39

146 7 1
                                    

Setelah Arman kini azura lah yang melihat keadaan hilya, azura memandangi bundanya yang terbaring tidak sadarkan diri dengan infus, selang oksigen dan alat-alat medis lainya yang berada disini membuat hati azura merasakan sakit, bukan pemandangan seperti ini yang ingin dilihatnya.

"Bunda, bunda datang kesini untuk mencari tau siapa anak kecil yang memiliki nama Shena yang selalu muncul di ingatan bunda kan?" Azura memandangi mata hilya yang masih terpejam.

"Yang bunda cari sekarang ada dihadapan bunda, Shenna sudah besar sekarang bun....bunda cepat bangun ya Shenna kangen"
Azuraa menyadarkan kepalanya disamping hilya.

"Shenna memang tumbuh dewasa tanpa sosok bunda disamping Shenna, tapi bunda tau? Bunda adalah bunda terbaik didunia" bisik azura di telinga hilya, azura berharap walaupun dalam keadaan koma bundanya dapat mendengar apa yang dikatakannya.

Saat azura sedang asik berbicara dengan hilya terdengar keributan yang berasal dari luar, azura pun segera bangkit untuk melihat apa yang terjadi saat membuka pintu ternyata lisa lah penyebab keributan itu.

"Lepaskan aku, aku mau ketemu sama wanita itu" ucap Lisa tetapi Arman segera menahannya

"Jangan macam-macam Lisa, hilya sedang koma"

"Aku nggak perduli, aku mau bunuh perempuan itu sekalian. Biar mati"

"LISA"

Teriak Arman sambil menampar Lisa, azura merasa puas melihat nya.

"Kamu nampar aku? Demi wanita itu?" Lisa pun tertawa sendiri ketika mengatakan hal itu "kamu sembunyikan dimana selingkuhan kamu itu selama ini?" Sambungnya.

"Saya tidak selingkuh"

"Tidak selingkuh kamu bilang? Ingat dia itu sudah jadi mantan istri kamu" ucap lisa sambil menarik kerah baju Arman.

"Hilya masih istri saya, saya tidak pernah menceraikan nya" ucap Arman sambil melepaskan tangan Lisa dari nya.

"Istri? Jadi kamu sembunyikan semua ini dari aku? Keterlaluan" Lisa mengamuk dan berterik histeris "dia harus mati" Lisa langsung menerobos masuk keruangan hilya tetapi di tahan oleh azura.

Melihat Lisa yang ingin masuk azura langsung menarik rambut Lisa "jangan berani anda mendekati bunda saya"

"Aww...lepas, dasar anak sialan"

Shaka datang dengan dua orang satpam dibelakangnya "tolong bawa wanita itu pergi dari sini" ucap Shaka sambil menunjuk Lisa.

Satpam itu pun berusaha menarik Lisa yang sedang histeris itu

"Tunggu" ucap Naya yang baru saja tiba sambil menghentikan kedua satpam itu.

"Naya?" Arman pun mendekati naya

"Naya udah tau semuanya pa"

"Nay-"

"Tidak perlu menyeret paksa mama, biar naya yang bawa mama pergi dari sini" ucap naya sambil menarik Lisa dan berusaha membawanya pergi dari sana

"Naya kamu apa-apa sih, urusan mama sama papa kamu belum selesai. Wanita itu harus mati" teriak Lisa, ia masih histeris seperti tadi

"Stop ma, cukup. Jangan buat keributan lagi" Naya pun menarik tangan Lisa dan menatap azura "maafin mama gue ya, semoga bunda lo cepat sembuh" ucap naya pada azura.

Belum sempat azura menjawab n
naya sudah berjalan pergi sambil menarik Lisa untuk pergi juga.

Arman menatap naya yang berjalan pergi dari sana, ia merasa binggung dengan perubahan sikap naya. tapi apa pun yang terjadi antara dirinya dan lisa naya tetap lah putrinya, ia akan bicara dengan naya dan menjelaskan semuanya nanti.

di Langit IstanbulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang