Alex dan kedua putra tiba di inggris tadi sore. Saat ini mereka tengah berkumpul diruang makan untuk makan malam.
"Panggil Revan ke sini. Ini sudah lebih dari jam makan" Orland sambil melirik jam tangannya.
"Baik tuan" David.
Tak berselang lama David kembali bersama Revan dibelakangnya.
"Dasar tidak sopan, kami menunda makan malam hanya untuk menunggu kamu" sinis Alex pada Revan.
Saat tiba dimansion Alex tadi sore dia sempat bertemu dengan Revan yang baru saja pulang dari bermain basket. Dia tak menyangka putranya yang dulu dia siksa sekarang sudah besar dan wajahnya sangat mirip dengan nya saat masih muda.
Sebenarnya Alex ingin merengkuh Revan, tapi karena egonya tinggi dia hanya mengabaikan Revan lalu menghampiri mama tercintanya.
"Alex diam" tegas Vanny sang Oma.
Alex yang ditegur Vanny hanya memutar mata malas.
Setelah makan malam selesai semua anggota keluarga berkumpul diruang keluarga untuk membahas sesuatu.
"Alex mama minta kamu jaga Revan dan jangan Sampai Revan mengalami hal seperti dulu lagi. Ini semua bukan salah Devan kamu paham Alex" ucap Vanny.
"Iya ma" jawab Alex.
"Mulai sekarang kamu harus sadar klo kamu punya 3 putra Alex" Orland menimpali.
"3?" Heran Alex lalu menatap Revan yang duduk disamping Orland.
Revan yang ditatap oleh Alex seketika gelagapan dan menatap ke arah lain menghindari tatapan Alex
Melihat sikap Revan, Alex pun tersenyum menyeringai.
"Barang barang yang akan kamu bawa sudah siap bukan" tanya Vanny.
"Sudah Oma" jawab Revan.
"Bagus, kalo gitu Oma mau ke kamar dulu, inget jangan bertengkar" peringat Vanny lalu memasuki kamarnya dan di ikuti oleh Orland.
"Jadi kamu menyembunyikan fakta tentang Devan ya" ucap Alex pada Revan saat ruang keluarga hanya tersisa Alex, gio, Zeland, dan Revan.
"Jaga ucapan anda" marah Revan.
"Miris banget jadi Devan, udah ditinggal eh kembaran nya nggk mau ngakuin hahaha" sinis Zeland.
"Lo nggk tau apa apa diem ya bangsat" Revan sambil menunjuk Zeland.
"Itu memang fakta Revan, klo kamu memang menganggap Devan kembaranmu, seharusnya kamu bilang ke opa dan Devan nggk akan menderita" sarkas gio lalu pergi ke kamarnya.
"Ini juga salah kalian yang menyiksa kami berdua hingga kami menganggap kalian majikan kami padahal kalian adalah keluarga kami" sanggah Revan.
Alex menghampiri Revan dan berbisik.
"Itu memang rencananya" Alex pergi diikuti Zeland yang menatap Revan sinis.
Revan terduduk disofa sambil mengacak rambutnya.
"Maafin gua Dev" lirih Revan.
###
"Kamu jaga diri ya disana, jangan telat makan, nurut ucapan Daddy, jangan keluyuran malem, dan jangan berantem" nasehat Vanny.
Sebenarnya Vanny berat untuk melepaskan Revan. Tapi ini permintaan Revan sendiri sekaligus langkah awal hubungan anak dan cucunya membaik.
"Iya Oma, udah berapa kali Oma bilang itu Sampek telinga Revan capek dengernya" gurau Revan.
"Ish kamu ini ya dibilangin juga" omel Vanny sambil mencubit pinggang Revan.
"Mah pesawat mau take off, kami harus segera masuk ke pesawat" potong Alex.
"Iya hati hati, kabari mama klo kalian udah landing" ucap vanny sambil memeluk tangan Orland.
"Kami berangkat dulu Oma" ucap gio.
