2

154 8 0
                                    

Minggu pagi tepatnya pukul 7 tampak azura yang sedang sibuk mencari sesuatu di lemari kamar nya, beberapa baju terlihat berantakan diatas ranjang dan dilantai kamarnya, sepertinya ia sedang mencari sesuatu.

Tok tok  terdengar suara ketukan pintu kamar

"Siapa" Tanyanya dari dalam.

"Ini bibi non" Sahut bi sumi, bi sumi adalah seorang Art yang sudah bekerja di rumah itu selama 17 tahun sejak azura masi kecil.

"Masuk bi"

Bi sumi pun masuk dan meletakan teh hangat buat azura di meja kamarnya, bi sumi yang melihat kondisi kamar yang berantakan itu pun merasa heran pasalnya kamar azura biasanya selalu rapi tidak pernah seberantaka ini.

"Yaampun non, non cari apa kok sampe berantakan gini" Heran bi sumi

"Iya bi, maap ya entar azura yang bersihin"ucapnya yang juga masi sibuk mencari sesuatu.

Bi sumi pun menghela napas nya "Bukan masalah itunya non, tapi bibi heran aja gk biasanya kamar non sampai se berantakan ini"

Azura pun menatap bi sumi dengan mata yang berkaca-kaca "biii... Kalung, kalung pemberian bunda hilang bi" Azura pun tidak bisa menahan air mata nya lagi.

"Ya ampun non, udah dicari disemua tempat"

"Udah bi, tapi tetap gak ada" Ucap azura lesu.

Azura pun teringat sesuatu "Pasti ni ulah tu orang bi" Azura pun segera turun kebawah meninggalkan bi sumi.

Azura segera menuju ruang makan disana tampak ayahnya dan istrinya itu sedang menikmati sarapan

"Mana kalung gua" Ucap azura sambil langsung menarik tangan lisa.

Lisa sontak terkejut dengan sikap tiba-tiba azura itu "Apa-apaan si kamu" Ucapnya sambil melotot ke azura.

"zura ada apa ini, jangan buat keributan pagi pagi begini" Ucap arman

"Yah, kalung zura hilang yah dan zura yakin pasti istri ayah ini yang ngambil"

"Jangan asal nuduh kamu ra" Ucap arman menatap tajam putrinya itu.

"Kalau ayah gk percaya ayah tanya aja sama istri ayah ini "

"Betul itu lisa" Tanya nya pada lisa

"Iya, kalau aku yang ambil emangnya kenapa mas, lagian kan kalung itu juga gk pernah dipakai dia jadi ya aku jual aja tu kalung daripada cuman jadi pajangan dilemari" Ucapnya dengan entengnya sambil menyuapkan roti ke mulutnya.

"Brengsek ya lo " Ucap azura sambil maju mendekati lisa dan mencekiknya.

"ZURA HENTIKAN " bentak arman.

Huk huk  lisa pun terbatuk-batuk akibat cekikan azura.

"Mas liat anak kamu ini, dia hampir bunuh aku mas " Ucap nya tersedu-sedu seakan ia la yang paling tersakiti.

"Cih, dasar ratu drama " Azura sungguh muak dengan semua ini.

"zura " Ucap arman menatap tajam azura.

"Yah dia udah jual kalung zura yah"

"Memang kenapa, ayah bisa belikan lagi buat kamu "

"Kalung itu pemberian bunda yah, dan itu kenangan terakhir zura sama bunda dan dia dengan seenaknya jual kalung bunda yah" Air matanya pun turun membasahi pipi nya, hati nya sungguh sakit saat orang lain dengan mudahnya menjual benda yang selama ini ia jaga terlebih lagi ayahnya justru tidak memihak dirinya.

"Cuman masalah kecil seperti ini kamu sudah buat keributan di pagi hari" Seolah tidak peduli arman pun melanjutkan sarapannya.

"Ayah.. " Azura benar-benar kecewa dengan respon ayahnya itu ia pun segera keluar dan pergi tanpa sarapan.

di Langit IstanbulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang