44

2.9K 187 4
                                    

"sebagai hukumannya, kamu lari keliling lapangan 15 Putaran" titah angkasa selaku Seboeum karate Devan.

"Bisa dikurangi dikit Seboeum, tadi mommy nggak ada jadi nggak sempet sarapan" ucap Devan berharap pria didepannya itu berbaik hati.

"Bukan urusan saya, lagipula kemarin saya udah kasih keringanan kalo ijin langsung. Dasar kamunya yang sok sibuk" cibir angkasa.

"Please om" mohon Devan.

"Jalani atau 20 putaran" ancam angkasa membuat Devan dengan lesu menjalankan hukumannya.

"CK awas aja bakal aku aduin ke mommy" gumam Devan sambil lari perlahan. Dia tidak mau sampai asma nya kambuh dan merepotkan niana.

"Bandel banget jadi anak" gumam angkasa lalu melangkah pergi menuju parkiran dan masuk mobilnya. Karna dia  datang ke sekolah hanya untuk memberi Devan hukuman. Kejam sekali.

Setelah 10 putaran nafas Devan menghentikan larinya dan berjalan perlahan.

"Hey udahan aja, Seboeum dah pergi. Nurut banget heran" celetuk Nico yang menghampiri Devan dengan membawa botol air dingin.

"Lo kenapa kesini njir, sekarang kan mapel bahasa" ucap Devan mengambil botol air itu.

"Males aja, nggak ada Lo nggak seru. Kita bolos aja dah" ucap Nico menaik turunkan alisnya.

Plak

"Jangan gitu njir, keliatan banget homonya" ucap Devan setelah menggeplak kepala sahabatnya itu.

"Ish siapa juga yang homo, lagian kalo gua homo juga bukan sama Lo, nggak banget ih" ucap Nico dengan ekspresi jijik.

Mereka akhirnya sama sama terdiam duduk dipinggir lapangan menikmati panas matahari yang sehat itu.

"Nic gua ketemu bokap gua, dan dia minta maaf kayaknya dia berharap rujuk sama mommy lagi" keluh Devan.

Nico yang sudah Devan anggap seperti saudaranya, tau semua hal yang terjadi pada hidup Devan sebelum pindah ke bandung.

"Terus Lo maafin? Dan Lo bakal setuju kalo Tante niana sama tuh orang rujuk? Bodoh banget sih Lo" ucap Nico dengan menoyor kepala Devan dengan keras. Hitung hitung pembalasan hehe.

"Ssstt ya nggak gitu juga, gua bingung disisi lain gua juga nggak mau mommy sedih" ucap Devan mengusap kepalanya yang nyeri.

"Ingat Dev, Lo boleh mikirin kebahagiaan orang lain sekalipun orang tua Lo. Tapi Lo harus inget kebahagiaan Lo sendiri. Jangan Sampe Lo korbanin kebahagiaan Lo cuma buat orang yang nggak mikir kesalahannya sendiri" nasehat Nico dengan serius.

"Baik yang mulia hamba akan ingat nasehat anda" ucap Devan yang bersimpuh didepan Nico layaknya prajurit pada rajanya.

Tuk

"Ish lagi serius juga" ucap Nico kesal setelah memukul Devan dengan botol air.

Tak ingin kalah, Devan juga membalas Nico hingga akhirnya mereka berdua saling memukul hingga berguling di lapangan layaknya anak kecil.

"HEY KALIAN BERDUA" teriak seorang lelaki gemuk dengan membawa map ditangannya.

"Mampus" ucap Devan dan Nico bersamaan.

.

.

.

.

Di rumah sakit, niana tengah sibuk menyiapkan bubur yang akan dimakan oleh Zeland yang sudah bangun dari jam 6 pagi. Sedangkan gio dan Revan, Alex membawa mereka makan di kantin rumah sakit sekaligus membelikan sarapan untuk niana.

invisible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang