mobil milik Shaka berjalan memasuki gerbang kediaman milik arman, Shaka turun dari mobil bersama azura "ayo mas" azura pun mengandeng tangan Shaka dan berjalan memasuki rumah tersebut.
Setelah sarapan tadi azura meminta Shaka untuk menemaninya mengambil barang-barang miliknya yang masi tertinggal disana.
"Non zura" sapa seorang wanita paru baya yang baru saja datang menghampiri mereka, ia adalah bi Sumi.
Melihat Bi Sumi yang menghampiri mereka azura pun langsung berjalan mendekati bi Sumi dan memeluknya "Bi Sumi" bi Sumi pun membalas pelukan azura.
"Oh iya bi ini mas Shaka suami zura" azura pun memperkenalkan Shaka pada bi sumi, Shaka pun tersenyum dan merapatkan kedua tangannya.
"Bibi sebenarnya ga nyangka kalau non zura sudah menikah, tetapi bibi senang saat melihat non zura bersama nak shaka"
"Tanya aja ni sama orang nya bi, zura aja ga nyangka dinikahin secepat ini" aduh zura pada bi Sumi
"Karena kalau ga cepat-cepat nanti zura nya di ambil orang bi" sahut Shaka.
Bi Sumi hanya tertawa mendengar jawaban shaka, ia merasa Senang karena sepertinya Shaka sangat mencintai azura ia hanya berharap Shaka bisa membahagiakan azura.
"Sumi...." Teriak Naya yang sedang menuruni tangga, mendengar itu azura maupun Shaka melihat ke arah Naya.
"Iya non bibi disini,ada apa" sahut bi Sumi
"Cepat setrika baju gue sana, gue mau pergi" ucap Naya memerintah bi Sumi.
"Bisa sopan ga si lo kalau ngomong sama yg lebih tua" ucap azura kesal, sementara Naya hanya memutar bola matanya malas
"Uda non gapapa, biar bibi setrika dulu ya" bi Sumi pun segera pergi untuk menyetrika baju Naya.
Setelah bi Sumi pergi Naya pun melirik Shaka yang berada disebelah azura "ini suami lo, ganteng juga" ucap Naya sembari melirik Shaka dari bawah hingga atas "hai kenalin aku naya" naya pun mengulurkan tangannya kearah Shaka.
Melihat hal itu azura pun segera menarik tangan shaka menuju kamar nya, ia tidak akan membiarkan naya berdekatan dengan shaka.
"Itu tadi adik kamu" tanya Shaka pada azura saat mereka menaiki tangga.
"Males banget ngakuin si Dugong sebagai adik aku" ucap Naya malas, sementara Shaka hanya menggeleng kan kepalanya ia memahami kekesalan azura pada Naya.
Saat memasuki kamar azura, Shaka cukup terkesima tidak terlalu luas tetapi tertata rapi dan terkesan nyaman.
Azura pun mulai mengeluarkan sisa pakainya dari lemari "Kamu bantuin aku masukin barang-barang nya ke koper ya"
"Emang semuanya mau dibawa, ga mau ditinggalin sebagian gitu" ucap Shaka sambil melihat beberapa foto yang terpajang di dinding.
"Engga nanti dijualin lagi sama si Lisa barang-barang aku" ucap azura, Shaka pun hanya mengiyakan azura dan ikut mengemasi barang-barang milik azura.
Saat sedang mengemasi mata Shaka pun tertuju pada bunga yang terletak di sudut meja kamar azura, bunga itu terlihat sudah layu sepertinya sudah lama berada disana
"Bunga ini" ucap Shaka sambil menunjuk bunga yang ia maksud.
Melihat hal itu sontak jantung azura berdetak lebih cepat "bu-buang aja" ucap nya cepat
"Emangnya bunga ini dari siapa" tanya Shaka
Azura pun menarik napas nya dalam "itu bunga pertama dan satu-satunya yang pernah altan kasih ke aku"
"Altan?"
"Mantan aku"
Shaka pun mengangguk paham "kalau bagi kamu bunga itu berharga ga usah dibuang disimpan aja" ucap Shaka sambil meletakan bunga itu kembali ditempatnya.
