Jalan cerita 55

783 10 0
                                    

WAJIB VOTE & FOLLOW!!



["Aku masih mencintaimu dan akan selalu mencintaimu"]


••••

HBM🤍💐

••••

Beberapa minggu setelah pertemuan itu. Thara, Ceisya, Alka, dan Alexa menjalin hubungan baik. Sebagai teman. Mereka beberapa kali berkumpul bersama untuk mengobrol dan jalan, ketika Alexa pulang ke Indonesia.

Pengobatannya memang belum sepenuhnya selesai. Tapi, dirinya sudah bisa sering pulang ke Indonesia.

"Sibuk banget, ya?" ucap Alexa yang datang ke Arena, tanpa memberitahu kepada pemiliknya, Ceisya.

Alexa melangkah menghampiri Ceisya yang tengah sibuk di bagian kasir.

"Aduh, Mba. Nggak ada waktu buat Mba nya."

Alexa terkekeh. "Si paling sibuk, lo."

"Bantuin sini!" perintah Ceisya, yang bukannya menyambut Alexa dengan perayaan, namun justru langsung memerintah perempuan itu.

Dan Alexa hanya menurut, tanpa memberontak.

••••

"Pulangnya jangan terlalu malam. Mama ajak makan bareng," beritahu Jazziel di panggilan.

"Iya. Udah dulu, ini mau makan siang sama Ceisya. Jangan ganggu!"

Alexa mematikan panggilannya sepihak, tanpa mendengarkan lebih dulu jawaban dari Jazziel.

"Udah?" Alexa mengangguk.

"Ya udah ini makan. Limited edition ini masakan gue,"

Alexa kini sedang berada di rumah Ceisya. Katanya mau numpang makan siang.

Keduanya menikmati makan siang bersama sambil sedikit berbincang-bincang ringan.

"Serius?"

"Iya. Doain gue aja semoga besok emang konsultasi terkahir gue di Amerika, terus bisa lanjut di Indonesia aja. Capek juga bolak-balik Amerika Indonesia,"

Alexa memberitahukan kepada Ceisya, bahwa pengobatannya di Amerika sudah mulai bisa dilanjutkan di Indonesia. Mengingat kondisinya yang sudah sangat membaik.

"Gue selalu doain, kok."

Alexa mengangguk seraya tersenyum. "Ngomong-ngomong, lo udah lost contact?"

Ceisya mengernyitkan keningnya. "Maksud?"

"Kak El,"

Ceisya mengangguk dengan ragu. Meskipun, sempat bertemu beberapa saat lalu dengan lelaki itu. Tapi, dirinya tidak membuka komunikasi kembali dengan Jazziel.

"Terima dia, ya, Ce. Dia sayang dan cinta banget sama, lo."

"Setelah permintaan lo untuk sendiri itu, dia beneran berusaha lupain semuanya. Walaupun, akhirnya dia bisa bahagia, tapi bahagia nya dia pasti akan lebih kalau ada lo di kehidupannya."

"Lo itu satu-satunya buat dia. Lo segala first time buat dia, kalau soal percintaan dan perempuan,"

"First time bucin, first time galau, first time kayak orang gila karena jatuh cinta-"

Ceisya memotong ucapan Alexa. "Sama, Al," ucapnya pelan.

"Gue sayang dan cinta banget sama dia. Tapi, gue takut gue bakalan kehilangan dia kayak dulu, Al. Sakit," ungkap Ceisya mengingat bagaimana dirinya di tinggalkan oleh Jazziel dulu.

"Semua yang dunia ini itu akan hilang, Ce. Nggak ada yang kekal. Tapi, apa lo mau kehilangan dia, tapi lo belum ngelakuin hal yang sebenarnya masih bisa lo lakuin selagi dia ada,"

"Lagipula dia nggak akan ninggalin lo, Ce. Kecuali itu takdir tentang hilangnya dia dari dunia. Dan dia cinta banget sama, lo,"

"Iya, sih. Gue juga nggak mau lagi, keegoisan gue bikin penyesalan buat gue nantinya,"

"Besok dia bakal ke kantor sini, temuin kalau mau ketemu."

••••

Jazziel masuk ke Arena dengan ragu. Pasalnya ia datang bukan hanya untuk croissant. Tapi, urusan dengan pemilik toko juga, Ceisya.

"Hai," sapa Jazziel pada Ceisya yang tengah di meja kasir.

Ceisya tersenyum, yang juga sama canggung nya dengan Jazziel.

"Boleh ngobrol? Di taman mungkin? Sekalian jalan,"

Ceisya mengangguk dengan ragu. Dirinya akan mengikuti saran dari Alexa saat ini. Ia tak mau menyesal.

Keduanya berjalan berdampingan di sebuah taman yang ramai dikunjungi warga setempat yang tak jauh dari Arena.

"Ce?" panggil Jazziel.

Ceisya menoleh ke arah lelaki itu dengan sedikit mendongak. "Kenapa?"

Jazziel mengentikan langkahnya, dengan Ceisya yang terus melangkah beberapa langkah di depan Jazziel, membuat Ceisya membalikkan badannya menatap bingung lelaki itu. "Pacaran, yuk," ungkap Jazziel.

Ceisya membeku. "Hah?" bola matanya beberapa kali memandang dengan arah tak tentu. Salah tingkah ini.

Jazziel melangkah ke arah Ceisya dan berhenti di hadapan perempuan itu. "Ayo pacaran. Kamu mau?"

"Nggak tau," jawab Ceisya dengan gugup.

"Ya udah, mau berarti."

Ceisya semakin heran dengan Jazziel. "Kok gitu? Keputusan sepihak namanya. Dasar mantan!" kesal Ceisya.

"Bye mantan, dong!"

"Hi mantan, lah!"

"Kan udah pacaran! Jadi Hi pacar bukan hi mantan,"

Pipi Ceisya terasa panas, hatinya berbunga-bunga. Ia tak bisa menahan senyum dengan ungkapan Jazziel padanya.

"Hi, Bye mantan,"

"Bagus! Kita udah pacaran, jadi kamu ke aku, Hi pacar bukan Hi mantan," ucap Jazziel.

"Belum aku terima,"

"Udah."

Jazziel menggandeng tangan Ceisya. Menatap perempuan itu dengan cinta dan sayang. Begitupun dengan Ceisya.

Mereka berjalan bersama menyusuri taman. Ini kencan pertama mereka mungkin?

"Besok nikah, ya?" ajak Jazziel dengan canda.

"Apaansih. Pacar aja belum aku jawab! Main nikah-nikah aja!"


[ SELESAI ]

••••

Alhamdulillah ya Allah, akhirnya aku bisa menyelesaikan cerita ini, happy🌷🦋

Menurut kalian gimana endingnya? Puas apa kurang puas?

Pokoknya terima kasih untuk semua orang yang terlibat di cerita ini🕊️💗

Baca part berikutnya yuk!

Hi, Bye Mantan [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang