Jalan cerita 40

338 9 0
                                    

Udah bukan flashback!



["Tetaplah bahagia Ceisya Azalena"]


••••

HBM🤍💐

••••

Jazziel menitihkan air matanya. Mengalir satu persatu tanpa aba-aba.

"Jadi gitu ceritanya, Ce,"

"Mereka pergi ninggalin aku, mama, dan Al. Dan semenjak itu Alexa selalu menganggap aku lebih dari yang ia inginkan."

Ceisya mengangguk paham. Ia menghampiri lelaki itu dan memeluknya, untuk memberi ketenangan.

"Aku nggak pernah berpikir untuk melawan mama, Ce. Aku juga udah ngejalanin tugas yang Ganang pesan. Yaitu, menjaga Alexa,"

"Maaf, ya, selama ini aku selalu bahas kamu sama Alexa, tanpa dengar penjelasan kamu dulu."

••••

Hari ini adalah hari di mana Jazziel harus kembali bekerja di kota asalnya. Ia memenuhi keinginan Saras untuk bisa kembali ke sana satu minggu setelah Saras mengatakannya.

Namun, Jazziel tak kembali sendiri. Ia pergi bersama seorang perempuan yang tak lain adalah Ceisya. Hubungan keduanya memang membaik, tapi bukan berarti mereka kembali bersama.

"Makasih, ya, El," ucap Ceisya, seraya melepaskan sabuk pengamannya.

Jazziel mengangguk. "Iya. Ini kamu nggak mau aku anterin langsung ke cafe? Katanya mau ngomong sama bos kamu," tanya Jazziel.

Ceisya menggeleng pelan. "Aku sendiri aja."

Memang benar, tujuannya kembali adalah  untuk bertemu Jefran. Ceisya akan berhenti berkerja di cafe dan fokus untuk toko roti milik kedua orang tuanya. Dan tujuan keduanya adalah untuk mengemasi barang-barangnya yang berada di kost.

Selepas kepergian Jazziel, Ceisya masuk ke dalam kost dengan kunci yang masih dipegangnya. Ketika masuk, betapa terkejutnya ia melihat kedua sahabatnya yang mengejutkan Ceisya.

"WOY," teriak Thara dan Alka, begitu Ceisya membuka pintu.

"AKH!" teriak Ceisya tak kalah kerasnya. Ia memegangi dadanya, mengecek jantungnya masih berdetak dengan aman.

"Hehe, sorry. Idenya Thara, nih," ucap Alka, menunjuk Thara dengan jari telunjuknya.

Alka dan Thara kini sedang membantu Ceisya mengemas barang-barangnya yang akan dibawa pulang olehnya lusa nanti.

Mereka juga mengemasi barang sambil mengobrol dan membahas banyak hal.

"Di sini berapa lama, Ce?" tanya Alka.

"Lusa gue balik," beritahu Ceisya. Tak lupa senyumannya yang ia tunjukkan kepada kedua sahabatnya. Ia dapat melihat keduanya tampak murung dan tak senang, karena Ceisya tak akan lagi tinggal di kost.

"Gue bakalan sering main kesini, kok. Janji," Ceisya menunjukkan jari kelingkingnya, pertanda janjinya.

"Lo harus sering kabarin kita ya, Ce. Jangan ngabarin kalo ada apa-apa doang." Pesan Thara.

Ceisya mengangguk paham.

"Eh, ini udah jam berapa? Gue ada janji jam satu sama kak Je soalnya," tanya Ceisya. Ia melihat jam yang terpasang.

"Udah setengah satu. Gue siap-siap dulu, ya," pamit Ceisya.

••••

Sebuah taman di pinggir kota menjadi pilihan Jefran dan Ceisya untuk bertemu. Mereka duduk disebuah ayunan yang berada di tempat itu.

Ceisya berpikir, ini pertemuan formal untuk membahas pengunduran dirinya dari cafe. Namun, Jefran menolak, dan lebih memilih taman ini untuk pertemuan mereka.

"Gimana kabarnya, Ce?" tanya Jefran.

Keduanya mengayunkan dengan sangat pelan ayunan itu menggunakan kaki keduanya.

"Baik, Kak. Kakak sendiri gimana kabarnya?"

Jefran mengangguk. "Baik juga,"

Ceisya memberhentikan ayunannya
"Kak," panggilnya dengan menatap ke arah Jefran.

Jefran paham, Ceisya pasti akan membahas pengunduran dirinya. Ia juga ikut memberhentikan ayunannya dan menatap gadis di sebelahnya.

"Iya?"

Ceisya mengeluarkan sebuah amplop berisi lembar pengunduran dirinya. Ia mulai memindahkan surat tersebut dari tangannya ke tangan Jefran.

Jefran menerima nya dengan tatapan kosong. "Ini serius?" tanya Jefran masih belum bisa percaya, bahwa ia tak akan melihat Ceisya lagi bekerja di cafe miliknya.

Ceisya mengangguk pelan, namun tegas. "Serius. Aku nggak tau apa ini waktu yang pas untuk aku berhenti kerja, setelah aku cuti lama banget dari cafe. Tapi, aku juga nggak bisa terlalu lama ninggalin toko papa sama mama yang udah dipercayain mereka ke aku."

Jefran mengatupkan kedua bibirnya. Tak tahu harus membalas apa. Rasanya kecewa, tapi ia juga tak bisa egois untuk hal ini. "Iya, Ce. Nggak apa-apa, aku ngerti," balas Jefran seadanya.

"Maaf, ya, Kak Je,"

Ceisya bangkit dari ayunannya dan melangkah menghampiri Jefran. Ia berdiri dihadapan lelaki itu, menurunkan sedikit tubuhnya untuk menyamakan tinggi dengan Jefran yang masih setia duduk diayunan itu.

Tanpa pemberitahuan dan aba-aba sebelumnya Ceisya mendekat dan menatap Jefran. "Makasih buat semuanya ya, Kak," ucap Ceisya tulus.

Tanpa aba-aba Jefran memeluk Ceisya dengan erat. Pelukan yang hanya untuk memberikan sebuah semangat dan rasa sayang yang tulus untuk Ceisya.

Ceisya mematung untuk beberapa saat. Beberapa saat kemudian Ceisya membalas pelukan itu dengan hati yang menganggap Jefran sebagai teman dan kakak baiknya. Dan seseorang yang tulus untuk dirinya.

"Baik-baik, ya, Ce. Bahagia terus!" pesan Jefran ketika mereka masih berpelukan.

•••

Double up, soalnya gabut

Libur sebulan ngapain aja ya?

Kaum rebahan? Atau kaum produktif nih?

Hi, Bye Mantan [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang