Devan mematut dirinya didepan cermin dan menyisir rambutnya. Lalu mengambil tasnya dan pergi ke dapur untuk menyiapkan bekal sekolahnya. Setelah kepergian bi Inah Devan jarang sekali makan didapur. Pagi bekal dan malam dia membawa makanannya ke kamar.
"Loh mbak kotak bekalku kok nggk ada kemaren aku cuci kok" ucap Devan sambil mencari kotak bekalnya di rak piring basah.
"Itu udah mbak siapin dimeja" jawab Rina tersenyum penuh arti.
Devan langsung pergi ke meja makan. Dan terlihat kotak bekalnya yang masih terbuka menampakkan nasi goreng yang masih mengepul dengan telur mata sapi diatasnya.
"Loh mbak" Devan tertegun menatap Rina seolah mencari jawaban.
Rina tersenyum dan menghampiri Devan dan memeluk erat remaja didepannya ini.
"Happy birthday Devan. Tetap jadi anak baik" bisik Rina pada Devan.
Devan yang mendengarnya langsung memeluk erat rina. Dia terharu karena ada yang ingat hari ulangtahun nya.
"Tapi ini gapapa kali mbak ngasih telur. Devan takut tuan Alex marah ke mbak" ucap Devan setelah melepas pelukannya.
"Gapapa kok, itu mbak Dewi tadi yang ngasih ke mbak. Dia bilang khusus buat kamu hari ini nasi goreng spesial" ucap Rina.
"Makasih banyak mbak" ucap Devan.
"Kalo gitu Devan langsung berangkat aja mbak. Takut telat" ucap Devan lalu memasukkan bekalnya kedalam tas.
Cepat cepat Devan berangkat sekolah karena tak ingin bertemu dengan Alex dan yang lain mengingat kejadian semalam itu.
Selepas Devan pergi, Alex keluar dari kamarnya menuju kamar Devan.
"Maaf tuan, Devan sudah pergi sekolah" ucap Rina saat melihat Alex ingin masuk ke kamar Devan.
Alex mengernyitkan dahi dan melihat jam tangannya.
"Ini masih terlalu pagi untuk kesekolah" ucap Alex.
"Iya tuan, Devan takut terlambat karena dia berjalan kaki" jawab Rina.
Alex tertegun. Selama ini dia menutup mata tanpa memikirkan bagaimana Devan tumbuh. Dan juga alasan Alex pergi kekamar devan hari ini karena dia ingin mengucapkan selamat ulangtahun pada Devan.
Lalu Alex pergi ke meja makan menunggu para putranya datang.
"Pah nanti kita makan seafood ya buat perayaan Revan" pinta Revan yang baru saja duduk dikursi.
"Astaga aku lupa Devan kan ulangtahun juga" ucapan Revan membuat Alex, Gio, dan Zeland terdiam.
Revan beranjak dari kursi berniat menghampiri Devan.
"Duduk Revan, dia tadi udah berangkat percuma kamu pergi ke dapur" ucap Alex membuat Revan kembali ke kursinya.
Kemudian mereka memulai acara sarapan. Dengan Gio yang merutuki dirinya lupa jika adiknya yang lain juga berulang tahun.
.
.
.
Kring kring
"Ayo dev makan, gua udah laper nih" ajak Azam sambil mengeluarkan kotak bekalnya.
"Jadi makan dihalaman belakang kan? Gua udah bilang sama erigo soalnya" ucap Devan
"Haishh kenapa Lo ngajak dia sih!!" Kesal Azam.
"Gapapa lah zam, lo juga kenapa sensi Mulu sih kalo bahas erigo" lama lama Devan juga ikut kesal dengan Azam ini. Untung temen

KAMU SEDANG MEMBACA
invisible
Fiksi UmumDevan yang harus berpisah dengan kembarannya dan bertahan ditengah keluarga yang tak mengharapkan kehadirannya