3

119 9 0
                                    

"Istanbul"

"Iya bi, bolehkan shaka izin liburan ke Istanbul" Ucap shaka meminta izin pada abi nya yang saat ini mereka sedang duduk santai disofa ruang keluarga.

"Iya boleh" Ucap reyhan memberi izin pada putranya itu.

Adiba pun keluar dari dapur sambil membawakan teh dan juga cemilan untuk suami dan putranya "nanti kalau sudah di Istanbul jangan lupa mampir kerumah Hanum ya ka" ucap adiba sambil memberikan teh kepada suaminya rayhan.

"InsyaAllah ummi"

Shaka Altair zain putra dari pemilik pondok pesantren az-zain, para santri dan santriwati kerab menyebutnya dengan sebutan gus shaka, jika pada umumnya putra kyai memilih untuk mengajar dan mengabdi di pondok pesantren milik keluarganya berbeda dengan shaka, shaka memilih menjadi seorang dokter dan sekarang ia bekerja di salah satu rumah sakit terbaik di kotanya, selain memiliki wajah yang tampan shaka juga seorang tahfiz Qur'an 30 juz, maka tak jarang banyak santriwati maupun para ustazah yang menyukai shaka tetapi sampai saat ini blm ada yang dapat membuat shaka tertarik.

***
Malam ini bulan bersinar dengan terang menyinari langit malam, azura saat ini sedang menatap langit malam lewat jendela kacanya.

Suara deringan telpon memecah lamunan nya, dia melihat hanpone nya dan tertera nama reza di sana.

📞"Halo za"

📞"Halo ra, sekarang lo siap-siap bsk pagi gue jemput lu ya"

📞"Mau kemana emang nya"

📞"Istanbul, tapi lu mau ketemu bunda lu"

📞"Za, gua kan udah bilang gua gak ada uang kalau minta sama ayah gak bakal dikasi, teruskan gua juga harus kerja"

📞"Gak usah lu pikirin semua itu za, gue udah siapin semua nya tiket aman uang buat lu        disana juga aman, soal kerja udah gue bilang papi kalau lu izin gak masuk dulu dan papi uda ngizinin jadi gak ada yg perlu lu khawatir kan lagi"

📞"Reza... Lu serius "

📞"Iya gue serius azura"

📞"Makasih banyak ya za"

📞"Iya, bsk gue yang nganter lu kebandara"

📞"Iyaa"

***
Keesokan harinya, sesuai janji reza kemarin malam bahwa hari ini ia akan mengantarkan azura ke bandara saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju bandara, tadi azura sempat datang ke cafe tempat dia bekerja untuk pamit kepada hanna dan juga bosnya papi reza sekaligus berterimakasih karena sudah membantunya untuk bisa pergi ke Istanbul.

Lalu bagaimana dengan keluarga nya sendiri, jelas azura tidak memberitahu mereka pasalnya jika dia memberitahu dan meminta izin sudah pasti ayahnya akan melarangnya karena hasutan dari istrinya itu.

"Za, sebelum kebandara kita ke tempat altan dulu ya, gue mau bicara sama dia sebentar" Ucap azura dengan pelan pasalnya ia tau bahwa sahabatnya ini sangat tidak menyukai altan.

Reza yang mendengar itu sempat melirik sekilas kearah azura dan kemudian kembali pokus pada jalanan "buat apa si ra, udah gue bilang putusin, tapi apa? sampe sekarang lu masi bertahan di cowo brengsek itu"

Azura mengehela napas nya "selama ini gue terlalu takut kehilangan altan maka dari itu gue memilih untuk bertahan dan berharap kalau suatu hari altan bakal berubah dan kembali seperti altan yang pertama kali gue kenal, tapi setelah gue Pikir-pikir....." Azura menjeda ucapannya  "lebih baik gue akhiri semua ini demi kesehatan mental gue, maka dari itu sebelum ke Istanbul gue mau mengakhiri semua ini za" Ucap azura.

di Langit IstanbulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang