatkan kabar dari Retta, mamanya. Ceisya dikabari, bahwa papanya, Akshar sudah diperbolehkan pulang hari ini.

Ceisya berniat menjemputnya, namun dilarang lagi dan lagi. Kini, ia bersiap pulang ke rumah menyambut kedatangan mereka.

Ketika ia akan membuka pintu mobil, gerakannya dihentikan oleh seorang lelaki yang tak lain adalah Jazziel.

"Tunggu."

Ceisya mendengus kesal mendapai lelaki itu. "Ngapain, sih kamu?" tanya Ceisya langsung pada intinya.

"Kamu mau kemana?"

Perempuan yang ditanyai memutarkan bola matanya. Malas sekali meladeni lelaki ini. "Bukan urusan kamu! Minggir, aku lagi sibuk,"

Saat tangannya akan membuka kembali pintu mobilnya, smartphone miliknya berdering dan menampilkan nama sang penelepon, yang ternyata mamanya.

"Hallo," ucap Ceisya sedikit menjauh dari jangkauan Jazziel.

"Kamu udah di rumah?" tanya Retta.

"Belum, ini mau pulang. Kenapa, Ma?" tanya Ceisya.

"Ini mama udah lagi di jalan pulang. Minta tolong siapin tempat tidurnya mama sama papa, ya!" jelas Retta.

Ceisya mengernyitkan dahinya, bingung. "Maksudnya? Siapin gimana?" tanya Ceisya memastikan. Ia tak mau mendapatkan omelan dari Retta.

"Kamarnya beberapa hari ini nggak ditempatin. Tolong ganti sprei sama bersihin gitu. Ngerti?"

Ceisya mengangguk paham, meskipun tak dapat dilihat oleh Rettq. "Iya. Ini mama nyetir sendiri?"

"Iya,"

"Ya udah, hati-hati, ma. Aku tunggu di rumah,"

"Iya,"

Setelah panggilan berkahir. Ceisya kembali menghampiri mobilnya, berniat untuk pulang.

Sedangkan Jazziel ternyata masih setia menunggu ditempat. Ceisya pikir lelaki itu sudah pergi atau masuk ke toko untuk keperluannya.

Namun, nyatanya niat Jazziel kali ini bukan hanya untuk mendapatkan roti, melainkan ingin mendapatkan hati Ceisya kembali.

"Mama kamu?" tanya Jazziel.

Ceisya hanya berdehem sebagai jawaban. "Kamu ngapain masih disini? Kalo mau beli roti itu di dalam. Bukan disini,"

"Malam ini kamu ada acara?" tanya Jazziel langsung pada intinya.

"Aku mau ngajak kamu makan malam bareng. Soalnya kebetulan meeting aku itu jam makan siang. Jadi, nggak bisa ngajak kamu lunch, bisanya dinner. Gimana?"

Ceisya menatap Jazziel dengan tatapan jutek. "Aku sibuk,"

Tatapan Jazziel berubah menjadi memelas. "Please, Ce. Aku mohon banget, mau, ya?"

"Kamu, kan bisa makan malam bareng tunangan kamu! Ngapain malah ngajak aku. Aku nggak mau di cap pelakor!" ucap Ceisya dengan nada ketus.

Jazziel menggelengkan kepalanya. Ia harus menyangkal pernyataan Ceisya yang menurutnya salah. "Dia bukan pacar aku. Makanya kita dinner sekalian aku jelasin semuanya,"

Ceisya tertawa remeh. "Gila kamu! Tunangan sendiri nggak diakuin."

Perempuan itu membuka pintu mobilnya, lalu mulai mengemudikannya, tanpa peduli dengan lelaki yang sedang memeleas padanya.

••••

Jazziel kembali ke aktivitas yang selalu menjadi pelariannya. Bekerja.

Lelaki itu mulai membuka dan membaca beberapa dokumen untuk meetingnya nanti. Ia selalu seperti ini, jika sedang merasa stres. Menurutnya dengan bekerja ia bisa melupakan sesaat masalahnya di luar.

Aneh memang. Banyak orang memilih berlibur atau setidaknya memanjakan diri mereka ketika lelah atau stres. Namun, lelaki bernama Jazziel ini justru memilih bekerja sebagai pelariannya.

"Ini untuk dokumen peluang pemasaran dari produk perusahaan, Pak,"

Jazziel mengangguk paham. Ia singkirkan dokumen yang telah ia baca dan beralih ke dokumen yang baru saja di berikan sekretaris nya.

"Tolong kasih tau divisi tiga untuk menemui saya sekarang!" perintah Jazziel.

"Baik, Pak,"

Kini lima anggota dari divisi tiga sudah berkumpul di ruangan Jazziel.

"Ide produk?" tanya Jazziel kepada mereka.

Jazziel sendiri dikenal dengan CEO yang tegas dan berpikir panjang untuk ke depannya.

Salah tau dari mereka mengangkat tangannya. Terlihat gugup.

Jazziel mengangguk. "Oke. Ide produk sudah bagus. Tapi, masalahnya ada di pemasaran dan target pasarnya salah,"

Mereka mulai mendengarkan penjelasan detail dari Jazziel. Meskipun terlihat tegas dan dingin, Jazziel adalah bos yang bisa membimbing para karyawan dengan penjelasan yang jelas dan memberikan solusi dengan bukti nyata, bukan hanya kata.

Setelah selesai berdiskusi, Jazziel berisitirahat sebentar sebelum m nya sekitar satu jam lagi.

Ia mengotak-atik smartphone miliknya mencari nomor seseorang. Ia menelpon orang itu, tanpa mengharapkan balasan apapun.

Namun, siapa sangka perempuan itu menerima panggilan dari El.

"Hallo?" ucap Jazziel lebih dulu.

Bukannya mendapat jawaban. Ia justru mendengar sebuah isakan dari seberang. Suaranya juga terdengar tercekat dan bergetar.

"Kamu kenapa?" tanya Jazziel dengan khawatir.

"El... Aku takut..."

••••

Update lagi kayaknya minggu depan

Slow update soalnya lagi assessment di sekolah

Klik bintang di sebelah kiri

See you :)💍

Hi, Bye Mantan [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang