40

6.4K 448 11
                                    

pagi yang cerah secerah suasana hati Revan yang nanti akan menjemput saudara kembarnya. Berharap mereka kembali menjadi keluarga bahagia.

"Iya gua tau Lo seneng tapi nggak usah senyum senyum sendiri njir, merinding gua" celetuk Zeland yang baru saja duduk disebelah Revan.

"Apaan sih Lo, sewot bener jadi orang" sinis Revan.

Tak lama kemudian Alex dan gio ikut bergabung dan mereka memulai sarapan.

"Habis ini kita langsung berangkat kan dad?" Tanya Revan yang tak sabar menjemput kembarannya juga mommy nya.

"Iya lebih cepat lebih baik" jawab Alex yang berharap niana dan Devan kembali pulang bersamanya.

emang boleh segampang itu😒

.

.

.

.

Devan saat ini termenung diteras entah apa yang dipikirkannya sampai tidak menyadari Oliver yang sejak tadi berada dibelakangnya.

Puk

Tepukan pelan Oliver membuat Devan tersentak dan menatap diam kakaknya yang beralih duduk disampingnya.

"Masih pagi jangan kebanyakan ngelamun" ucap Oliver.

Devan hanya diam tanpa berniat membalas membuat Oliver menghela nafas berat.

"Lo keberatan karena ninggalin Revan?" Tanya Oliver.

Devan menggelengkan kepalanya pelan.

"Harusnya gua nggak ikut Revan kemarin. Gua nyesel udah bikin kalian semua terutama mommy khawatir. Gua takut mommy bakal ninggalin gua" ucap Devan sendu.

"Hey kita semua nggak marah kok sama Lo, jangan berpikiran kita bakal ninggalin Lo kayak Mereka. Lo bagian dari azendra, dan selamanya begitu" ucap Oliver mengusap kepala Devan.

"Maaf" lirih Devan.

"Nggak usah minta maaf Dev, gua nggak marah kok" ucap Oliver.

"Beneran?" Tanya Devan dan diangguki oleh Oliver.

"Sebenernya gua nggak sengaja matahin papan skateboard Lo kemarin, gua takut Lo marah jadi gua sembunyi hehe" ucap Devan yang langsung berlari kedalam mansion sebelum anak singa murka.

Oliver masih terdiam memahami ucapan Devan hingga beberapa saat matanya membola.

"anjing DEVAN!!!!! SINI LO!!!" teriak Oliver memasuki mansion mencari keberadaan Devan yang ternyata bersembunyi dibalik punggung Vela.

"Bun kak liver marah" cicit Devan tapi lain dengan raut wajahnya yang seolah mengejek Oliver.

Membuat Oliver bertambah kesal dan menghampiri bundanya dan menarik tubuh Devan agar menjauh dari Vela.

"Oli jangan keras keras nariknya" ucap Vela tak berniat menahan tindakan Oliver.

"Akhh sakit aduh kak jangan keras keras sakit" rintih Devan saat Oliver menghujaninya dengan cubitan.

"Nggak!!! Gua marah Lo nggak jujur. Sini biar Lo nyesel bohong sama gua" ucap Oliver.

"Tapi gua nggak bohong kan cuma nggk bilang" bela Devan.

"Sama aja!!" Kekeh Oliver.

"Cukup kalian berdua" ucapan Edger membuat mereka berdua berhenti dan saling menatap dan akhirnya berpelukan.

"Huhuhu gua bakal kangen banget sama Lo, jangan nakal disana, sebulan sekali gua sama zildan bakal ke sana" ucap Oliver.

"Iya kak, maafin gua yang selalu nyusahin Lo. Makasih buat semuanya" ucap Devan lalu melepas pelukannya.

invisible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang