29

14.3K 1.1K 90
                                    

"kak, Devan mana" ucap Revan celingukan mengintip dalam mobil zildan. 

Hari ini Revan sengaja berangkat pagi berniat untuk menemui Devan. Jangan lupa Zeland yang mau tak mau mengikuti Revan.

"Ngapain Lo nanyak adek gua, nikmatin aja hidup Lo yang aman damai itu" sahut Oliver yang keluar dari mobil zildan.

"Jaga mulut Lo bangsat, adek gua nanya baik baik ya" ucap Zeland emosi. 

Dia tidak terima jika Oliver mengejek Revan hanya karena Devan. Padahal menurutnya nasib mereka sama. 

"Paan sih orang gua omong fakta kok" ucap Oliver cuek berjalan ke kelasnya. 

"Kak gua mohon, Devan mana " ucap Revan menahan lengan zildan yang akan mengikuti adik kembarnya.

"Huft Devan sakit jadi nggak masuk hari ini" jawab zildan. 

"Baguslah biar dia cepet mati" Gumam Zeland yang bisa terdengar oleh zildan.

BUGH 

zildan menghampiri Zeland langsung memukul wajah Zeland hingga tersungkur dan sudut bibir Zeland berdarah. 

"Itu nggak cukup buat bales penderitaan Devan selama ini" ucap zildan dengan mata yang memerah menahan kesal. 

"Jangan sok ngebela kalo Lo sendiri juga ikut andil ngebully dia hahaha" remeh zeland menyeka darah disudut bibirnya dan berdiri. 

Sedangkan Revan diam tidak ikut campur masalah 2 Sabahat ini.

"Iya gua emang salah udah ngebully dia, tapi gua sadar kalo Devan nggak pantes Nerima semua itu" ucap zildan. 

" jangan lupa Zil, kita selama ini sahabat. Dan bodohnya gua nggak tau kalo Lo ternyata sepupu gua. Lo KHINATIN GUA BANGSAT" ucap Zeland. 

"Selama ini gua nggak pernah khianatin Lo, memang dari dulu identitas azendra tertutup dan gua emang sengaja nggak ngasih tau marga gua" ucap zildan. 

Karena setelah kejadian penculikan niana itu, azendra menutup identitas mereka agar Alex tidak mencari mereka. 

"Gua kecewa sama Lo Zil" ucap Zeland menatap tak percaya pada zildan. 

Sahabat yang selama ini dia percaya yang dia anggap seperti saudara meskipun memang saudara ternyata mengkhianatinya. 

"Inget 1 hal Zeland, gua nggak pernah ngekhiatin Lo. Tapi  sekarang gua mau ngelindungin dan ngejaga Devan dari Lo dan keluarga Lo. Kita tetap sahabat" ucap zildan. 

"Sampe kapanpun gua nggak bakal anggap Lo sahabat. Gua benci sama Lo" ucap Zeland. 

"Ok makasih buat semuanya. Semoga Lo cepet sadar dan bisa berubah" ucap zildan tersenyum paksa lalu pergi meninggalkan Zeland dan Revan. 

"Santai aja, dia cuma emosi. Gua dan yang lain nggak pernah ngelarang Lo buat temenan sama dia. Gua yakin dia cuma emosi biarin dulu nanti juga sadar tu bocah" ucap Oliver merangkul zildan. 

Sedari tadi Oliver tidak pergi dia hanya melihat pertikaian zildan dan Zeland di ujung koridor. 

"Iya gua paham watak Zeland" balas zildan. 

"Eh kira kira Devan gimana ya Li" tanya zildan. 

Tadi saat Devan merintih kesakitan, Reno datang dan menyuntikkan bius pada Devan. Itu juga saran dari Samuel mengingat Devan yang mengalami penderitaan seperti itu tak ayal bisa mengalami trauma. 

"Mungkin lagi manja sama mommy tu anak" ucap Oliver. 

"Ah nggak mungkin, Lo liat sendiri tadi Devan kayak gitu. Tau gini gua bolos tadi" jawab zildan. 

invisible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang