28

14.7K 1.3K 169
                                    

"DEVAN!!!!!" teriakan seseorang membuat mereka semua menatap pintu mansion.

"Niana bawa Devan masuk kekamarnya, dan kamu Azam temenin Devan" perintah Calvin.

Lalu niana dan Azam mengajak Devan yang kini enggan pergi mengerti siapa yang memanggil namanya tadi.

"Mom Devan mau ikut turun" ucap Devan mencekal tangan niana yang akan turun kembali ke lantai 1.

"Nggak boleh, kamu tetep disini ya sama Azam percaya sama mommy. Kami nggak akan biarin kamu seperti dulu" ucapan niana menyakinkan Devan dan membiarkan niana turun.

"Sini Dev, gua perhatiin fasilitas dikamar Lo lumayan juga. Lebih lengkap dari punya gua pula" ucap Azam yang kini duduk diranjang Devan.

"Zam ayo turun, gua khawatir terjadi sesuatu sama mommy" ucap Devan sambil menarik narik tangan Azam.

"Udah Lo tenang aja, diem disini dulu. Percaya sama Azendra Dev" ucap Azam menenangkan Devan sambil mengelus rambut Devan.

Akhirnya Devan menuruti Azam dan berdiam dikamar dengan pikiran cemasnya.

.

.

.

"sopan sekali kamu teriak dimansion orang" sindir Reno sedikit menahan amarahnya.

"Alex tidak akan bersikap seperti ini jika kalian tidak ikut campur masalah keluargaku" jawab Alex yang berdiri didepan Gio, Zeland, dan Revan.

Mereka memang sudah berniat untuk membawa Devan pulang ke mansion Arbian dengan cara lembut atau kasar.

"Tunggu. Apa? Ikut campur masalahmu? Hahahaha" tawa Reno menatap remeh Alex.

"Jika om dan kakek tidak membawa mommy, sudah pasti kami tidak akan kekurangan kasih sayang seorang ibu" ucap gio angkat bicara.

Membuat Reno menatap ketiga keponakan satu persatu dan menatap Lamat pada Revan.

"Untuk alasan itu, tanyakan saja pada Daddymu Gio, seharusnya kamu sudah mengerti dan bisa menilainya sendiri" ucap Reno. Membuat gio terdiam.

"Aku tidak ingin berbasa basi lagi kak. Berikan Devan padaku dan aku akan segera pergi" ucap Alex.

"Dan membuatkan cucuku mati perlahan" ucap Edger yang sedari tadi diam.

"Jangan kau pikir kami tidak tau kelakuan busukmu Alex, ini juga berlaku untukmu Revan" ucapan Edger membuat Alex terdiam dan Revan terkejut.

Bagaimana kakek dari mommynya tau tentang dirinya. Ah iya mereka juga keluarga besar.

"Tidak bisa ayah, dia putraku dan aku berhak membawanya" ucap Alex.

"Dia juga putraku. Dan aku berhak merawatnya" ucap niana yang Baru saja keluar.

Membuat Alex dan putranya terdiam melihat sosoknya mereka rindukan tepat didepannya.

"Niana" gumam Alex.

Grep

Gio dan zeland langsung memeluk tubuh niana dengan erat meninggalkan Revan yang masih terdiam.

" Gio rindu mommy" gumam gio disela pelukannya.

Sedangkan Zeland hanya menangis dalam pelukan niana. Mengerti rasa rindu yang dialami putranya niana membalas pelukan mereka dan menatap Revan yang hanya menatapnya.

"Revan, sini nak" panggil niana membuat Revan perlahan melangkah dan ikut memeluk mommynya.

"Ayah lihat, bagaimana perasaan mereka. Tapi kalian malah menjauhkan mereka dari mommynya" ucapan Alex membuat para azendra menatap nyalang padanya.

invisible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang