35

10K 764 19
                                    

Niana memasuki ruangan Devan dan melihat putra bungsunya tengah melamun menatap jendela.

"Masih pagi nggak baik ngelamun" ucap niana lalu mengecup rambut Devan.

Devan tersadar langsung memandang niana yang sekarang menuangkan air hangat.

"Mom kapan pulang" ucap Devan.

"Kita nunggu om Sam ya" ucap niana sambil menyodorkan susu yang baru saja ia buat.

"Tapi kapan?" Ucap Devan.

"Nggak lama kok, juga nanti kakakmu bakal kesini" hibur niana.

Devan lalu meminum susunya hingga habis dan menatap niana kembali.

"Kak gio sama kak Zeland nggak bakal kesini kan mom" tanya Devan.

"Mommy nggak tau. Kamu mau ketemu mereka?" ucap niana.

Devan menggelengkan kepalanya dan memberikan gelasnya pada niana.

"Kalo Devan minta larang mereka Dateng kesini gpp kan" cicit Devan menundukkan kepala sambil meremat selimutnya.

Niana terdiam mendengar cicitan Devan. Dia tak menyangka Devan tidak ingin bertemu dengan saudaranya sendiri. Separah itukah perlakuan putra putranya.

"Apa sih yang nggak boleh buat pangeran azendra ini" ucap niana mengelus rambut Devan dengan senyuman tulusnya.

"Mommy lebih suka kamu meminta seperti ini daripada diam menghindar. Mulai sekarang kamu harus bilang apapun sama mommy. Nggak, lebih tepatnya sama Azendra ok" ucap niana.

Devan tersenyum lalu memeluk niana erat.

"Makasih mom, maaf tapi Devan nggak bisa Deket sama mereka. Devan takut" ucap Devan pelan.

"Mommy mengerti perasaanmu" ucap niana mengusap rambu Devan.

EKHEM

deheman seseorang membuat Devan melepas pelukannya dan menatap orang itu yang ternyata Edger dan Rani.

"Kakek!!!" Pekik Devan.

Edger dan Rani lantar menghampiri cucunya dan memeluk Devan dengan penuh kasih sayang.

"Udah makan belum?" Tanya Edger.

"Udah dong, tapi mau pulang. Disini nggak enak. Mau main sama kakak kembar dan Azam" ucap Devan menatap Edger memohon.

"Nanti mereka bakal kesini kok, jangan sedih dong" ucap Edger.

Devan akhirnya bersenda gurau dengan Edger. Sedangkan Rani dan niana melihat kedua laki laki yang asyik sendiri itu.

"Tadi Devan sempet minta larang gio sama Zeland buat kesini Bu" ucap niana.

"Pasti trauma yang diberikan oleh Alex dan putramu sangat berat hingga Devan tidak mau bertemu mereka" ucap Rani.

"Ana kecewa sama Alex Bu, ana nggak habis pikir Alex kembali menyiksa Devan lagi" ucap niana.

"Setelah ini apa rencana kamu untuk Devan?" Tanya niana.

"Kalo Devan setuju, aku mau bawa dia ke bandung, boleh kan Bu" ucap niana.

"Apapun jika itu terbaik bagi kamu sama Devan, ayah dan ibu di belakangmu" ucap Rani.

Niana tersenyum lembut menatap ibunya.

.

.

.

Revan pulang kembali ke mansion Arbian setelah semalam di mansion Azendra. Rencananya hari ini dia membolos sekolah dengan alasan sakit.

invisible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang