Follow dulu yuk
•
•
•
•
["Melihat dirimu, salah satu penantian ku"]
•
•
••••HBM🤍💐
••••
Perempuan itu melepaskan gagang pintu dan menghadap lelaki yang mengajak bicara. "Maaf, saya mau langsung istirahat." Ucapnya.
Melihat Ceisya akan masuk kamar, El meraih tangan Ceisya. "Sebentar aja, Ce."
Ceisya melepaskan genggaman tangan El dari tangannya dengan sedikit kesal. "Aku cape, mau istirahat. Paham?!"
Dengan senyum yang dipaksakan, El mengangguk menyerah. Ia tak bisa memaksakan Ceisya, jika, dipaksakan mungkin perempuan itu akan semakin malas melihatnya.
Pintu tertutup rapat, El hanya memandang dengan pandangan kosong ke arah pintu itu. Pintu kamar yang ditempati Ceisya malam ini. Tak ada suara dari dalam, hening.
Mungkin Ceisya sudah istirahat, melihat waktu sudah hampir menunjukkan pukul 12 malam. Namun, El masih setia memandangi pintu itu, dengan laptop di pangkuannya.
Ia sangat berharap, bahwa Ceisya bisa memberikan dirinya kesempatan untuk menjelaskan.
••••
Mentari pagi menembus kaca yang tertutup gorden tipis. Seorang lelaki membuka matanya perlahan. Rasanya sangat sulit, karena lelaki itu baru tertidur pukul 4 pagi. Hanya 3 jam ia tidur.
"Ceisya." Ucap El, ketika berhasil mengumpulkan nyawanya.
Dirinya bergegas keluar kamar untuk menyapa perempuan yang ia ajak kemarin malam. Saat mengetuk pintunya tak ada sautan apapun.
Tak mendengar tanda-tanda sautan dari dalam kamar, laki-laki itu melangkah ke arah dapur untuk minum. Namun, ia melihat sebuah kertas note bertulisan 'Makasih buat tumpangannya'. Dengan cepat El mengambilnya. "Cece," lirihnya.
Padahal El sangat berharap paginya di sambut oleh wajah cantik Ceisya. Namun, ternyata perempuan itu sudah lebih dulu meninggalkan apartemennya.
Di sisi lain, Ceisya sedang bersiap di kost untuk ke cafe. Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, sedangkan cafe tempatnya bekerja buka pukul 8 pagi.
Ia mengangkat standard sepedanya dengan kakinya. Mengayuh sepeda dengan santai, menikmati udara pagi.
Ceisya tiba di cafe sekitar pukul 07.40, masih ada waktu 20 menit sebelum cafe buka. Ia memarkirkan sepdanya, lalu bergegas masuk ke cafe.
"Pagi, Ce." Sapa karyawan lain yang sudah tiba lebih dulu.
"Pagi juga." Balas Ceisya dengan senyum ramah.
Di saat dirinya sedang mengecek aplikasi kasir, ia menyadari ada yang kurang. Kak Je atau Jefran. Sejak Ceisya berangkat hingga kini cafe akan buka 5 menit lagi, ia belum melihatnya.
Seorang teman kerjanya yang melihat Ceisya celingukan bertanya. "Kenapa, Ce?"
"Nyari, kak Je. Belum datang ya?" tanya Ceisya.
"Dari tadi sih gue belum liat, emang dia ngga ada hubungin, lo? Kan, lo yang tangan kanannya." Balasnya.
Ceisya menepuk jidatnya. Lupa! Ia belum mengecek smartphone nya sejak kemarin malam. Terakhir mengecek smartphone adalah sebelum dirinya tertidur, itu adalah pesan dari grup AAC yang mengintoregasi Ceisya menginap dimana.
Ia mengaktifkan data dan benar saja ada pesan masuk dari Jefran.
••••
Kak Jefran
Ce, aku titip cafe ya. Hari ini aku ngga datang, ada urusan.
Nanti kalo ada apa-apa bisa langsung hubungin aku.
Maaf, Kak Je, baru buka WhatsApp.
Tugasnya siap saya laksanakan.••••
Setelah membalas pesan Jefran, Ceisya kembali ke kesibukannya.
Di sisi lain, ada El yang masih mencari-cari waktu untuk bertemu lagi dengan Ceisya. "Jadi, jadwal hari ini saya full?" tanya El, pada sekretaris nya. Sekretaris itu mengangguk lagi.
Sudah jelas tadi sekretaris nya menjelaskan, bahwa hari ini El terkepung di kantor. Karena, jadwal meeting dan pertemuan yang padat. Belum lagi dokumen-dokumen kantor yang perlu ia pahami dan tanda tangani.
"Saya ada urusan di makan siang! Jadi, saya bisa pergi kan saat jam makan siang?" tanya El.
"Bisa, Pak. Tapi, di mohon untuk waktu maksimal 15 menit. Karena, kita akan meeting dari perusahaan VX Company. Dan sudah di setujui dengan pertemuan makan siang juga, Pak," jelas sekretaris El, dengan sejelas-jelasnya.
"Meeting di unduh hari lain!" perintah El.
"Tidak bisa, Pak. Bapak sudah membatalkan tempo hari. Akan tidak profesional, jika, kita terus membatalkan meeting ini, Pak." Balas sekretaris El dengan tegas.
El mengetuk-ngetuk meja dengan jari-jarinya. Berpikir, bagaimana ia bisa bertemu Ceisya hari ini? Waktu untuk ke cafe saja sekitar 20 menit menggunakan mobil dari kantor, itu pun saat tidak macet.
Pria itu menghela napas menyerah. Untuk hari ini dirinya akan menemui Ceisya saat perempuan itu pulang bekerja saja. Pikirnya.
"Baiklah. Saya tidak jadi keluar."
••••
Maaf banget baru bisa update cerita ini, huhu :(
Udah mulai berangkat sekolah, jadi, ngga bisa sesering kemarin updatenya👁️👄👁️
Tapi, aku usahain untuk tetep bisa update tiap minggunya, oke?
Vote dan komen, biar makin rajin updatenya dan makin semangat buat aku nulis cerita ini juga
See you...
-🌷🦋-

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Bye Mantan [ LENGKAP ]
RomanceMenceritakan sebuah hubungan yang lebih dulu berakhir, bahkan tanpa kata mulai. Namun, mereka dipertemukan kembali setelah bertahun-tahun tanpa ada sapa pada pertemuannya? Masih ada rasa atau sama sama lupa? 100% pemikiran sendiri! [ BELUM REVISI ]...