Jalan cerita 21

469 9 0
                                    

Follow & vote❥✿⁠




["Caraku bahagia adalah dengan memiliki mu"]


••••

HBM🤍💐

••••

Lelaki bernama Jefran menjalani harinya dengan lesu. Pertanyaan yang sama dari kedua orang tuanya membuat lelaki itu kembali berpikir.

Sepertinya, dirinya salah mengatakan akan mengenalkan seseorang kepada mereka. Buktinya sampai detik ini ia belum mempunyai pacar. Meski ada yang lelaki itu cintai diam-diam.

Jefran ingin mengungkapkan perasaannya. Namun, masih ragu-ragu dan takut ditolak oleh perempuan itu.

Obrolan Jefran dengan hati serta pikirannya sendiri seketika buyar, ketika seorang perempuan menghampirinya.

"Kak Je, aku duluan ya," ucap perempuan yang tak lain adalah Ceiysa.

Jefran menatap Ceisya dengan sedikit mendongak dalam waktu yang cukup lama. Entah mengapa tubuhnya seakan membeku seketika.

Ceisya mengedipkan matanya, lalu menepuk pundak lelaki di hadapannya yang tengah duduk. "Kak Je? Kakak nggak papa?" tanya Ceisya.

Jefran menggelengkan kepalanya, berusaha mendapatkan kesadarannya kembali.

"Aku anter aja gimana?" tawar Jefran.

"Em, nggak usah, Kak. Aku naik sepeda aja. Makasih tawarannya."

"Beneran?" tanya Jefran memastikan. Dan lagi-lagi Ceisya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Kalo gitu, hati-hati ya!"

••••

Di seberang jalan, Ceisya tidak berhenti memperhatikan seseorang yang ia kenal. Bukan tanpa alasan, Ceisya hanya bingung dengan apa yang orang itu lakukan.

Mereka adalah Jazziel dan Alexa. Dengan jelas Ceisya melihat Jazziel menggendong Alexa keluar dari dalam sebuah restoran.

Bukan karena Ceisya cemburu atau apa. Tapi, Ceisya hanya merasa kesal dan tak habis pikir dengan pemikiran laki-laki yang menggendong Alexa. Apalagi saat mengingat kata-kata yang nampaknya serius dari El kemarin.

-Flashback on-

Ceisya melihat sekelilingnya. Tampak orang-orang menatap keduanya dengan jelas. Dengan terpaksa, Ceisya menghampiri Jazziel, lalu menarik tangannya. Supaya lelaki bertubuh tinggi itu mengikuti langkahnya.

Sampai mereka di sebuah taman di pinggir jalan. Tidak sepi, yang penting sudah menghindar dari tatapan orang-orang kepo tadi.

Perempuan itu melepaskan genggamannya di telapak tangan Jazziel. "Apaan sih kamu!"

"Aku mau kita pacaran!"

Tatapan lelaki itu tak berpaling dari Ceisya. Itu artinya, lelaki tersebut serius mengatakan ini, batin Ceisya.

Bohong, jika Ceisya tak kikuk dan bingung harus memberikan jawaban apa. Lelaki di hadapannya ini adalah cinta pertamanya.

Namun, Ceisya bertekad ingin melupakannya saat itu. Bukankah akan aneh, jika kini ia kembali bersama lelaki yang ingin dilupakannya itu?

Lagi pula Ceisya tak mau menjadi perusak hubungan orang lain.

"Ce, aku cinta sama kamu. Aku se-,"

"Aku nggak mau!" balas Ceisya, sebelum Jazziel menyelesaikan kalimatnya.

Hati El seketika remuk berkeping-keping mendengar nya. "Kenapa? Kamu cinta, kan sama aku?" 

"Kamu gila, El? Kamu itu pacar enam tahunnya Alexa. Terus sekarang kamu ngajak aku untuk pacaran sama kamu?"

Jazziel menggelengkan kepalanya berusaha mengelak dengan pernyataan yang diberikan Ceisya.

"Aku bukan pacarnya,"

Ceisya tersenyum remeh mendengar jawaban El. Laki-laki di depannya ini memang brengsek.

Dulu ketika Ceisya masih SMA, lelaki tersebut tiba-tiba meninggalkannya tanpa kejelasan. Sekarang, ketika mereka bertemu kembali dan El telah memiliki perempuan lain, justru meminta Ceisya untuk menerimanya menjadi pacar.

"Brengsek!"

"Aku berani bersumpah, kalo Alexa itu emang bukan pacar ak-,"

"Stop!" potong Ceisya.

"Kamu pikir aku nolak kamu cuma karena itu, El?"

"Aku bakal jauhin dia dan prioritaskan kamu, Ce," balas El, yang membuat Ceisya semakin segan mendengar nya.

"Kamu mau Alexa bernasib sama kaya aku? Ditinggal kamu pas lagi sayang - sayangnya, tanpa kejelasan?!"

Jazziel kembali meraih tangan Ceisya, namun dengan cepat Ceisya menghindar. "Aku nggak pernah bilang, kalo kita selesai."

"Denger ya, El! Alasan aku nolak kamu itu, karena aku udah nggak punya perasaan yang sama ke kamu kaya dulu. Dan yang kedua, di mata aku, kamu itu cuma cowok brengsek yang suka kasih harapan ke cewek, terus kamu tinggalin. Egois kamu!"

Tak disangka ucapan Ceisya membuat El menitihkan air matanya.

"Iya, aku emang egois," El menatap Ceisya dengan sendu sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Tapi, aku cuma mau bahagia, Ce,"

-Flashback off-

Bunyi alarm smartphone memaksa seorang perempuan yang memiliki hobi masak itu bangun dari mimpi indahnya.

Ia membuka matanya perlahan. Ia melihat sekelilingnya dan merasa sedikit bingung dengan interior ruangan di sekitarnya. Dengan panik Ceisya bangun dengan nyawa yang masih belum terkumpul sempurna.

"Hotel?"

••••

-To be continued-

Hi, Bye Mantan [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang