"ZELAND!!!!!" teriak Oliver saat Zeland baru saja turun dari mobilnya.
Oliver menghampiri Zeland lalu menarik kerah seragam Zeland.
"Dimana Devan, JAWAB SIALAN!!!!" ucap Oliver.
Sedangkan zildan bersikeras menarik Oliver agar tidak membuat keributan.
"Oli sabar" ucap zildan.
"Gimana gua bisa sabar kalo adek gua diculik sama keluarga iblis ini ha!!!" Teriakan Oliver membuat zildan diam dan berhenti mencegah kembarannya itu.
"Gua tanya sekali lagi, dimana Devan" ucap Oliver.
"Nggak tau" cuek Zeland.
BUGH
Bogeman mentah mendarat dipipi Zeland.
"Kalo Sampe terjadi sesuatu sama adek gua, awas Lo" ancam Oliver pergi dari parkiran menuju kelasnya.
"Heh, cuma sebatas sepupu aja sok ngaku kakak" gumam Zeland.
"Kalo Sampe Oliver tau, udah habis muka Lo zel" ucap zildan membantu Zeland berdiri.
"Bilang aja sama kembaran Lo itu, gua nggk takut" ucap Zeland.
"Gua bukan pengadu, meskipun Lo nggak anggap gua sahabat Lo tetep sepupu gua zel" ucap zildan berlalu pergi meninggalkan Zeland yang tertegun karena ucapannya.
"Maaf tapi gua nggak mau Devan tinggal sama kalian" gumam Zeland.
.
.
.
.
"Maafkan saya tuan edger, saya gagal menjaga Devan" ucap Roy dihadapan Edger dan Reno.
Tadi saat bodyguard Reno datang ke apartemen Roy. Mereka bertemu Roy yang tergesa gesa basement. Lalu bodyguard Reno langsung membawa Roy yang pasrah tau alasan kenapa dia dibawa.
"Jelaskan apa yang terjadi" ucap Edger.
Lalu Roy menceritakan semua kejadian tadi malam membuat Edger dan Reno naik pitam.
"Kita pergi ke mansion Arbian dan untukmu Roy terimakasih kau boleh kembali ke apartemenmu" titah Edger.
"Bisakah saya juga ikut menjemput devan tuan, saya khawatir dengan kondisinya" mohon Roy.
"Baiklah, kita pergi sekaran" ucap Edger.
Lalu mereka semua pergi ke mansion Arbian dengan amarah yang memuncak.
.
.
.
.
"Mommy tolongin Devan, Devan takut" lirih Devan.
Sekarang Devan masih berada dikamar Alex. Sejak bangun dari pingsannya, Devan belum bertemu dengan keluarga Arbian.
Tapi tetap saja kenangan lama itu kembali terbuka membuat Devan merasa takut.
Cklek
Pintu terbuka menampakkan Alex masuk dengan membawa nampan berisi sepiring makanan dan susu.
Hah sepertinya bapak satu ini masih awam terhadap putranya.
Alex meletakkan nampan diatas nakas lalu mendekati Devan. Sedangkan yang didekati malah berusaha menjauh.
"Panasnya mulai turun" ucap Alex saat berhasil memengang dahi Devan.
"Lepas" ucap Devan.
Alex menghiraukan ucapan Devan lalu mengambil sepiring nasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
invisible
General FictionDevan yang harus berpisah dengan kembarannya dan bertahan ditengah keluarga yang tak mengharapkan kehadirannya