36

8.5K 714 35
                                    

Setelah 2 Hari menginap dirumah sakit, akhirnya Devan sekarang bisa pulang dan melakukan rutinitas seperti biasa.

Saat ini niana tengah sibuk membereskan pakaian putranya itu. Sedangkan Devan hanya menatap niana, niat ingin membantu tapi niana malah memarahinya. Akhirnya terpaksa dia bersantai dibrankarnya menunggu niana selesai.

Untuk para azendra, mereka memang tidak menjemput Devan dan akan menyambut di mansion Azendra saja.

"Mom, Devan mau ketemu Revan" ucapan Devan membuat niana berhenti memasukkan baju pada tas dan menoleh pada Devan.

"Kenapa? Bukannya kamu ngelarang mereka buat ketemu kamu" ucap niana heran.

"Aku nggak bilang Revan juga kan mom, lagian kalo nggak ada Revan, mungkin aku nggak bakal bisa keluar dari sana" ucap Devan.

"Kamu nggak lupa kan? Apa yang udah Revan lakuin sama kamu" ucap niana.

"Nggak, dan aku paham apa yang dirasain Revan. Nasib kami sama mom"

"Devan mohon maafin Revan, aku juga tau kalo kita bakalan pindah dari sini kan" ucap Devan membuat niana kaget.

Darimana putranya tau masalah ini padahal hanya para orang dewasa yang tau.

"Tidak, mommy tidak mau bawa Revan" tolak niana.

Devan menatap tak percaya pada niana.

"Mom" lirih Devan.

"Tidak Dev, sampai kapanpun mommy tidak mau membawa Revan" ucap niana lalu keluar ruangan meninggalkan Devan sendirian.

"Mommy" lirih Devan menundukkan kepala.

Bodoh jika Devan tidak ingat kelakuan Revan, tapi bagaimanapun Revan juga kehilangan sosok seorang ibu sejak kecil. Devan juga rindu tumbuh bersama dengan kembarannya itu.

Ceklek

Pintu terbuka membuat Devan menatap ke arah pintu dengan ceria

"Mom-" pekik Devan tertahan ketika bukan niana yang masuk melainkan Alex.

Devan langsung menunduk berusaha melawan traumanya yang Kambuh.Dengan pelan Alex melangkah mendekati Devan yang masih menunduk.

"Andra" lirih Alex tangannya perlahan ingin mengusap kepala Devan. Tapi Devan menjauhkan kepalanya agar Alex tidak menyentuhnya.

Melihat reaksi putranya, Alex menarik kembali tangannya dan menatap Devan sendu.

"Maaf, Daddy kembali menyakitimu. Wajar kalo kamu nggak mau dekat dengan Daddy. Maaf untuk semua yang kamu alami selama ini Daddy tidak pantas menjadi orang tua bagimu" ucap Alex sendu.

"Tapi Daddy masih terus berusaha agar kamu memaafkan Daddy. Bentar lagi kamu pulang kan? Hati hati dijalan. Daddy pergi dulu" ucap Alex berlalu pergi meninggalkan Devan yang menatap kepergiannya dengan tatapan sendu.

Alex menghela nafas berat setelah menutup pintu ruangan Devan.

PLAKKK

Alex kaget ketika niana yang datang tiba tiba menampar pipinya dengan keras.

"Setelah semua yang kamu lakukan pada anakku kamu masih berani kesini" marah niana.

"Aku sadar kesalahanku selama dan aku ingin menebusnya rhea" ucap Alex mengusap pipinya yang panas.

"Apa menebus? Jangan bercanda Alex. Jauhi Devan dan jangan kamu sekali kali menculik Devan lagi atau kamu akan tau akibatnya" ucap niana.

"Dia juga anakku niana, kamu tidak berhak melarangku. Selama ini dia bersamaku sedangkan kamu pergi entah kemana" ucap Alex.

invisible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang