"Jaga kesehatannya Van, jangan suka keluar malem. Jangan telat makan" dan masih banyak larangan yang dilontarkan Vanny pada cuci kesayangannya ini.
"Iya iya. Oma dari kemarin bilang itu Mulu Revan Sampe hafal" ucap revan dengan cemberut.Membuat Zeland yang melihatnya menjadi jijik
Setelah seminggu berada di Indonesia, Orland dan Vanny akhirnya pulang kembali ke inggris. Selama itu Revan terlihat abai dengan ketidakhadiran Devan dimansion. Membuat gio muak dengan tingkah Revan yang seolah tak peduli dengan Devan.
"Kami pergi dulu, Alex jaga putra putra mu"
"Baik pa"
Kemudian Orland dan Vanny berangkat ke bandara. Meninggalkan Alex dan 3 putranya yang masih berada diteras mansion.
"Kemana Daddy sembunyiin Devan" ucap Revan.
"Ngapain kamu nanyak, udah seminggu dan kamu baru nanyak tentang Devan, heh munafik" balas gio.
Revan diam. Selama ada Orland dan Vanny, Revan tidak berani mengatakan sejujurnya pada mereka. Dia takut mereka akan mengabaikan Revan dan lebih memilih Devan.
"Biasa aja dong kak" balas Zeland.
Entah kenapa setelah Devan dihukum itu sikap gio pada Revan menjadi sinis.
"Lo juga nggak usah sok bijak" ucap gio
"DIAM!!!" bentak Alex pada 3 putranya lalu pergi kekamarnya.
Sedangkan gio, Zeland dan Revan hanya diam. Tidak biasanya Alex marah ketika melihat mereka bertengkar mungkin hanya sekedar menegur.
.
.
.
"Sudah bangun hmm" ucap Alex saat masuk kamarnya dan melihat Devan yang sedang duduk diranjangnya dengan infus di tangan kirinya.
Saat itu Alex menyuruh Andra untuk membawa alat rumah sakit dan berencana merawat Devan dikamarnya tanpa sepengetahuan Orland dan juga putranya kecuali gio yang sudah tau.
3 hari yang lalu Devan telah sadar dan respon pertama yang Alex terima Devan ketakutan saat melihatnya dan berusaha keluar mencari bi Inah. Namun Alex selalu saja melumpuhkan Devan dan berakhir kembali ke ranjangnya.
"Mmaaf, jangan hukum Devan, biarin Devan keluar, Devan mau sama bi Inah" ucap Devan dengan tangan gemetar meremat erat selimut Alex.
"Hey tenang, saya tidak akan menghukum kamu. Dan berhenti mencari bi inah. Dia bersama keluarganya" ucap Alex mengarahkan tangan untuk mengelus rambut Devan.
PLAK
Devan menepis tangan Alex.
"Aku juga keluarga bi Inah. Devan jj-janji nggak akan ganggu keluarga tuan" mohon Devan.
"Tidak ada pilihan lain. Kamu sendiri yang membuat saya bertindak" ucap Alex dengan meraih lengan Devan.
Devan memberontak tapi kalah dengan kekuatan Alex. Lalu Alex membuka laci nakas dan mengambil suntikan yang sudah berisi cairan.
Devan panik berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Alex. Tapi terlambat jarum suntik itu sudah menancap pada lengan Devan. Membuat Devan langsung lemas dan tak sadarkan diri.
Alex membaringkan tubuh Devan dan menarik selimut sebatas dada.
.
.
.
Zeland baru saja keluar dari kamarnya dan berniat turun untuk sarapan tapi bertemu Revan yang kini juga akan turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
invisible
General FictionDevan yang harus berpisah dengan kembarannya dan bertahan ditengah keluarga yang tak mengharapkan kehadirannya