Melihat itu azura pun segera mengambil bunga tersebut "ngapain disimpan udah buang aja" azura pun segera mencampakkan bunga tersebut kearah tong sampah, melihat hal itu ada sedikit rasa senang dihati Shaka.
"Kamu suka bunga" tanya Shaka mengalihkan pembicaraan dari sang mantan.
"Suka, suka banget"
"Oh ya beneran" Azura pun mengangguk cepat
Mereka pun kembali mengemasi barang-barang azura sembari sesekali bercanda dan tertawa bersama terlebih lagi saat Shaka menemukan Poto kecil azura dengan rambut dikepang dua serta gigi nya yang masi ompong dua.
"Ih mas...sini balikin potonya" teriak azura sembari berjinjit-jinjit berusaha meraih Poto yang di pegang oleh shaka.
"Poto ini buat mas aja ya" ucap Shaka sambil memotret Poto azura dengan kamera ponselnya.
"Buat apa si mas, udah sini balikin"
"Buat dipajang di kamar kita, boleh ya" ucap Shaka sambil menaik turun kan alisnya sembari tersenyum jail kearah azura.
"Ih ga ya mas, jelek gitu potonya"
"Cantik sayang, kamu itu dimata mas selalu cantik"
"Dih gombal" ucap azura, pipi nya sudah memerah sekarang, melihat hal itu justru membuat Shaka tertawa sembari mencium pipi azura yang memerah.
"Mas" azura kaget dengan yang baru saja di lakukan Shaka.
"Biar merah di pipinya hilang" ucap Shaka enteng sembari membereskan barang-barang azura yang akan dibawa, sementara azura sudah terduduk lemas memegangi pipinya. "Jantung gue ga aman" batin azura.
Setelah selesai membereskan barang-barang azura, mereka pun memutuskan untuk segera kembali ke pesantren.
"Bi, aku balik ya" ucap azura menghampiri bi sumi yang sedang menyiram tanaman dihalaman depan.
"Eh kok cepat banget non, emangnya ga mau nunggu tuan sama nyonya balik" tanya bi Sumi.
"Ga usah bik, aku titip salam aja buat ayah"
"Yaudah deh kalau begitu nanti bibi sampaikan"
"Oh ya bik, itu oleh-oleh dari Istanbul aku letakan di meja dapur ya buat bibi" ucap azura memberi tau.
"Buat bibi non?" Tanya bi Sumi dan azura pun mengangguk "wah terimakasih ya non"
"Sama-sama bi, yauda aku balik dulu ya bi" ucap azura sambil mencium tangan bi sumi, ia memang sering mencium tangan bi Sumi ketika ingin berpergian karena azura sudah menganggap bi Sumi seperti ibunya sendiri.
"Kita pamit ya bi, assalamualaikum" ucap Shaka sembari membawa dua koper yang berisikan baju dan juga barang-barang milik azura.
"Wa'alaikumussalam"
****
Seorang pemuda sedang berjalan mondar-mandir sembari sibuk dengan handphone yang ia genggam, sepertinya ia sibuk menghubungi seseorang.Terlihat beberapa Poto seorang gadis bersama seorang pemuda terpajang di dinding kamar tersebut, senyuman dan tawa pun terpancar dari foto-foto tersebut.
"Kenapa kamu ga bisa dihubungi lagi si, ra" ucapnya sambil terus berusaha menghubungi seseorang.
Ia pun memandangi foto-foto yang baru kembali ia pajang beberapa hari lalu, karena sebelumnya ia sempat menurunkan foto-foto itu dari tempatnya.
"Kamu kangen kita yang dulu kan ra, sama aku juga" ucapnya sambil memandang sebuah foto.
"Maafin aku, aku tau aku salah" ia pun terduduk Kembali mengingat apa yang di katakan oleh gadisnya itu beberapa hari yang lalu sebelum ia pergi "kamu ga beneran pergi dari aku kan, ra"
Penyesalan, itu la yang ia rasakan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
di Langit Istanbul
Teen FictionHappy reading❤ . . . Azura shenna gadis pemilik mata indah , penuh senyuman dan juga keceriaan banyak yang merasa iri kepadanya memiliki wajah cantik, sahabat yang selalu ada bersamanya, Seorang Pacar, dan berasal dari keluarga kaya yang harmoni...