16

12.8K 898 39
                                    

"Harusnya kalo ngerasa sakit, nggak usah maksain berangkat sekolah, muka Lo dah kek mayat hidup" gerutu Azam sambil merapikan alat tulisnya.

Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu dan kebetulan hari ini semua extra mengadakan rapat untuk pertama kalinya. 

"Cuma sakit dikit aja kok" gumam Devan sambil meletakkan kepalanya diatas meja. 

"Yayaya terserah batu hidup aja" sindir Azam

Devan hanya diam tak menanggapi sindiran Azam. Dia lebih fokus pada sakit pada badannya. 

"Gua anter pulang aja Dev, jangan sok kuat" ucap Azam khawatir dengan Devan yang terlihat lemas. 

Perlahan Devan mengangkat kepalanya dan berdiri mengambil tasnya. 

"Nggak usah, Lo nggk liat gua udah berdiri" ucap Devan lalu beranjak pergi ke ruang extra skateboard. 

Azam hanya mendengus sebal melihat tingkah Devan lalu menyusul temannya itu. Karena ruang skateboard dan basket kebetulan searah dan hanya berjarak 4 ruangan saja. 

"Pulang nanti tunggu gua" ucap Azam saat mereka sampai didepan ruang skateboard.

"Iya" ucap devan.

 Azam pun melanjutkan langkahnya menuju ruang basket sedangkan Devan membuka pintu ruang skateboard. 

Cklek

Saat masuk, hanya 1 orang saja yang berada dalam ruangan itu. Devan pun masuk dan duduk agak berjauhan takut anak itu risih dengan Devan. 

Suasana dalam ruangan itu bening, hingga cowok yang seruangan dengan Devan ini tak tahan. 

"Nggk sekalian aja Lo duduk pojok sana, biar temenan sama jurig" celetuk cowok itu. 

Devan yang awalnya bermain ponsel pun mendongak menatap cowok disebelahnya itu. 

"Emm Lo ngomong sama gua?" Tanya Devan polos. 

"Nggk, sama tembok"ucap cowok itu kesal. 

"Ya maaf, kita baru ketemu jadi gua canggung" ucap Devan. 

"Yaudah, kenalin nama gua erigo" ucap cowok itu sambil mengulurkan tangannya. 

"Devan" ucap Devan sambil membalas menjabat tangan erigo. 

Cklek

Pintu terbuka dan 5 remaja memasuki ruang skateboard. 

"Heh kalian homo ya!!!!" Pekik Iqbal saat melihat 2 bocah didepannya ini berpegangan tangan. 

Reflek erigo menghempaskan tangannya. 

"Nggak bang, sumpah tadi kita cuma kenalan" ucap erigo panik, masa cowok ganteng kayak dia dikira homo, nggk banget anjir. 

"Beneran?" Ucap firga dengan tatapan curiga. 

"Iya bang sumpah, Lo juga omong dong" bela erigo sambil menyenggol lengan Devan agar Devan angkat bicara. 

Tapi Devan hanya diam

"Biasa aja kali nggk usah tegang gitu" ucap ucap Oliver sambil duduk diantara Devan dan erigo. 

"Iya kita cma bercanda tadi" sahut Iqbal. 

Devan kaget saat remaja paling belakang masuk yang ternyata teman Zeland yaitu zildan. 

"Ini beneran cuma kalian berdua yang daftar skateboard" ucap Iqbal sambil melihat kertas data extra skateboard. 

"Iya cuma mereka" jawab firga. 

"Ok dah, kalo gitu gua tanya alesan kalian masuk extra skateboard" ucap Iqbal sambil meletakkan kertas data tadi dan menatap Devan dan erigo. 

Sedangkan zildan dan firga hanya diam membiarkan Iqbal yang mengurus semua. 

invisible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang