"sekarang kamu masih kerja Dev?" Tanya Roy sambil menunggu pesanan mereka datang.
"Nggak, mommy ngelarang buat kerja" lesu Devan.
Padahal dirinya sangat senang bekerja dicafe milik Alan.
"Wajar dong mommy ngelarang kamu, mommy nggak mau kamu capek dan ganggu kesehatanmu" ucap Roy.
"Tapi kan aku juga pengen main sama para Abang di cafe" ucap Devan.
"Emang sikembar sama Azam nggak cukup hm" ucap Roy.
"Bukan gitu maksud Devan pa" ucap Devan.
"Permisi" ucap waiter yang membawa pesanan Roy dan Devan.
"Makan dulu Dev, disambung nanti lagi" ucap Roy setelah waiter pergi dari meja mereka.
Devan menurut dan memakan makanannya. Baru beberapa suap, Roy merasa aneh dengan tubuhnya yang tiba tiba tak nyaman diiringi kepalanya perlahan berdenyut.
"Dev" lirih Roy menatap Devan juga tengah memegangi kepalanya.
grep
Tubuh Devan ambruk ditangkap oleh zeland yg tiba tiba berada dibelakang Devan.Roy kaget mencoba berdiri tapi tubuhnya yang lemas membuatnya terduduk dikursinya.
"Tttuan Alex" lirih Roy menatap Alex yang berdiri disampingnya dengan wajah angkuhnya.
"Jj-jangan ganggu d-devan lagi saya mohon" ucap Roy lemah.
"Heh, dia putraku Roy, bukan urusanmu ikut campur" ucap Alex.
"Tapi terimakasih, berkatmu aku bisa membawa Devan" ucap Alex mengelus kepala Devan.
"Antar dia ke apartemennya" ucap Alex lalu mengambil alih Devan dari Zeland dan berjalan keluar dari cafe di ikuti ketiga putranya.
Meninggalkan Roy yang mencoba berontak saat para bodyguard Alex membawanya pergi.
"Lepaskan, saya harus membawa Devan pulang" Roy mencoba berontak.
"Maaf Roy ini perintah" ucap salah satu bodyguard lalu memukul tengkuk Roy agar lebih mudah membawa Devan.
Ditambah efek makanan tadi, Roy akhirnya ambruk sebelum kesadarannya terengut, Roy sempat memandang pintu cafe.
"Maaf" ucap Roy lalu pingsan. Para bodyguard membawa Roy ke apartemennya dengan mobilnya.
.
.
.
.
Sedangkan dimansion Azendra, niana tengah mondar mandir diteras karena Devan tak kunjung pulang.
Tadi saat dia pulang dari butiknya, Edger memberitahu bahwa Devan pergi bersama Roy untuk bermain sebentar melepas rindu.
Tapi setelah makan malam Devan belum juga pulang hingga jam menunjukkan jam 10 malam. Devan tak kunjung pulang membuat niana khawatir pada putranya.
"Kamu kemana sih nak" gumam niana menatap ponselnya mencoba menghubungi Devan tapi nihil hanya berdering tanpa jawaban.
"Kenapa ana" tanya Reno yang baru saja menghampiri adiknya.
"Kak, Devan belum pulang Sampe sekarang perasaanku nggak enak" ucap niana cemas.
"Kamu udah hubungi Devan?" Tanya Reno.
"Udah tapi cuma berdering" Jawab niana.
"Kamu tanya ke ayah, buat hubungi Roy. Siapa tau Roy bisa dihubungi" saran Reno.
KAMU SEDANG MEMBACA
invisible
General FictionDevan yang harus berpisah dengan kembarannya dan bertahan ditengah keluarga yang tak mengharapkan kehadirannya