Akhirnya Alex dan 3 putranya memasuki pesawat.
###
"Bi tumben mbak yang ngebersih in lantai 2 kok banyak biasanya kan cuma MBK Rina dan MBK Dewi" tanya Devan.
"Nanti malam tuan muda Revan bakal Dateng. Dia sekolah disini bulan depan, jadi mbak bersihin kamar yang mau ditempati sama tuan muda revan" jelas bi Inah.
"Tuan muda Revan? Kok aku nggk pernah tau bi" bingung Devan.
"Iya Karna dari kecil tuan muda Revan ditinggal sama opa dan Oma nya".
"HM gitu".
"Oh iya nanti jam 5 sore kamu pulang ya. Tuan besar menyuruh kita untuk menyambut tuan besar dan tuan muda" bi Inah mengingatkan.
"Ok bi siap, lagian nanti cafe tutup jam 4 kok, yaudah Devan pergi dulu ya bi" jelas Devan.
"Iya hati hati" bi Inah.
"Dia saudara kembarmu Devan. Bibi tidak tau apa yang tuan Alex perbuatan padamu hingga melupakan masa kecilmu bersama kembaranmu" batin bi Inah
###
Alex dan 3 putranya sampai dimansion pukul 6 sore. Mereka memasuki mansion yang kini semua para maid dan pengawal berjejer rapi sambil menundukkan kepala.
Revan berjalan sambil menelusuri setiap maid dan tatapan nya berhenti pada seorang pemuda diujung barisan yang tak lain adalah Devan.
"Devan" ucap Revan sambil memegang dagu Devan membuat Devan mendongak menatap Revan.
Revan berdesir menatap wajah yang sedikit mirip dengannya. Netra yang bersirat kekosongan dan kesepian didalamnya.
"Ekhem" reflek revan menurunkan tangannya dan kembali berjalan mengikuti Alex dan kakaknya.
Semua maid dan pengawal membubarkan diri tapi beda dengan Devan yang terheran dengan sikap majikannya. Perasaan Devan tak pernah bertemu dengan Revan tapi kenapa menghampirinya bahkan menyentuhnya.
"Hey jangan bengong aja, ayo bantuin mbak nata piring" ucap mbak Rina.
"Ah iya mbak" Devan pun berlalu membantu mbak Rina.
###
"Saya memperingatkan kamu untuk tidak berinteraksi dengan Devan" datar Alex saat mereka memasuki ruang kerjanya.
"Devan kembarannya saya, jadi wajar jika saya menghampirinya" bantah Revan.
"Hahaha bisa bisanya kamu berkata seperti itu setelah kamu meninggalkannya" ucap Alex sambil tertawa.
Sedangkan gio dan zeland hanya memandang adik dan Daddy mereka yang tengah berdebat.
"Kamu deketin Devan, maka saya akan hukum dia dengan kejam" ancam Alex.
Revan menatap tajam Alex, dia tak mau adiknya terluka tapi dia ingin memperbaiki kesalahannya.
"Sekarang pergi istirahat di kamarmu, nanti maid akan memanggilmu saat makan malam tiba" titah Alex pada Revan.
Revan hanya melengos pergi tanpa menjawab ucapan Alex.
Sebenarnya Alex mengancam Revan agar Alex bisa mendekati dan menjadi Daddy yang baik untuk Revan. Anggap saja Alex pilih kasih karena memang hanya Revan yang diperhatikan dari kecil.
Bahkan saat menghukum si kembar dulu, Alex selalu meringankan hukuman Revan dan menambah hukuman Devan. Mengapa demikian?
Alasannya 1 karena paras Revan mirip dengannya sedangkan paras Devan perpaduan antara Alex dan Riana dengan netra yang sama dengan Riana. Membuat Alex merasa gagal menyelamatkan sang pujaan hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
invisible
Ficción GeneralDevan yang harus berpisah dengan kembarannya dan bertahan ditengah keluarga yang tak mengharapkan kehadirannya