"Sampe sekarang Devan masih belum ketemu kan dad" ucap Revan.
"Mereka masih mencarinya Revan, kamu harus sabar" ucap Alex yang memegangi kepalanya pusing.
"SABAR? gimana aku bisa sabar kalo adek aku nggak pulang 2 hari dan nggak tau keadaannya. Kalo Daddy nggak bisa temuin Devan, biar aku yang cari dia" ucap Revan melangkah pergi dari ruangan Alex.
Alex segera mengejar Revan sampai ke kamarnya begitu Revan masuk, Alex mendorong Revan dan mengambil kunci kamar Revan dan menguncinya dari luar.
BRAKK BRAKK BRAKK
"DADDY BUKA AKU MAU CARI DEVAN!!!!!" Teriak Revan menggedor pintu.
"Daddy melarang kamu pergi mencari dia. Biarkan ini menjadi urusan Daddy. Jika kamu masih ngotot mencari dia. Daddy bakal lakuin sesuatu saat dia ketemu" ucapan Alex membuat Revan berhenti menggedor dan bersandar di pintunya.
"Daddy egois hiks Daddy jahat hiks" tangisan revan yang masih terdengar oleh Alex.
Tapi Alex berusaha mengabaikan dan pergi.
Sedangkan dimansion Azendra, semuanya kini berkumpul diruang keluarga dengan berbagai cemilan serta minuman yang terhidang diatas meja.
Edger sudah menjelaskan tentang Devan pada Oliver bahkan tentang zildan juga. Membuat Oliver mengerti dan sempat membogem kembarnya itu. Dia juga tak menyangka zildan berbuat seperti itu hanya karena cerita sepupu mereka (Zeland).
"Devan sini maen PS bareng" ajak Oliver yang sekarang duduk lesehan didepan tv besar bersama zildan.
Devan hanya diam merapatkan badannya pada niana. Sejak tau niana adalah ibunya, Devan selalu mencari dan menempeli niana kemanapun membuat niana gemas dengan tingkah putranya ini.
"Diajak sama kakak tuh" ucap Rani agar Devan mau. Tapi Devan menggelengkan kepalanya sambil sesekali menatap takut zildan.
Oliver yang menyadari itu lantas menatap kembarannya.
"Ishh sana Lo pindah ke sofa aja , liat Devan takut mau main sama gua kalo ada Lo" sinis Oliver.
Zildan hanya diam dengan tatapan sendu lalu berdiri ingin pindah ke sofa tapi ucapan Devan membuatnya berhenti.
"Nggak usah pindah kak Zil, kita main bareng aja" lirih Devan membuat para orang tua tersenyum.
Akhirnya Devan berani berdekatan dengan zildan. Lalu Devan duduk ditengah tengah Oliver dan zildan bermain PS.
"Hahaha kalian cupu masa kalah sama Devan" ucap Devan puas setelah mengalahkan si kembar.
"Cih baru sekali aja udah sok banget. Kalo Azam disini udah kalah Lo Dev" ucap Oliver.
"Kok kak Liver tau Azam jago main PS" ucap Devan heran karena selama dia berteman dengan Azam, dia tak pernah melihat Azam dan Oliver bertegur sapa.
"Azam sepupu kita. Mama itu anak kedua azendra, tapi ikut papa jadi ganti marga azendra" jelas zildan.
"Dia juga sering kok main kesini. Pas disekolah aja dia sok nggk kenal" ucap Oliver.
"Udah mainnya sekarang kalian tidur ini udah malem besok harus sekolah. Devan kamu sementara tidur sama mereka" sahut Reno yang sedari tadi mendengar ocehan mereka dengan laptop dipangkuannya. Sedangkan yang lain sudah pergi kekamar masing masing
"1 jam lagi yah" ucap Oliver dengan muka sok imut.
Membuat Devan dan zildan muak. Zildan lalu meraup muka Oliver dengan kasar.
"Nggak usah sok imut, ayo naik" ucap zildan menarik kerah baju Oliver dan menarik tangan Devan untuk naik ke atas.
Reno melihat mereka bertiga pun tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
invisible
General FictionDevan yang harus berpisah dengan kembarannya dan bertahan ditengah keluarga yang tak mengharapkan kehadirannya