"ini bukti jika putri anda melahirkan bayi kembar" ucap seseorang sambil meletakkan beberapa map dihadapan Edger.
Edger membuka semua map itu dan terkejut.
"Ternyata Alex masih belum sadar kesalahannya" gumam Edger.
"Hanya tuan Alex dan Putranya yang tau tentang identitas Devan. Bahkan Devan sendiri menganggap tuan Alex dan putranya adalah majikannya dan hidup menumpang pada mereka" Tutur pria tersebut.
"Kenapa kamu memberitahu saya tentang hal ini?" Tanya Edger.
"Karena saya yakin tuan Alex tidak akan berani membantah anda. Dan juga saya tidak ingin melihat Devan menderita" jawab pria itu.
"Terimakasih karena kamu sudah memberikan ini pada saya. Apa yang kamu inginkan?" Ucap Edger.
"Saya tidak ingin apapun. Cukup rebut Devan dari tuan Alex" tegas pria itu.
"Baiklah tapi saya tetap akan memberikan mu sesuatu" final Edger.
"Terimakasih tuan. Saya pamit undur diri" ucap pria itu keluar dari ruang kerja Edger.
"Semoga dengan ini kamu bisa bahagia Dev" ucap pria itu sambil menekan pintu lift.
.
.
.
Sepulang sekolah Zeland dan teman temannya berkumpul di mansion Arbian.
Mereka asyik bermain diruang tengah dengan banyak cemilan dan minuman yang disediakan oleh maid.
"Eh btw si babu kemana" tanya Darren saat tidak melihat persepsi Devan.
"Nggak tau" jawab Zeland mengedikkan bahu.
"Lo pikun apa gimana sih? Zildan kan sekarang extra bego" ucap Diego.
"Komplak!! Gua nanyak babu ya bukan zildan" sebal Darren.
"Si anjing bego bener. Kalo si zildan extra otomatis si babu ya extra juga. Extra mereka sama" kesal Diego.
Sedangkan Zeland hanya menatap mereka berdua yang saling berdebat.
"Oh iya hehe" ucap Darren yang dibalas dengusan oleh Diego.
"Lagian kenapa sih kalian nanyain dia. Nggk ada kerjaan banget" sahut Zeland.
"Ya nggak ada sih, cuma heran aja. Biasanya tu babu suka seliweran" jawab Darren.
Memang sejak Devan memasuki SMA, Alex seperti meringankan kerjaan rumah Devan ya meskipun sering menghukum Devan. Tapi untuk pekerjaan rumah Alex tak pernah menghukum Devan.
"Loh iya si dedek gemes kemana" tanya Darren.
"Nggak tau juga. Lagian dari tadi Lo nanyak Mulu heran gua. Wartawan Lo?" Kesal Zeland karena pertanyaan Darren.
"Hehe ya maaf" cengir Darren.
Lalu mereka akhirnya bermain PS diiringi umpatan. Beruntung Alex belum pulang jadi tidak akan ada yang menegur mereka.
Tak lama kemudian Revan datang juga bersama teman temanya.
"Wah rame banget kek pasar" celetuk Gaara saat memasuki mansion dan melihat Zeland dan teman temannya.
"Dih sewot bener Lo" kesal Darren.
"Haishh udahlah langsung ke atas aja. Nggak usah dengerin monyet ngebacot" lerai Revan karena malas bertemu dengan Zeland.
Lalu teman teman Revan mengikuti Revan naik keatas menuju kamarnya. Meninggalkan zeland juga temannya yang terdiam.
"Berani banget tu anak ngatain kita monyet" gerutu Darren.
KAMU SEDANG MEMBACA
invisible
General FictionDevan yang harus berpisah dengan kembarannya dan bertahan ditengah keluarga yang tak mengharapkan kehadirannya