"Maafin gua Dev, gua nggk bisa bawa Lo ke rumah sakit. Gua takut Daddy bakal nyiksa lo lagi" sesal Revan disamping BI Inah yang tengah mengompres dahi Devan dikamar Devan.
Mendengar ancaman Alex tadi dengan marah Revan membawa Devan ke kamar Devan lalu memanggil bi Inah.
Bi Inah dengan tergesa gesa memeriksa keadaan Devan lalu mengambil sebaskom air hangat.
"Gpp tuan muda, Devan sudah terbiasa seperti ini" tenang bi Inah sambil tersenyum sendu melihat Devan.
"Kenapa Devan nggk inget aku bi, padahal waktu aku pergi kita umur 6 tahun" tanya Revan.
Semenjak ia datang devan memang bersikap seolah Revan memang tuannya. Padahal waktu kecil mereka selalu bersama.
"Bukan hak bibi untuk memberi tau tuan muda " jawab bi Inah.
Kemudian Revan tiba tiba berdiri.
"Aku harus nanyain ini ke Daddy, Revan titip devan ya bi, dan 1 lagi jangan panggil Revan Tuan muda, panggil Revan aja" ucapa Revan berlalu pergi dan menutup pintu.
"Kamu kuat nak" lirih bi Inah sambil menggenggam tangan Devan.
###
Brak
Revan membuka pintu ruang kerja Alex dengan kasar lalu menatap tajam Alex.
"Apa yang Daddy lakukan sama Devan Sampe Devan nggk inget aku" marah Revan.
"Tidak ada" datar Alex.
"Bohong, apa yang terjadi pas aku pergi sama opa, apa yang Daddy lakuin sama Devan, kenapa Daddy tega buat Devan nggk ingat aku" teriak Revan dan melempar barang ke Alex.
Alex hanya menghindar dan menatap Revan yang mengamuk. Hingga Revan memegang sebuah vas bunga dan hendak melempar ke Alex.
Bugh
Revan limbung dan seseorang menahan tubuh Revan sebelum terjatuh ke lantai.
"Apa yang terjadi dad? Kenapa Revan mengamuk seperti tadi" ucap gio sambil meletakkan Revan disofa.
Tadi sepulang dari bermain bersama temannya, gio mendengar teriakan Revan dari ruang kerja Daddy. Dia bergegas masuk dan melihat Revan yang akan melempar vas bunga ke arah Alex. Jadi dia memukul Tengkuk Revan.
"Huft dia bertanya pada Daddy alasan kenapa Devan tidak mengingat Revan" jelas Alex.
"Tiba tiba? Emangnya apa yang daddy lakuin Sampe Revan menanyakan hal itu" heran gio.
"Devan pingsan, dan Revan ingin membawa Devan ke rumah sakit tapi Daddy mengancamnya" ucap Alex.
"Daddy nyiksa Devan lagi" lirih gio.
Gio tau kebiasaan Alex yang suka menyiksa Devan tanpa alasan yang jelas. Dia hanya takut suatu saat Devan menyerah dan pergi dari mereka. Bagaimana pun Devan adik bungsunya.
Selama ini melihat devan tumbuh besar sendirian membuat gio merasa menjadi saudara yang buruk. Tapi jika dia mendekati Devan, yang menerima konsekuensinya adalah Devan.
"Dia hidup untuk menjadi samsak Arbian" tegas Alex.
Kemudian gio membawa Revan keluar dari ruang kerja Alex tanpa berbicara sepatah kata pada Alex.
Alex hanya menatap kepergian 2 putranya. Lalu memanggil maid untuk membersihkan kekacauan ini.
###
Seseorang memasuki kamar Devan lalu mendekati Devan yang kini masih tertidur dengan nafas yang sedikit tersendat.
"Baru 1 bulan om tinggal, kamu udah kyk gini Dev" ucap orang itu yang ternyata adalah Roy asisten Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
invisible
General FictionDevan yang harus berpisah dengan kembarannya dan bertahan ditengah keluarga yang tak mengharapkan kehadirannya